Dedy Mulyadi Sudah Curiga Tapi Edhy Prabowo Ngotot, 'Tidak Logis Kita Ekspor Benih Lobster'
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengungkap fakta baru tentang kasus ekspor benih lobster yang menjerat mantan Menteri KKP Edhy Prabowo.
TRIBUNJAMBI.COM - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengungkap fakta baru tentang kasus ekspor benih lobster yang menjerat mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo.
Hal itu ia sampaikan dalam tayangan Apa Kabar Indonesia Malam di TvOne, Kamis (26/11/2020).
Dedi Mulyadi mengaku sempat beberapa kali rapat dengan pihak KKP. Ia mencuriagi ada yang janggal dengan izin ekspor benih lobster.
Diketahui Edhy Prabowo ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (25/11/2020) lalu atas dugaan suap perizinan ekspor benih lobster atau benur.
Dedi Mulyadi kemudian mengungkapkan proses perizinan ekspor benih lobster oleh Edhy Prabowo.
"Kita sudah melaksanakan rapat kerja, waktu itu dihadiri oleh mantan Menteri Kelautan," ungkap Dedi Mulyadi.
Baca juga: Subuh-subuh Ketua FPI Pekanbaru Dijemput Paksa Polisi, Kini Jadi Tersangka, Ternyata Ini Penyebabnya
Baca juga: Update Kondisi Habib Rizieq Dirawat RS Bogor, Kabar Kena Covid-19 Menyebar, Ini Hasil Screening Awal
Baca juga: Haji Lulung Mendadak Tak Mau Jauh dari NU, Silsilah Keluarganya Sampai Diungkap ke Publik
Baca juga: BREAKING NEWS: Maruf Amin Diganti, KH Miftachul Akhyar Kini Jadi Ketua Umum MUI
Ia mengaku sempat mencurigai ada kejanggalan dalam perizinan tersebut.
"Kita menyampaikan beberapa hal yang menjadi indikasi, kecurigaan kita terhadap pelaksanaan ekspor baby lobster," paparnya.

Namun Edhy Prabowo saat itu beralasan tidak ada hambatan untuk mengizinkan ekspor.
"Waktu Pak Mantan Menteri menyampaikan tidak ada masalah itu," kata Dedi.
Edhy Prabowo juga menegaskan izin ekspor tersebut dapat dipastikan transparan dan akuntabel.
Komisi IV kemudian mengadakan rapat kembali yang dihadiri Sekjen KKP, mengingat saat itu Edhy Prabowo tengah menderita Covid-19.
Dedi mengungkapkan hasil rapat saat itu.
"Waktu itu disepakati dua, yang pertama mencabut izin ekspor terhadap 14 eksportir nakal yang memanipulasi data ekspor," jelas mantan Bupati Purwakarta ini.
Saat itu ada sejumlah eksportir yang bermain curang dengan mengirimkan data ekspor yang berbeda dari fakta di lapangan.
"Ini kita minta dicabut izinnya," jelasnya.
Baca juga: Bukan Hanya Edhy Prabowo yang Ditangkap KPK, Ini Deretan Menteri Jokowi yang Terlibat Kasus Korupsi
Baca juga: SUDAH TAMAT Cita-cita Prabowo Jadi Presiden, Elektabilitas Anjlok Gegara Edhy Prabowo Dibekuk KPK
Baca juga: Fahri Hamzah Dicecar Najwa Shihab, Berapa Untung Ekspor Benih Lobster, Rugi, Sumpah!
Hasil rapat yang kedua terkait koordinasi dengan Kementerian Keuangan.
"Kemudian yang kedua kita meminta Kementerian Keuangan segera berkoordinasi menertibkan PP yang mengatur tentang PNPB ekspor benih lobster tersebut," terang Dedi Mulyadi.
"Karena pungutan yang dilakukan sampai hari ini belum memiliki data hukum yang kuat," tambahnya.
Lihat videonya mulai menit 1.00:
Dedi Mulyadi Ngaku Biasa Saja Edhy Prabowo Ditangkap KPK
Edhy ditangkap tangan oleh Korupsi (KPK)'>Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sepulangnya dari Amerika Serikat di Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu (25/11/2020).
Menanggapi itu, Anggota DPR Komis IV fraksi Partai Golkar, Dedi Mulyadi mengaku biasa saja dengan penangkapan Edhy.
Sedangkan sebelumnya, Dedi sering lantang menolak kebijakan Edhy soal ekspor benih lobster.
"Ya biasa saja lah, di Indonesia ini kan segala kemungkinan akan terjadi gitu."
"Jadi kita tidak terlalu kaget dengan persoalan yang terjadi termasuk hari ini, di Indonesia ini kan apapun bisa terjadi," komentar Dedi di acara Mata Najwa pada Rabu malam.
Saat ditanya apakah ada kejanggalan dalam proses kebijakan Edhy, Dedi enggan mengomentarinya.
Pasalnya sejak awal dia sudah tidak setuju dengan ide tersebut.
Sehingga ia tidak mau mengurusi lebih dalam keputusan Edhy tersebut.

"Tetapi saya sejak awal sudah saya sampaikan, tidak logis kita melakukan ekspor benih lobster," katanya.
Ia mengatakan ekspor benih lobster itu tidak logis dan merugikan.
Seperti yang diungkapkan Politisi Partai Gelora, Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah sendiri merupakan eksportir benih lobster.
"Buktinya Bang Fahri rugi, sudah Bang Fahrinya rugi, sudah negaranya rugi."
"Jadi kenapa kita melakukan ekspor yang merugikan banyak orang?" katanya.
Mantan Bupati Purwakarta ini mengatakan, dirinya yang tidak setuju dengan kebijakan ini sudah tidak mau ikut campur dalam teknis dan prosesnya.
"Saya tidak bicara teknis pengelolaan ekspor benih lobster, kan dari awal saya tidak setuju, kalau dari awal tidak setuju saya tidak akan lagi mempersoalkan siapa pemenangnya, pengelolanya, dan siapa yang diuntungkan," kata dia.
Menurutnya, bagaimanapun cara benih ekspor dilakukan, tetap saja kebijakan ini merugikan rakyat.
"Karena bagi saya apapun yang dilakukan merugikan negara, walau resmi, sesuai prosedur, sesuai standar, tetap saja," kritiknya.
Lantaran tak mau berurusan lebih dalam kebijakan tersebut, Dedi mengaku tak tahu Edhy tiba-tiba ditangkap oleh KPK.
"Kalau mencium terlalu jauh jaraknya, di laut dan saya di darat jadi terlalu jauh untuk mencium," kata Dedi. (TribunWow.com/Brigitta/Gipty)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Sempat Curigai Edhy Prabowo, Dedi Mulyadi Ungkap Dalih sang Menteri KKP: Kita Minta Dicabut.