Nekat Melawan Amerika, Damaskus Berkomplot dengan Rusia, China dan Iran, Ini yang Terjadi di Suriah

Penasihat khusus Presiden Suriah Bashar Assad, Buthaina Shaaban dengan tegas melawan tekanan dari Pemerintah Amerika Serikat.

Editor: Teguh Suprayitno
AFP/NAZEER AL-KHATIB
Militer Turki dan Suriah dilaporkan terlibat baku tembak di perbatasan. 

Nekat Melawan Amerika, Damaskus Berkomplot dengan Rusia, China dan Iran, Ini yang Terjadi di Suriah

TRIBUNJAMBI.COM, BEIRUT - Penasihat khusus Presiden Suriah Bashar Assad, Buthaina Shaaban dengan tegas melawan tekanan dari Pemerintah Amerika Serikat.

Shaaban menegaskan bahwa pihaknya tak akan mungkin menghapus Iran atau Hizbullah dari Suriah.

Sikap tegas Shaaban itu disampaikan kepada saluran televisi Al-Mayadeen Lebanon, Sabtu (19/12/2020).

Pernyataan Shaaban itu sebagai respon terhadap tekanan AS yang mendesak Suriah mengoreksi hubungan dengan Iran dan Hizbullah.

Baca juga: Ternyata Biden Lagi Siapkan Rencana Mengerikan Ini, Dunia Salah Anggap Biden Lebih Baik dari Trump

Baca juga: Timor Leste Bahaya! Diserbu Ratusan Militer Australia, Orang-orang Lokal Dibunuh, Begini Kondisinya

Baca juga: Begini Nasib Wanita yang Hina Presiden Jokowi, Kok Bisa Tak Dipenjara? Fakta Ini Buat Polisi Kaget

Shaaban juga mengingatkan pernyataan utusan khusus AS untuk Suriah, James Jeffrey, telah mencampuri kedaulatan negaranya.

“Tidak ada yang bisa memutuskan hubungan Damaskus dengan Iran, Hizbullah dan perlawanan Palestina," tegasnya.

Shaaban juga menegaskan, hubungan Damaskus dan Moskow, China, dan Iran adalah hubungan yang adil dan didasari rasa saling hormat.

Kendaraan lapis baja militer AS berpatroli dekat ladang minyak Rumaylan di Provinsi Hasakeh yang dikuasai Kurdi Suriah pada 17 September 2020.
Kendaraan lapis baja militer AS berpatroli dekat ladang minyak Rumaylan di Provinsi Hasakeh yang dikuasai Kurdi Suriah pada 17 September 2020. (AFP/Delil SOULEIMAN)

Rusia dan China menghormati sekutu mereka. "Rusia tidak dapat meminta Damaskus mengusir Iran atau Hizbullah dari tanahnya, karena ini sama sekali tidak mungkin," kata Shaaban.

Pemerintah Iran mengatakan kehadiran mereka di Suriah adalah atas permintaan otoritas Suriah. Mereka akan tetap berada di negara itu sampai mereka diminta mundur oleh Damaskus.

Laporan yang muncul terkait penarikan milisi Hizbullah dari Suriah, terbukti tidak benar. Kelompok bersenjata Lebanon itu mempertahankan hubungan yang kuat dengan pemerintah Suriah.

Di Teheran, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengecam Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, seraya mengatakan Pompeo memiliki obsesi terhadap Iran.

“Tuan Pompeo terobsesi Iran lagi,” kata Khatibzadeh, menyebutkan sembari menyisipkan tagar frasa terkenal yang pernah diucapkan Pompeo sebagai Direktur CIA, “kami berbohong, kami menipu, kami mencuri”.

Baca juga: GEGER 2 Polisi Terkapar Ditikam Massa Aksi 1812, Ketua PA 212: Kami Yakin 100% Mereka Bukan dari FPI

Baca juga: Istri Edhy Prabowo Ketahuan Lakukan Ini di Amerika, KPK Langsung Cegah, Begini Fakta yang Buat Syok

Baca juga: VIRAL Jawara Silat Tantang Brimob Saat Aksi 1812, Pasang Kuda-kuda dan Tinju Maut, Ini yang Terjadi

“Kenyataan, rezim AS telah lama merencanakan kudeta dan mengobarkan perang terhadap Iran dan tetangga mereka,” lanjut Khatibzadeh.

“Tak terhitung telah terbunuh. Orang Amerika yang paling rentan disalahgunakan sebagai umpan meriam. Ini sifat asli rezimnya," imbuhnya.

Pada 17 Desember 2020, Mike Pompeo menyerang Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, setelah tokoh dihormati itu bersumpah membalas pembunuhan Mayjen Qassem Soleimani, yang terbunuh pada 3 Januari 2019.

“Amerika Serikat selalu mencari perdamaian dengan rakyat Iran. Selama 41 tahun Republik Islam Iran yang lalim dan ulama yang berkuasa telah menindas rakyat Iran sambil mencari konflik dan menjanjikan kekerasan terhadap barat. Ini adalah sifat asli rezim tersebut," kata Pompeo.

Pompeo telah berulang kali menggunakan Twitter untuk menyerang Republik Islam Iran, dengan serangan terus menerus ditujukan ke Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javid Zarif, Presiden Hassan Rouhani, dan Pemimpin Tertinggi Iran.

Di Teluk Persia, perkembangan lain tak kalah seru, Armada ke-71 Angkatan Laut Iran diberitakan mengirim kapal perangnya ke laut lepas untuk menjaga rute maritim kapal-kapal Iran di perairan internasional, khususnya Teluk Aden.

Tentara Turki di kota Suriah Ras al-Ain memperhatikan ketika tank menembak di posisi yang dihuni milisi dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dengan Kurdi sebagai tulang punggungnya pada 28 Oktober 2019. Militer Turki dan Suriah dilaporkan terlibat baku tembak di perbatasan, dengan enam tentara Suriah tewas.
Tentara Turki di kota Suriah Ras al-Ain memperhatikan ketika tank menembak di posisi yang dihuni milisi dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dengan Kurdi sebagai tulang punggungnya pada 28 Oktober 2019. Militer Turki dan Suriah dilaporkan terlibat baku tembak di perbatasan, dengan enam tentara Suriah tewas. (AFP/NAZEER AL-KHATIB)

Armada baru yang meninggalkan perairan selatan Iran pada Sabtu itu terdiri kapal perusak Alborz buatan Iran, dan kapal perang pengangkut helikopter bernama Khark.

Sesudah menjalankan misinya di laut bebas, armada ke-70 Angkatan Laut Iran bergantian kembali ke Bandar Abbas di Iran selatan.

Armada kapal perang ke-70 Angkatan Laut Iran, yang terdiri dari kapal perusak Sablan dan kapal perang logistik-tempur Lavan, disambut Komandan Angkatan Laut Iran, Laksamana Jafar Tazakkor.

Armada ke-70 Angkatan Laut kembali ke negara itu setelah berhari-hari berlayar dan memenuhi misi serta membangun keamanan untuk kapal kargo Iran di Teluk Aden dan Selat Bab al-Mandab.

Laksamana Tazakkor mengatakan armadanya bertugas memantau dan mengidentifikasi kapal asing di perairan internasional, serta menjaga kepentingan maritime Iran.

“Kami tidak bercanda dengan negara asing dan kekuatan di kawasan dan di luar kawasan. Keamanan kepentingan kami adalah garis merah kami,” tegasnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, pasukan angkatan laut Iran telah meningkatkan kehadiran mereka di laut lepas untuk mengamankan rute angkatan laut dan melindungi kapal dagang dan kapal tanker minyak dari perompak.(Tribunnews.com/AlMasdarNews /xna)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tanggapi Tekanan Amerika, Damaskus Takkan Usir Iran/Hizbollah dari Suriah.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved