Berita Jambi
Yayasan Setara Jambi Gelar Kegiatan Konsultasi Publik, Strategi Percepatan Penerbitan STDB di Jambi
Dalam Rangka Membantu Percepatan Penerbitan STDB, Setara Jambi Menyerahkan 5000 Data-Peta Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Kepada Disbunak
Yayasan Setara Jambi Gelar Kegiatan Konsultasi Publik, Strategi Percepatan Penerbitan STDB di Provinsi Jambi
TRIBUNJAMBI.COM - Dalam Rangka Membantu Percepatan Penerbitan STDB, Setara Jambi Menyerahkan 5000 Data-Peta Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Kepada Disbunak Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Bertempat di Room Cemara O2 Weston Hotel Jambi, Senin (21/12/2020) Yayasan Setara bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi melaksanakan kegiatan Konsultasi publik.
Dengan tema Strategi Percepatan Penerbitan STDB Di Provinsi Jambi Dan Penyerahan Data Aplikasi Jaladisbunak Oleh Setara Jambi Kepada Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Baca juga: DAFTAR 6 Wakil Menteri Baru Yang Dilantik Presiden Jokowi Hari Ini Bersamaan Dengan 6 Menteri Baru
Baca juga: Perangai Teddy Habis Terbongkar Gegara Fitnah Rizky Febian dan Putri Delina, Dihina Kayak Ngemis!
Baca juga: Irjen Petrus Reinhard Golose Dilantik Jokowi Sebagai Kepala BNN Gantikan Komjen Heru Winarko
Yayasan Setara merupakan NGO yang berdiri sejak 2007.
NGO ini concern melakukan kegiatan pemberdayaan petani kecil, salah satunya petani kelapa sawit swadaya.
Kegiatan konsultasi ini di ikuti oleh 35 orang partisipan yang terdiri dari perwakilan KUD, Pemerintah desa, kelompok tani, instansi pemerintah terkait serta akademisi.

Hadir sebagai narasumber Prasetyo Jati dari Dirjen Perkebunan, Panca Pria dari Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Fauziah dari Dinas Perkebunan Tanjung Jabung Barat dan Yan Ery Kadis DPM PTSP Tanjung Jabung Barat.
Dalam sambutannya ketua Yayasan Setara Jambi Nurbaya Zulhakim mengatakan, Setara sejak 2007 melakukan pemberdayaan untuk petani kecil swadaya kelapa sawit dan pangan.
"Hari ini kita focus apa itu STDB. Di Tanjabbar ada 2 asosiasi hampir 500 pekebun, yaitu FPS MRM dan APBML. 1300 pekebun sudah mendapatkan sertifikasi RSPO," ujarnya.
Baca juga: Pernyataan Tegas Calon Menag Yaqut Cholil Qoumas: Agama Jangan Lagi Digunakan Jadi Alat Politik
Baca juga: PROFIL 6 Menteri Baru Yang Ditunjuk Jokowi, Dilantik Pagi Ini di Istana Negara
Baca juga: Jawaban Menohok Bilqis pada Adit Jayusman, Ayu Ting Ting: Dia Bilang Gak Usah Punya Papa Deh!
"Petani swadaya belum memiliki kapasitas yang sama dengan petani plasma dan perusahaan. Petani swadaya banyak yang melakukan pengelolaan sawit hanya melihat dari tetangganya, tapi mereka tidak mendapatkan informasi budidaya yang baik, legalitas apa saja dan kebijakan apa yang harus kita ikuti," sambungnya.
"Harapan kami adalah ada solusi bersama tentang tantangan yang kita hadapi selama ini. Setara sudah melakukan pemetaan kurang lebih 5000 persil di Kab. Tanjabbar. Belum semua data terisi lengkap karena keterbatasan dilapangan," katanya.
"Kami juga membangun aplikasi namanya “Jaladisbunak”yang ada di android untuk dalam pendaftaran STDB. PR kami adalah bagaimana 5000 persil yang kami dapatkan bisa diproses dan terbit STDB nya," ujarnya.

Menurutnya, acara pada hari ini adalah mencari solusi mengenai STDB antara dinas perkebunan dan DPMPTSP dari beberapa daerah seperti Kabupaten Tebo, Batanghari dan Kabupaten Tanjabbar.
"Konteks kerjasama adalah mempermudah akses KUD/organisasi/petani dampingan kami kepada pemerintah atau stakeholder lainnya," Jelas Baya.
Prasetyo Jati dari Dirjen Perkebunan yang menangani bidang Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan memberikan penjelasannya mengenai PUP dan STDB.