Dapat Pesan Mendalam Dari Mantan Pejabat, Hotman Paris Langsung Kepikiran
Hotman Paris hanya mengungkap bahwa kiriman sayang sahabat itu, telah memaksanya untuk berpikir tentang hidup.
lihat foto
@yuliaa4215: itu benar dunia hanya panggung sandiwara untuk persinggahan sementara saja tapi hidup di akherat sangat kekal dan abdi
@ani.arofah: Sama bang..hari" begitu cepatnya..skrg umurpun makin tua rambut dah pd ubanan..masa tua cuma cari jalan SURGA tak mikir urusan yg tak perlu..lahir kita sprt apa matipun juga sama tak akan bawa apa" cuma amal dan ibadah kita sangu ne mati.
* Desak Swasta Terlibat Vaksin Covid-19, Alat Yang Dipakai Hotman Paris Jadi Sorotan: Beli di Mana Bang?
Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea menjadi sorotan saat dirinya mendesak pemerintah melibatkan swasta dalam impor vaksin Covid-19.
Menurutnya, jika ditanggung pemerintah sendiri akan terasa sangat berat. Sebab ada ratusan juta masyarakat Indonesia.
Padahal, dari rakyat Indonesia itu, banyak yang mampu membeli vaksin atau ia menyebutnya vaksin mandiri.
"Cepat ikutkan perusahaan swasta untuk mengimpor vaksin agar berbagi tugas untuk mempercepat. Ayo kita percepat, perusahan swasta ikutkan," tegas Hotman Paris.
"Ratusan juta masyarakat indonesia terlalu baerat kalau dikasih gartis semua. Padahal banyak yang mampu, bisa mandiri. Kaya Hotman," kata Hotman Paris.
Namun rupanya, tidak hanya ajakan Hotman Paris yang jadi sorotan.
Melainkan juga sebuah alat yang dipakai Hotman Paris untuk menghirup aroma minyak kayu putih dan air hangat.
"Masukan air, dicampur minyak kayu putih, tutup, abis itu ada maskernya, dinyalain. Nanti ada keluar uap dari sini. Kita akan hirup dari mulut, keluar dari hidung. Air panas yang bercampur dengan air putih," kata Hotman Paris.
Alat tersebut menyerupai sebuah termos listrik untuk memasak air.
Hanya dibagian atasnya ada saluran untuk mengeluarkan uap.
Alat itu berwarna putih dan keribang atau ungu.
"Harusnya dari 3 bulan lalu perusahaan swasta sudah di kasi izin import vaksin mandiri non gratis," tegas Hotman Paris.
