Berita Tanjab Barat
Masih Banyak UMKM di Tanjabbar yang Tidak Mendaftarkan Merek Produknya
Namun, kesadaran hal tersebut masih sangat minim dilakukan oleh pengusaha, satu di antaranya yang ada di Kabupaten Tanjabbar.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, KUALATUNGKAL - Pendaftaran merek dan Hak Cipta menjadi suatu hal yang penting dimiliki untuk suatu usaha sebagai perlindungan hukum bagi pengusaha.
Namun, kesadaran hal tersebut masih sangat minim dilakukan oleh pengusaha, satu di antaranya yang ada di Kabupaten Tanjabbar.
Kasi Industri Makanan dan Minuman Diskoperindag Tanjabbar, Rachmawati saat dikonfirmasi, Kamis (26/11/2020), menyebutkan bahwa sampai dengan saat ini minat UMKM untuk mendaftarkan merek dan hak cipta masih sangat minim.
"Jadi memang kesadaran masyarakat yang masih kurang. Karena mereka merasa tanpa didaftarkan pun mereka sudah bisa berusaha atau berjualan,"katanya.
Baca juga: Fakta Putri Anne yang Membuat Arya Saloka Bersyukur Atas Kesuksesannya Saat Ini
Baca juga: Mendadak Berikan Tamparan ke Arya Saloka, Ayya: Banyak yang Pengen Jadi Gue
Baca juga: Kulitnya Putih, Penampakan Artis ST dan Selebgram MA Ditangkap Polisi karena Prostitusi Online
Lebih lanjut disampaikan Rachmawati bahwa kurangnya pemahaman UMKM terhadap pentingnya pendaftaran merek tersebut juga menjadi faktor masih belum banyaknya yang mendaftarkan merek dan hak cipta. Selain itu UMKM masih merasa belum membutuhkan.
Dilanjutkannya bahwa banyak keuntungan yang dimiliki pelaku usaha jika telah memiliki merek yang sudah didaftarkan HAKI.
Salah satunya, produk pengusaha lebih terlindungi. Merek inilah yang akhirnya kata Racmawati menjadi identitas yang melindungi produk yang dihasilkan.
"Merek merupakan pengakuan kualitas produk. Kalau merek sudah naik kelas, daya saing di pasar juga meningkat. Kemudian jika ada penyalahgunaan, maka konsumen bisa komplain sementara produsen akan lebih terlindungi,"tambahnya.
Secara data, UMKM di Kabupaten Tanjabbar kata Rachmawati dengan jumlah ribuan.
Sementara itu, di presentasekan dari ribuan tersebut katanya hanya sekitar 15 persen yang mendaftar melalui Koperindag.
"Kemungkinan 15% lah mungkin yang sudah mendaftarkan soalnya ada yang mendaftar tidak melalui kita,"pungkasnya.