Kenapa Natal Dirayakan Setiap Tanggal 25 Desember?
Sebentar lagi umat Kristiani di dunia akan merayakan Hari Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember setiap tahunnya. Hari Natal diyakini sebagai hari
TRIBUNJAMBI.COM - Sebentar lagi umat Kristiani di dunia akan merayakan Hari Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember setiap tahunnya.
Hari Natal diyakini sebagai hari kelahiran Yesus.
Namun, benarkah demikian?
Apa yang menjadi alasan di balik perayaan Natal yang selalu dilaksanakan pada tanggal 25 Desember?

Dilansir dari Slate (18/12/2013), ada banyak perselisihan tentang kapan waktu yang tepat untuk merayakan ulang tahun Yesus Kristus.
Salah satu penyebabnya adalah minimnya informasi waktu dalam Alkitab.
Hal ini dibuktikan dalam buku-buku Perjanjian Baru Alkitab Kristen yang ditulis oleh empat penulis Injil.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Berjaga Menanti Kedatangan Yesus yang Kedua Kali
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Menjalani Kehidupan dengan Firman Allah
Mereka menulis kisah kematian dan kebangkitan Kristus, tetapi hanya Matius dan Lukas yang menyebutkan kelahiran-Nya.
Itu pun tanpa referensi waktu yang spesifik, meski Lukas menyebutkan mengenai adanya gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam saat Yesus lahir.
Sebagian orang menganggap keberadaan gembala-gembala itu sebagai petunjuk bahwa Yesus tidak dilahirkan pada bulan Desember yang dingin, melainkan pada musim semi ketika domba-domba dibiarkan bebas berkeliaran.
Namun, para advokat untuk Kelahiran Desember mengatakan bahwa domba-domba yang akan dikurbankan untuk bait suci memang sengaja dibiarkan berkeliaran, bahkan pada musim dingin sekalipun.
Hal ini pun membuat banyak orang terus menerka-nerka tanggal kelahiran Yesus yang sebenarnya.
Menurut teolog Klemens dari Aleksandria sekitar tahun 200, dugaan yang paling populer pada masa itu adalah musim semi yang berlangsung dari bulan Mei, April dan Maret.
Namun, 25 Desember sama sekali tidak masuk dalam dugaan masa itu.

Munculnya 25 Desember