Referendum Sudah Usai, Pepera Bukti Papua Bagian NKRI, Kepala BAIS: Gerakan OPM Perlu Diwaspadai
Papua sudah sah menjadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sejak 1969.
Referendum Sudah Usai, Pepera Bukti Papua Bagian NKRI, Kepala BAIS: Gerakan OPM Diwaspadai
TRIBUNJAMBI.COM - Papua sudah sah menjadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sejak 1969.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Letjen TNI Joni Supriyanto.
Papua bagian NKRI dibuktikan dengan melihat Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Papua yang pernah dilakukan pada 1969.
Baca juga: BREAKING NEWS Longsor di Dusun Jaya Abadi, Mendahara, Dua Unit Rumah Warga Tenggelam Ke Dalam Sungai
Baca juga: Begini Cara Keji Pembunuh Kakak Kandung di Depok Habisi Nyawa Korban, Jasad Dikubur di Lantai Rumah
Baca juga: Perut Ayu Ting Ting Jadi Sorotan Saat Dicium Bilqis, Pacar Adit Jayusman: Ada Anak Siapa Ini
"Kita mampu menyampaikan bahwa referendum di Papua sudah selesai dengan Pepera-nya, dengan Resolusi 2504, Majelis Umum PBB menyatakan bahwa Papua adalah bagian tak terpisahkan dari bagian NKRI," kata Joni dalam Webinar bertajuk "Sinergi Anak Bangsa Dalam Menjaga Keutuhan Bangsa dan Negara Dari Aksi Separatisme di Dunia Maya" Sabtu (21/11/2020).
Ia melanjutkan, hasil Pepera itu kemudian selalu digaungkan oleh TNI kepada masyarakat Papua dan di luar Papua.
Sebelum hasil Pepera tersebut, kata dia, sudah ada perjuangan rakyat bangsa yang dipimpin oleh Panglima Mandala saat itu, Soeharto.

"Sehingga dari upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia waktu itu, didengar oleh PBB, maka dilakukan Pepera. Kemudian, lobi-lobi politik antara Indonesia dengan negara luar untuk meyakinkan bahwa Papua adalah bagian Indonesia dilakukan oleh petinggi kita zaman dahulu," ujarnya.
Di sisi lain, ia juga menyadari bahwa desakan gerakan separatisme, seperti Organisasi Papua Merdeka (OPM), perlu diwaspadai.
Terlebih lagi, saat ini, gerakan tersebut dinilai sudah memasuki ranah dunia maya atau bergerak melalui media sosial (medsos).
Baca juga: Lowongan Kerja OLX untuk Lulusan SMA, Simak Posisi yang Dibutuhkan Hingga Informasi Gaji
Baca juga: Diam-diam Ayah Zaskia Sungkar Makan Hati Lihat Tingkah Menantunya Jika Tak Lakukan Ini: Susah!
Baca juga: Lowongan Kerja OJK untuk Lulusan S1 dan S2 Berbagai Jurusan
"Untuk itu, tugas kitalah menjelaskan kepada khalayak banyak bahwa yang terjadi di Papua tidak seperti yang muncul di media sosial. Jadi, hari ini adalah perang opini yang dibentuk oleh kelompok-kelompok propaganda, khususnya OPM, kita juga harus mampu membalas atau meluruskan," jelasnya.
Joni meminta semua elemen bangsa, terutama generasi muda, untuk melawan gerakan separatis tersebut dengan cara perang opini.
Adapun perang opini itu, kata dia, dapat dilakukan dengan memberikan narasi terkait keberhasilan pemerintah dalam membangun Papua.
"Belanda sudah menjajah Indonesia selama 350 tahun, sementara kita hadir di Papua sejak tahun 1960-an. Perbandingan 350 tahun, bandingkan dengan tahun 60-an, sekian puluh tahun. Bagaimana pembangunan di Papua, perkembangannya, jauh lebih baik, signifikan, saat ini daripada waktu dijajah oleh Belanda," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kepala BAIS: Referendum Sudah Usai, Pepera Jadi Bukti Papua Bagian NKRI",