Dana APBD Kota Jambi Terbatas, Penanganan Banjir Bisa Dilakukan Total Jika APBN Turun
Tahap awal yaitu tahap identifikasi survey dan pembuatan proposal diperkirakan solusi apa yang dapat Dinas PUPR Kota Jambi berikan. Misalnya dalam wuj
Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Penanganan banjir belum dapat dilakukan secara total menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Penanganan banjir permanen dapat dikerjakan jika Anggaran Pendapatan Belanja (APBN) turun.
"Ada tambahan penanganan yang 19 titik itu menggunakan pola pompa, dan mulai Selasa (01/12) ke depan kita sedang melakukan proses untuk tahap awal," ujar Yunius, Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas PUPR Kota Jambi.
Tahap awal yaitu tahap identifikasi survey dan pembuatan proposal diperkirakan solusi apa yang dapat Dinas PUPR Kota Jambi berikan. Misalnya dalam wujud mungkin pembangunan pompa, pembangunan dinding menggunakan kaca tidak beton, dan pembangunan bar screen penangkap sampah.
Baca juga: Download Lagu Kemesraan yang Dinyanyikan Iwan Fals, Lengkap dengan Liriknya
Baca juga: Promo Burger King Cheesember Tawarkan Beragam Paket Menu Serba Keju Mulai Dari Rp Rp 19.091
Baca juga: VIDEO Umumkan Republik Papua Barat, Benny Wenda Klaim Jadi Presiden Sementara
"Kalau memang pada spot itu ketiga unsur tadi perlu, kita bangun. Tapi jika pada spot tertentu hanya butuh penangkap sampah, kita buat penangkap sampahnya saja," jelasnya, Rabu (02/12/2020).
Konsep-konsep ini nantinya juga menggunakan dana APBN, namun saat ini tengah berlangsung menggunakan dana APBD.
"Tahun 2019 ada 3 yang saya tangani, 2020 ini ada 6 titik banjir yang ditangani," ujarnya.
Dilanjutkan, penanganan titik banjir ini masuk pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Walikota Jambi, Syarif Fasha.
"Itu basis menggunakan APBD. Kemudian menggunakan dana tambahan menggunakan dana APBN. Sekarang proses identifikasi survey dan pembuatan proposal untuk juga menangani 19 titik banjir tadi," jelasnya.
Sehingga, ia berharap penyelesaiannya menjadi permanen.
"Kalau mau kita paksakan menggunakan APBD, rasanya juga kita nggak kuat. Karena kita memang finansial untuk di drainase Sungai dan segala macamnya ini cukup berat," ungkapnya.
Ia melanjutkan, jika membeli satu keping beton ukuran 50 centimeter dan panjang 4 meter harganya puluhan juta.
"Sedangkan sungai di Jambi ini panjangnya sekian kilometer. Dan harga sekian juta kali sekian, mungkin saya kerja satu tahun untuk sungai itu saja. Sedangkan Sungai yang lain saya tidak bisa kerja, kalau saya fokus sama sungai yang itu. Itu pun nggak selesai tuntas sampai ke ujung," ia mengibaratkan.
Jadi saat ini ia membuat sifat mengerjakan persoalan banjir yang dapat menyentuh seluruh wilayah Kota Jambi. Penilaiannya berdasarkan prioritas, sedikit demi sedikit.
"Misal wilayah sini dikerjakan, wilayah sebelah situ dikerjakan, wilayah sana dikerjakan. Jadi tersentuh semua," ia melanjutkan.
Ia mengatakan bahwa mereka mengetahui mana yang krusial dan harus dikerjakan. Sehingga dana yang terbatas tadi, tetap dapat dilakukan secara maksimal hasilnya. Walaupun belum pembenahan permanen.