Berita Kerinci

Keseruan Lomba Layang-Layang di Kerinci

Pantauan Tribunjambi.com, pada final lomba layang layang di Koto Iman, puluhan Layang-layang menghiasi langit Tanco

Penulis: Herupitra | Editor: Nani Rachmaini
Herupitra
Desember 2020, pemuda dua desa Koto Iman, Kerinci menggelar pertandingan Layang-layang 

TRIBUNJAMBI.COM, KERINCI -Lomba Layang-layang Darek/berekor merupakan permainan masyarakat di Kabupaten Kerinci. Lestarikan Permainan tersebut, Pemuda dua desa Agung Koto Iman dan Koto Iman, Kecamatan Tanco mengelar pertandingan Layang-layang.

Bermain Layang-layang ternyata bukan sebatas menjadi kegemaran anak-anak, melainkan juga bagi pemuda hingga orang dewasa. Pemandangan itu terlihat saat pemuda dua desa Koto Iman, Kerinci menggelar pertandingan Layang-layang.

"Di Kerinci permainan ini sudah diwariskan secara turun temurun. Kami menggelar pertandingan ini sudah lebih satu bulan dan masyarakat antusias untuk mengikuti," ujar ketua pelaksana, Joko Putra ditemui, Senin (21/12/2020) saat final lomba tersebut.

Joko mengulas pertandingan Layang-layang Darek/berekor merupakan permainan masyarakat Kerinci yang sudah menjadi tradisi. Menurutnya, jenis Layang layang darek berekor banyak dimainkan oleh masyarakat saat cuaca cerah.

Katanya bentuk Layang-layang ada yang khas bundar dan lonjong, serta mempunyai ekor panjang, yang memiliki daya tarik tersendiri saat diterbangkan.

Diungkapkannya lomba kali juri akan menilai Layang-layang yang berhak jadi pemenang apabila posisi tali (nilon) saat mengudara layaknya tegak kepala. Sebagaimana lazimnya pertandingan ini, seluruh peserta lomba akan dilihat tali Layang-layang, yang bisa mendekati tegak lurus sebagaimana ketentuan dari dewan juri tersebut.

"Biasanya, momentum saat penilaian oleh juri itu seluruh peserta yang menerbangkan Layang-layang masing-masing, tidak diperkenankan memegang melainkan membiarkan talinya diiikat di sebatang buluh bambu atau kayu," ujarnya. 

Selanjutnya, dewan juri melakukan penilaian ketika posisi Layang-layang di udara yang diperkirakan hanya berlangsung dalam waktu relatif singkat yang sebelumnya ditentukan oleh panitia. Sejurus itu, disaksikan oleh para penonton, termasuk peserta secara bersama-sama memperhatikan proses.

Sejauh ini, pertandingan Layang-layang Darek berekor bisa diikuti oleh berbagai kalangan, baik yang muda maupun yang tua, termasuk seluruh kalangan masyarakat.

"Peserta dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp 15 ribu dengan sistem gugur, tapi layangan yang masih bisa untuk mendaftar kembali. Total hadiah yang diperebutkan Rp 10 juta," jelas Joko.

Untuk aturan permainan, menegaskan layang layang yang diikutkan dalam pertandingan ialah layang layang darek berekor. Kemudian, dalam permainan tempat penambangan benang dibuat sesuai arah putaran angin.

"Peserta diberi aba aba oleh juri. Selama tiga menit tali layangan berada tempat penambangan tidak boleh dipegang, hingga hitungan mundur dari sepuluh sampai satu, maka layangan yang paling di depan atau tegak luruslah yang menjadi pemenang," jelas Joko.

Jika ada peserta yang belum puas atau protes panitia menerimanya.

"Biasanya yang sering diprotes tali layangan yang dinilai pendek dari layangan lainnya. Untuk itu maka diukur ulang kembali tali tersebut," jelasnya lagi.

Pantauan Tribunjambi.com, pada final lomba layang layang di Koto Iman, puluhan Layang-layang menghiasi langit Tanco. Para peserta berlarian menarik tali layangannya.

Cukup seru melihat para peserta yang berlarian mengejar layangannya yang putus. Banyak juga layangan yang putus tali benangnya, hingga membuat gagal menuju babak penghitungan.

Baca juga: Masa Pamdemi ialah Waktu Yang Tepat Untuk Meningkatkan Prestasi

Baca juga: Tempeleng Kepala Soeharto, Nasib Pendiri Kopassus Ini Berubah Kala Pak Harto Jadi Presiden Indonesia

Baca juga: Diduga Terlibat Bisnis Ratusan Ribu Benih Lobster Senilai Rp 13,1 M Ketua RT di Kota Jambi Diamankan

Peserta yang mendapat juara pada perlombaan kali ini menuturkan, bahwa lomba layang-layang tidak hanya mengandalkan kemampuan layangan saja. Namun angin juga mempengaruhi hasil dari lomba.

"Layangan yang bagus itu bisa dilihat dari bentuk layangannya dan rahutan bingkainya. Jika rahutan dan bentuknya itu pas, maka kekuatan akan bagus," jelas Aulia.

(Herupitra)

Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved