Berita Nasional
HARGA Daging Babi Saingi Daging Sapi di Siantar, Warga Beralih Beli Daging Aili yang Lebih Murah
Harga daging babi per kilogram merangkak naik menyaingi harga sapi. Di Kota Pematangsiantar, harga rata-rata daging babi mencapai Rp 110 ribu per
TRIBUNJAMBI.COM, SIANTAR - Harga daging babi sampai menyaingi daging sapi di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
Ya, kenaikan itu menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2021.
Harga daging babi per kilogram merangkak naik menyaingi harga sapi.
Di Kota Pematangsiantar, harga rata-rata daging babi mencapai Rp 110 ribu per kilogramnya.
Noel Lingga, salah satu pemasok daging babi menyampaikan beberapa Minggu terakhir, harga daging babi meningkat mulai dari awalnya Rp 55 ribu, kini menjadi Rp 110 ribu.
"Kemarin per kilogram itu Rp 55 ribu, terus naik jadi Rp 60 ribu, Rp 80 ribu sampai sekarang, harga rata-rata Rp 110 ribu," ujar Noel yang juga merupakan anggota DPRD Pematangsiantar ini.
Baca juga: Ramalan Shio 14 Desember 2020 - Shi Kambing, Anjing dan Babi Diprediksi Beruntung
Baca juga: Peruntungan Shio 2021 Paling Lengkap, Shio Babi Panen, Shio Monyet Lancar, Shio Ular Jangan Malas
Baca juga: Ramalan Shio Kamis 10 Desember 2020 - Shio Babi Stres, Takut dan Putus Asa, Shio Kuda Habiskan Uang
Noel menyebut dugaan harga babi terus meningkat lantaran pasokan babi dari peternak minim.
Sebab peternak babi sempat mengalami kesulitan mengembangkan hewan ternak usai dihantam badai virus hog cholera setahun lalu.
Itu sebabnya, banyak babi yang tak cukup umur untuk dipotong dan didistribusikan ke pedagang.
"Kalau melihat suasana saat ini, sangat mungkin harga babi naik terus mendekati natal dan tahun baru 2021. Mau bagaimana, beternak babi, eh mati terus," ujar Noel.
Sebagai wakil rakyat Pematangsiantar, yang notabene warganya banyak mengonsumsi babi, Noel berharap Pemko Pematangsiantar melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dapat mengakomodir kebutuhan daging babi.
Harapannya itu diperkuat lantaran beternak babi di Siantar memang sulit karena diatur oleh undang-undang.
"Karena beternak babi di Siantar sulit.
Harapan kita bagaimana perusahaan daerah, seperti PD PAUS bisa membuat peternakan babi. Kira kira itu harapannya," tutur Noel.
Sementara itu, pantauan wartawan, Rabu (16/12/2020) sejumlah pengendara setiap menitnya melipir ke dagangan babi hutan atau biasa disebut 'aili' di Jalan Gereja, Kelurahan Aek Nauli, Kecamatan Siantar Selatan.
Di sini sejumlah pembeli memesan babi untuk dibawa pulang.
Baca juga: Hotman Paris Tolak Jadi Pengacara Habib Rizieq Shihab, Alasannya Ternyata karena Orang Konglomerat
Baca juga: Perang Lawan Covid-19, Ampuhkah Vaksin Digunakan? Ini Kata Plt Kadinkes Jambi dan Ketua IDI
Baca juga: SEDANG TAYANG! Mata Najwa Trans7, Live Streaming di Sini, Seru Bahas Tragedi Tewasnya 6 Laskar FPI
Seorang pedagang menyebutkan, harga aili per kilogram hanya Rp 40 ribu. Ia menyebut saat ini permintaan cenderung naik, meski tak menyebut perolehan keuntungannya setiap hari.
"Kemarin 30 ribu/ kilogram.
Kalau sekarang Rp 40 ribu/ kilogram.
Ada kenaikkan lah, tapi nggak banyak.
Bisa ditanyakan aja ke pedagang lain," ujar pria irit bicara itu.
Menurut penuturan pelanggan bermarga Manurung, dirinya lebih membeli aili dibanding membeli daging babi potong di pasar yang saat ini harganya tak terbeli.
Dengan tetap memakan babi ia bisa membagi kebutuhan untuk belanja yang lain.
"Lebih murah walau rasanya beda. Jadi bisa membagi uang dengan kebutuhan natal yang lain," ujar Manurung.
Harga Babi Hidup di Medan Rp 70 Ribu Per Kg
Harga daging babi terus mengalami kenaikan. Saat ini babi hidup dijual Rp 60 ribu per kilogram dan diperkirakan bisa mencapai hingga Rp 70 ribu per kilogram hingga akhir tahun.
Ketua Asosiasi Peternak Babi (Asperba) Sumatera Utara, Hendri Duin Sembiring mengatakan kenaikan harga daging babi ini sudah terjadi tiga bulan belakangan. Hal ini terjadi karena kelangkaan stok saat ini.
"Saat ini stok babi enggak ada, populasinya berkurang karena enggak ada lagi orang beternak babi sejak wabah beberapa waktu lalu yang menyebabkan banyak babi mati," katanya.
"Peternak sudah mencoba untuk beternak babi lagi, sudah disterilkan juga. Tapi begitu virus ini masuk ya mati lagi babinya semua. Sekarang kita hanya ada tiga perusahaan besar yang hidup di Sumut ini. Sebelumnya kita sempat ambil juga dari Pekanbaru, Jambi, dan Lampung," lanjutnya.
Baca juga: Inilah Data Penggunaan Surat Suara Pilgub Jambi 2020 di Kota Jambi, Tak Terpakai 143 Ribuan
Baca juga: Daftar 12 Artis Terinfeksi Covid 19, Seorang Artis Senior Dinyatakan Meninggal Dunia
Baca juga: Presiden Jokowi Masuk Daftar 50 Muslim Berpengaruh Dunia, Naik Setingkat dari Peringkat Tahun Lalu
Ia mengatakan dalam kondisi normal harga babi hidup paling maksimal hanya Rp 32 ribu per kilogram.
Namun ia memprediksi harga babi hidup bisa naik hingga Rp 70 ribu per kilogram di akhir tahun mengingat saat Natal dan Tahun baru permintaan akan daging babi biasanya mengalami peningkatan.
"Saat ini permintaan babi dalam satu hari lebih kurang 300 ekor untuk Kota Medan. Itu efek dari ekonomi yang makin lemah ya, tapi sebelumnya bisa sampai 400 hingga 500 ekor," katanya.
Dikatakannya terkait dengan hal ini ia dari asosiasi sebelumnya sudah mencoba melayangkan surat untuk audiensi ke Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pemprovsu. Namun belum ada tanggapan.
"Saya sudah coba surati untuk permohonan audiensi, tapi belum ada tanggapan," katanya.
Terkait dengan melonjaknya harga daging babi ini, pria yang juga sebagai Anggota Komisi III DPRD Medan ini mempertanyakan peran pemerintah dalam upaya menstabilkan harga daging babi di pasar.
"Kita juga mempertanyakan ini dimana peran Dinas Perdagangan Kota Medan dalam mengantisipasi kenaikan harga daging babi yang semakin hari semakin melonjak ini," katanya.
Baca juga: Di Turunan Terjal Muara Emat, Bus Angkut Puluhan Brimob Terguling, Korban Luka Berjatuhan
Baca juga: NIKITA Mirzani Ingin Tobat di 2021, Reaksi Iis Dahlia dan Robby Purba Diluar Dugaan: Udah Cukup Lah
Baca juga: BREAKING NEWS: Bus Pengangkut Personel Brimob Terguling di Kerinci, Rombongan Pengaman Pilkada
Disinggung mengenai Dinas Ketahanan Pangan Pemprov Sumut yang mendatangkan babi dari Manado dan Kalimantan secara bertahap untuk persiapan Natal dan Tahun Baru, ia mengaku belum mendapatkan informasi mengenai hal tersebut.
"Namun jika memang pun nantinya akan ada mendatangkan stok dari daerah lain, saya selaku ketua asosiasi meminta daging dan babi yang dipasok harus jelas kualitasnya. Harus dilakukan tes laboratorium dulu sebelum masuk ke Kota Medan," katanya.
"Jangan sampai membawa penyakit yang lain dan menambah kacau di Medan. Selain itu juga jika memang ada babi yang hidup yang didatangkan, harus jelas siapa yang menampung nanti di Medan. Jangan sampai nanti terjadi monopoli yang membuat harga makin tidak terkendali," pungkasnya.
(Alj/sep/tribun-medan.com)
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Harga Daging Babi Naik, Warga Siantar Beralih Membeli Daging Aili yang Lebih Murah,