Berita Nasional

SENJATA Pisau Kopassus yang Bikin Musuh Ciut, Berbilah Dua & Sekali Tusuk Bisa Kena ke Jantung

Termasuk ketangguhan prajurit Komando Pasukan Khusus atau Kopassus dalam medan perang atau misi-misi dengan kesulitan tingkat tinggi.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase Tribun Jambi
Pisau Komando Kopassus 

Saat itu, ia mendapat tigas khusus sebagai kepala polisi di Shanghai, China.

Menurut buku Weapon, a Visual History of Arms and Armours, pada 1930-an terjadi banyak pertempuran antar geng di Shanghai.

Hal itu membuat Fairbairn berpikir bahwa anggotanya harus dibekali dengan sebuah senjata beladiri jarak dekat.

Bersama partnernya di kepolisian Shanghai, Eric Anthny Sykes, mereka pun membuat pisau berbilah dua dengan penampang yang tidak terlalu lebar namun panjang.

Pisau Fairbairn & Sykes atau yang lebih dikenal pisau Komando milik Kopassus
Pisau Fairbairn & Sykes atau yang lebih dikenal pisau Komando milik Kopassus (McDonaldarms.com)

Panjang pegangannya mencapai 10 cm, sedang panjang bilah pisaunya mencapai 18 cm.

Pisau Fairbairn & Sykes bukan dibuat untuk mengiris, melainkan menusuk.

Bilah pisau didesain agar bisa menembus sela-sela tulang iga manusia.

Jadi, saat digunakan untuk melawan musuh, pisau itu bisa langsung menusuk jantungnya.

Tak cukup membuat pisau saja, Fairairn & Sykes pun menciptakan sebuah teknik bela diri dengan pisau tersebut.

Teknik itu mereka namai 'Defenfu System'.

Ketika Fairbairn ditarik pulang ke Inggris, ia diperintahkan untuk memberikan pelatihan Defenfu System kepada pasukan khusus Inggris.

Fairbairn juga ditugasi ke AS untuk memperkenalkan pisau itu kepada Office of Strategic Services (OSS).

Saat itu, Perang Dunia II meletus dan AS mulai mempersiapkan militernya ke medan perang.

OSS adalah agen intelijen AS di masa Perang Dunia II.

AS menilai pisau buatan Fairbairn sangat efektif untuk digunakan oleh agen intelijen mereka.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved