Kisah Anggota Kopassus
Kisah Anggota Kopassus, Meski Berjarak 900 Meter dengan Musuh, Tembakan Masih Tepat Sasaran
Dalam misi tempur sebagai seorang sniper di medan tempur Timor Timur, salah satu tugas Pak Tatang adalah memburu pimpinan tertinggi Fretilin saat itu
Strategi Tempur Tatang Koswara
Perangkat tempur lain yang dibawa Tatang adalah teropong siang dan malam, radio komunikasi, senapan serbu AK-47 untuk kepentingan bela diri, obat-obatan sekedarnya, makanan tahan lama untuk dua hari berupa geplak (tepung padat), pakaian kamuflase.
Tapi dalam missi di daerah paling rawan ini, Kolonel Edi menyertakan seorang pengawal dari Kopassus, Letnan Ginting yang membekali diri dengan senapan serbu AK-47 dan teleskop.
Mendapat pengawalan dari seorang prajurit yang masih muda dan hanya mengenakan pakaian tempur warna hijau loreng itu, Tatang justru merasa terganggu karena bukan merasa sedang mengawal tapi justru harus melindungi pengawalnya.
Dalam missi tempur seorang sniper berdasar didikan dari Green Beret, sniper memang perlu ditemani seorang spotter. Peran spotter atau observer bertugas sebagai patner yang juga berkemampauan sniper dan dilengkapi senapan penembak jitu.
Antara sniper dan spotter juga harus sering latihan bersama sehingga kerja sama di medan tempur lebih mudah, termasuk ketika harus berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.
Seorang spotter yang dibekali senapan serbu juga harus siap melaksanakan raid dalam kondisi terdesak sehingga dukungan tembakan yang dilancarkan spotter bisa memberikan kemungkinan partnernya selamat.
Dalam kondisi paling mendesak, spotter bahkan harus bersedia mengumpankan dirinya sebagai sasaran tembak sehingga rekannya bisa menjalankan tugasnya secara maksimal.
Secara psikologis Tatang juga terganggu karena pengawalnya berpangkat lebih tinggi (Perwira) sedangkan dirinya berpangkat Sertu (Bintara).
Tapi dalam missi tempur yang harus bertaruh nyawa itu, Tatang terpaksa memerintah dan mengatur strategi tempur karena pengalaman tempur Letnan Ginting masih minim, khususnya dalam taktik tempur sniper.
Menurut Tatang, jika penembak jitu sudah mulai memakan korbannya, rekan-rekan korban yang panik biasanya akan mencari lokasi sembunyi Sniper di tempat paling tinggi lalu menghujaninya dengan tembak mortir atau senapan mesin.
Jika kedua senjata berat itu tidak ada mereka juga akan memuntahkan peluru senapan serbunya secara membabi-buta.
Dalam jarak tembak radius 300 meter senapan serbu yang ditembakkan secara serempak bisa membabat semua sasaran secara telak dan mematikan. Sulit menghindari siraman peluru senapan serbu yang ditembakkan serentak secara merata oleh puluhan prajurit sekaligus.
Untuk menghindari akibat vatal itu, Tatang lalu mengajak Ginting bersembunyi di pinggir tebing curam yang dari sisi lokasi sangat tersembunyi dan tidak mungkin didatangi pasukan musuh.
Lokasi itu harus dicapai meskipun dengan susah payah karena banyak semak berduri dan kemungkinan ada ularnya.