Penelusuran AIMAN, Penembakan Anggota FPI Versi Polisi vs FPI dan Temuan di Lapangan, Apa yang Beda?
AIMAN bergegas melihat lokasi kejadian untuk mencari informasi di lapangan terkait perbedaan versi peristiwa penembakan enam anggota FPI oleh polisi.
AIMAN bergegas melihat lokasi kejadian untuk mencari informasi di lapangan terkait perbedaan versi peristiwa penembakan enam anggota FPI oleh polisi.
Saya bersama tim Aiman menelusuri jalan di seputar kilometer 50 hingga 3 kilometer ke belakang, yakni 47 sampai 50.
Di sepanjang jalan itu tampak ada kamera CCTV yang terpasang di sejumlah tiang di pinggir jalan.
Tapi sayang, saat kejadian kamera CCTV ini mati. Jasa Marga sebagai pengelola tol mengatakan kamera-kamera itu rusak.
Sehari setelah kejadian, kamera-kamera itu diperbaiki.

Versi polisi
Seperti kita tahu, versi polisi menyatakan, penembakan terhadap enam orang anggota FPI itu dilakukan karena mereka menyerang polisi.
Peristiwa bermula saat polisi mengikuti iring-iringan mobil Rizieq Shihab dalam rangka penyelidikan.
Polisi mendapat informasi bahwa akan ada pengerahan massa terkait pemanggilan Rizieq Shihab oleh pihak kepolisian.
Terjadi salip menyalip antara mobil polisi dan mobil-mobil pengawal Rizieq.
Polisi menghentikan satu mobil pengawal Rizieq yang berisi 10 orang dengan menembak ban mobilnya. Mobil berhenti di tepi jalan Tol.
Setelah mobil terhenti, orang-orang di dalam mobil menyerang polisi dengan memuntakan peluru dari senjata api yang mereka bawa.
Baca juga: Kronologi Penembakan 6 Anggota FPI dari Rekonstruksi yang Digelar Polisi Senin Dini Hari
Polisi balas menembak. Enam orang tewas, empat orang lainnya melarikan diri.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengatakan anggota FPI membawa senjata api asli, bukan rakitan. Ada 3 peluru yang ditembakan
"Asli (bukan senpi rakitan). Ini sudah ada tiga yang ditembakkan," ujar Fadil di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/12/2020).