Ini Deretan Kecelakaan Pesawat yang Terjadi pada Bulan Januari
Kejadian ini semakin menambah panjang tragedi kecelakaan yang terjadi sekitar pergantian tahun di bulan Desember-Januari.
Pada 10 Januari 1995, Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 6715 jurusan Bima - Ruteng jatuh di dekat pulau Flores.
Seluruh 10 penumpang dan 4 awak pesawat tewas.
Penerbangan AirAsia 8501
Menjelang pergantian tahun ada 28 Desember 2014, tragedi kecelakaan pesawat menimpa penerbangan AirAsia 8501 tujuan Jakarta-Singapura yang membawa 155 penumpang dan 7 awak.
Dua hari kemudian, 30 Desember 2014, ditemukan puing-puing pesawat serta tubuh manusia yang mengapung di Laut Jawa. Kemudian dinyatakan seluruh penumpang yang berjumlah 162 orang tewas.
Penyebab kecelakaan ini adalah kerusakan bagian rudder-travel-limiter pada bagian ekor pesawat dan kemudian ditanggapi oleh pilot dengan kesalahan fatal.
Miskomunikasi antar pilot dan kopilot yang berlanjut akhirnya menyebabkan pesawat terjatuh.
Kemungkinan Penyebab
Pengamat Penerbangan Budhi Muliawan Suyitno mengungkap sejumlah kemungkinan penyebab jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 .
Mantan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) itu menjelaskan penyebabnya bisa karena murmi kesalahan manusia (human error), teknis atau masalah cuaca.
“Kita harus berpikir sebagai investigator kira-kira dugaan apa yang paling memungkinkan. Bisa saja karena faktor kesalahan manusia (human error). Bisa juga karena teknik yang diawali oleh manusia dan yang lainnya karena cuaca,” ujar mantan Menteri Perhubungan di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ketika dihubungi Tribunnews.com, Minggu (10/1/2021).
Untuk menentukan penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya rute Jakarta-Pontianak itu, menurut dia, harus melihat secara keseluruhan karena bukti-bukti yang ditemukan dari lapangan masih sangat minim.
Namun kata dia, kalau melihat data awalnya, pesawat Sriwijaya yang jatuh ini sudah beroperasi sejak lebih dari 26 tahun yang lalu.
“Kemudian kita bisa menyelidiki track record pesawat ini dari pengoperasiannya dari catatan perawatannya secara konsisten dilakukan apa tidak,” jelasnya.
“Apalagi selama pandemi ini banyak pesawat-pesawat yang grounded, pesawat-pesawat yang tinggalnya di lapangan, tidak beroperasi. Apakah waktu dioperasikan kembali telah memenuhi persyaratan kelayakan udara dan perawatan,” tegasnya.