Kisah Kopassus

Kisah Kopassus, Menembak Tepat 11 Target Dalam Jarak 600 Meter dengan Sebuah Peluru

Istilah sniper telah muncul sejak 1770-an. Itu sebenarnya berawal dari kata snipe, sejenis burung yang sangat sulit untuk didekati dan ditembak. Namun

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
ist
anggota Kopassus 

Sejak bergabung Kopassus pada 1996, I Nengah Tamat sudah digembleng menjadi penembak runduk.

Dia lolos dalam seleksi tes keahlian sebagai penembak runduk. Pelajaran demi pelajaran pun dia peroleh. Tes demi tes juga sudah dilewati.

Ada seleksi dan pelatihan untuk menghasilkan seorang sniper, karena tugasnya berat.

Penembak runduk vs penembak jitu

Beberapa doktrin membedakan antara penembak runduk (sniper) dengan penembak jitu (marksman, sharpshooter, atau designated marksman).

Sniper terlatih sebagai ahli stealth dan kamuflase, sedangkan penembak jitu tidak.

Sniper merupakan bagian terpisah dari regu infanteri, yang juga berfungsi sebagai pengintai dan memberikan informasi lapangan yang sangat berharga, sniper juga memiliki efek psikologis terhadap musuh.

Sedangkan peran penembak jitu intinya adalah untuk memperpanjang jarak jangkauan pada tingkat regu.

Sniper pada umumnya menggunakan senapan runduk bolt-action khusus, sedangkan penembak jitu menggunakan senapan semi-otomatis, yang biasanya berupa senapan tempur atau senapan serbu yang dimodifikasi dan ditambah teleskop.

Sniper telah mendapatkan pelatihan khusus untuk menguasai teknik bersembunyi, pemakaian kamuflase, keahlian pengintaian dan pengamatan, serta kemampuan infiltrasi garis depan.

Ini membuat sniper memiliki peran strategis yang tidak dimiliki penembak jitu. Penembak jitu dipasang pada tingkat regu, sedangkan sniper pada tingkat batalion dan tingkat kompi.

Sniper menggunakan kamuflase dan membatasi gerakan mereka, agar tidak bisa dideteksi. Dia bisa bertahan berjam-jam dalam kondisi yang sulit.

Sniper modern juga harus memperhatikan kamuflase mereka jika dilihat dengan cahaya infra-merah, karena militer modern sudah menggunakan penglihatan suhu (thermal vision), menggantikan night vision, yang hanya meningkatkan intensitas cahaya.

Bahan pakaian dan peralatan bisa muncul bila dilihat dengan alat thermal vision. Maka sniper juga bisa memakai bahan lain seperti plastik, atau bahan khusus seperti selimut thermal, atau bahan lain yang tidak terdeteksi oleh thermal vision.

Bagaimana, bisa membayangkan kondisi seorang sniper Kopassus di lapangan kan?

Kisah-kisah Kopassus dan pasukan elite TNI bisa dibaca di Tribunjambi.com.

Baca juga: Kisah Kopassus, Lakukan Penyamaran Sebagai Pengawal Presiden Filipina

Baca juga: Kisah Kopassus, Baret Merah Melawan PGRS, Mencari Pelaku Penembakan Anggota Kopassus

Baca juga: Kisah Kopassus, Tersesat Selama 18 Hari di Dalam Hutan dengan Ketinggian 4.000 Mdpl

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved