UMKM di Jambi ini Mampu Menjual Hingga 80 Porsi per hari, Walau Berada di Dalam Gang Sempit

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Tempat jualan tidak selamanya menentukan kesuksesan dalam berusaha.

Seperti yang dialami UMKM kuliner Kedai Thai tea dan ayam geprek putri raja

Berlokasi di dalam gang sempit yang jauh dari jalan protokol tidak menghalangi tempat makan yang fokus berjualan take away ini untuk sukses.

Setiap hari kedai ini tidak pernah kekurangan konsumen,driver ojol selalu hadir di garasi yang disulap menjadi tempat memproduksi ayam geprek andalan dari UMKM kuliner ini.

Setidaknya setiap hari UMKM ini mampu menjual hingga 80 porsi, itu belum termasuk jika mendapatkan pesanan untuk acara.

Baca juga: Sandiaga Uno Minta Maaf Langsung ke Istri Depan Orang Banyak, Ada Apa? Padahal Lagi Sambutan

Baca juga: Presiden Jokowi Melantik Ir Hartono MSc sebagai Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove

Baca juga: Kini Giliran Mantan Istri Teddy Ungkap Sifat Aslinya, Sebut Teddy Punya Anak dari Hasil Selingkuh

Mulai hadir enam bulan yang lalu, di saat corona masih menjadi momok para pengusaha.

UMKM ini justru meneguk keuntungan.

Berjualan dengan memanfaatkan garasi rumah membuat Sri Rahayu pemilik UMKM Kedai Thai tea dan ayam geprek putri raja bisa berjualan 24 melayani konsumen yang melakukan pesanan via aplikasi ojol.

Konsep cerdas “ Take away “ yang dia usung juga membuat usahanya terhindar dari kerumunan massa.

Paling hanya driver ojol yang bergantian datang mengambil pesanan.

Selain itu, diberlakukanya jam malam memberikan keuntungan tersendiri untuk bisnisnya.

Sehingga banyak konsumen yang mengalihkan pesanannya ke tempat dia.

Kesuksesannya tidak hanya dipengaruhi faktor keberuntungan dan jeli menangkap peluang pasar saja.

Kualitas produk yang dia miliki membuat konsumenya kembali melakukan pesanan.

Bahkan ada yang melakukan pesanan dalam jumlah yang banyak untuk acara di rumahnya.

Saat ini, UMKM di Jambi ini telah memiliki banyak varian menu.

Mulai dari beraneka varian ayam geprek, mie goreng, mie rebus, indomie goreng, indomie rebus, burger dan kebab.

Harganya juga lumayan murah, untuk ayam gepreknya saja harganya mulai dari Rp 12 ribu.

Sri Rahayu menceritakan, sebelum memanfaatkan garasniya, dulu dia hanya memanfaatkan dapurnya untuk memproduksi ayam geprek.

Saat itu menunya hanya ayam geprek original, cara pemasaranyapun hanya mengandalkan Facebook.

Namun penjualanya sudah mampu mencapai 30 porsi perhari.

Enam bulan yang lalu dia mulai berinovasi dengan membuat berbagai macam varian menu ayam geprek.

Untuk pemasaranyapun dia mulai bekerjasama dengan ojol.

Di tambah lagi dia mulai membuat brand dagangnya dan mulai bersinggungan dengan berbagai macan teknik pemasaran di dunia maya.

Ayam geprek lada hitamnya kini sudah menjadi favorit konsumen, 70 persen pesanannya didominasi oleh menu satu ini.

Sri Rahayu mengatakan ke depannya dia akan memanfaatkan teras rumahnya untuk konsumen yang ingin makan di tempat.

“Ya jaga-jaga saja sih, soalnya saat ini saja, sudah ada satu dua orang yang makan di sini,” katanya kepada Tribunjambi.com beberapa hari yang lalu.

Selain itu dia juga ingin membuat lebih banyak lagi pilihan menu.

Sri sendiri memiliki harapan agar usahanya ini bisa lebih besar lagi.

Seperti tempat yang biasa dia kunjungi dulu, yang kini telah menjadi resto ternama di daerah Telanai.

Impiannya itu bukan tanpan alasan, wanita berhijab yang mempelajari teknik memasak secara otodidak ini memang dibesarkan dengan lingkungan perniagaan.

Dahulu orang tua Sri juga berjualan kuliner.

Saat itu ibu dua orang anak ini juga ikut membantu usaha orang tuanya.

Sehingga dia hafal betul seluk beluk usaha kuliner, mulai dari produksi hingga pemasarannya.

Ditambah lagi dengan kemampuannya berinovasi membuat dia makin optimis dalam membesarkan bisnisnya ini. ( Tribunjambi.com/Rinaldi ).