Misteri Pembobol Gudang Emas Kerajaan Majapahit, Maling Dikejar Ternyata Ketemu Hayam Wuruk
Saat itu, tahun 1387, Prabu Hayam Wuruk bermimpi gudang perbendaharaan yang menyimpan koin-koin emas diselimuti kabut putih pekat.
Penulis: Suci Rahayu PK | Editor: Duanto AS
TRIBUNJAMBI.COM - Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu yang terbesar di Nusantara.
Majapahit merupakan kerajaan kaya raya dan maju peradabannya.
Bangunan-bangunannya megah. Armada lautnya sampai ke wilayah-wilayah luar negeri.
Satu di antaranya cerita ditulis Pastor Katolik Odorico da Pordenone yang pernah mengunjungi Kerajaan Majapahit.
Pria bernama lengkap Odorico Mattiussi atau Odorico da Pordenone (1286-1331) ini merupakan penjelajah terkenal pada abad pertengahan.
Baca juga: Kutukan Lembu Sora di Gunung Kelud dan Runtuhnya Majapahit, Sains & Legenda Ratusan Tahun
Dalam buku Pastor Odorico Mattiuzzi yang berjudul "Perjalanan Pastor Odorico" disebutkan bahwa Majapahit merupakan kerajaan yang sangat kaya.
Odorico terpesona saat singgah di ibu kota Wilwatikta pada tahun 1322.

Ia mendapatkan izin tinggal sementara di Wilwatikta ibu kota Majapahit.
Kala itu, raja Majapahit adalah Jayanegara.
Dalam catatannya, Pastur Odorico menyebutkan dinding istana Majapahit berlapis emas.
Bagian luarnya banyak ukiran-ukiran emas gambar ksatria-ksatria.
Kepala patung ksatria dikelilingi lingkaran-lingkaran emas.
Ini seperti patung orang-orang suci dalam tradisi Kristen Katolik di Italia.
Baca juga: Sidang Perdana Praperadilan Rizieq Shihab, PN Jakarta Selatan Dijaga Ketat Ribuan Personel Gabungan
Sejarawan Mojokerto, Ayuhannafiq, menuturkan berangkat dari itulah mitos kabut tebal yang selalu menyelimuti wilayah kerajaan Majapahit muncul.
Saat itu, tahun 1387, Prabu Hayam Wuruk bermimpi gudang perbendaharaan yang menyimpan koin-koin emas diselimuti kabut putih pekat.
Raja ke-4 Majapahit ini meminta penjagaan di gudang penyimpanan diperketat.
Dan malam berikutnya memang ada kabut di gudang penyimpanan dan terjadi pencurian.
Sejumlah koin emas hilang.
Kejadian itu berulang hingga dua kali.
Pada kali kedua inilah penjaga sempat memergoki dan mengejar pencurinya.
Saat dikejar, ternyata pencuri itu masuk ke dalam keraton.
Ketika itu kondisi keraton begitu ramai.
Pembesar kerajaan, Patih Gajah Nggon, ikut mengepung keraton yang merupakan tempat peristirahatan Prabu Hayam Wuruk.
Baca juga: Harapan Untuk Jadi Guru PNS Pupus, Pemerintah Tak Buka CPNS 2021 Formasi Guru, Ini Penggantinya
Patih Gajah Nggon kemudian masuk keraton.
Para prajurit terus berjaga di luar, menunggu aba-aba sang patih.
Tapi saat di dalam, sang patih kaget seketika.
Saat dicek Patih Gajah Nggon, ternyata di dalam Kedaton hanya ada Prabu Hayam Wuruk.
Dalam penglihatan sang patih tak ada pencuri di sana.
Kemudian, selang dua tahun, tepatnya 1389, Prabu Hayam Wuruk mangkat.
Sejak itu, kabut putih selalu menyelimuti ibu kota kerajaan hingga sekarang.
Ia menuturkan mitos munculknya kabut merupakan cara raja Hayam Wuruk melindungi Majapahit.
Baca juga: Anya Geraldine Trending Topic Gegara Tubuhnya yang Kotor Terluka, Gading Marten Kok Beraksi Begini!
Siapa Sebenarnya Pastor Odorico
Odorico da Pordenone memiliki nama asli Odorico Mattiussi atau Mattiuzzi.
Ia lahir di Villanova, Pordenone pada 1286 dan meninggan dunia di Udine, Friuli, 14 Januari 1331.
Odorico merupakan pastor ordo Fransiskan.
Ia merupakan penjelajah terkenal Abad Pertengahan.
Odorico merupakan referensi bagi para penjelajah selanjutnya.
Catatan perjalanannya menggambarkan kesederhanaan, kegigihan dan tekadnya dalam menjalankan kegiatan misionaris.
Perjalanan Odorico ke Timur (Asia) dimulai sekitar tahun 1316-1318 dari Venesia.
Dari Venesia ia melalui Konstantinopel, Jazirah Turki dan Iran menuju Hormuz di Teluk Persia.
Dari Hormuz perjalanan dilanjutkan dengan berlayar, dan berturut-turut menyinggahi berbagai pelabuhan di Mumbai, Malabar, Srilangka, Madras, Sumatra, Jawa, Banjarmasin di pantai selatan Kalimantan, Champa, dan akhirnya Guangzhou.
Sekitar tahun 1324-1327, Odorico tinggal di Cina yang saat itu di bawah kekuasaan Dinasti Yuan, untuk menjalankan tugas misionarisnya.
Odorico kemudian melakukan perjalanan pulang melalui jalan darat, rutenya diperkirakan melewati Mongolia, Tibet, Persia utara, dan Tabriz di perbatasan Iran dan Armenia.
Atas tugas-tugas misionarisnya, ia dijuluki "Rasul bagi Bangsa Cina".
Dalam perjalanan ketika hendak melapor kepada Paus di Avignon, Odorico jatuh sakit di Pisa.
Pastor Odorico kemudian kembali ke Udine dan meninggal di sana tahun 1331.
Pada bulan Juli tahun 1755, Odorico dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XIV.
Itulah perjalanan Pastor Odorico yang sempat singgah di kerajaan Majapahit pada tahun 1300-an.
( Tribunjambi.com/Suci Rahayu )
Baca juga: Ramalan Keberuntungan Zodiak 4 Januari 2021 Uang Datang Bertubi-tubi Tambah Happy