Insentif Pengajar Khusus Anak-anak SAD Lebih Tinggi, Ini Alasannya
Lembaga pendidikan sekolah bagi anak-anak Suku Anak Dalam (SAD) terus menjadi perhatian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sarolangun.
Penulis: Rifani Halim | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Lembaga pendidikan sekolah bagi anak-anak Suku Anak Dalam (SAD) terus menjadi perhatian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sarolangun.
Pasalnya tugas mereka lebih berat dari pada guru pada umumnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sarolangun, Helmi mengatakan, pihaknya sudah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan anak SAD, khususnya mengenai tenaga pendidik yang bertugas di beberapa wilayah di sejumlah kecamatan.
“Setelah dievaluasi tugasnya lebih berat dari pada guru biasa. Karena mereka melakukan hal-hal kegiatan sehari-hari mulai memandikan, melaksanakan tugas rumah tangga baru mengajar,” kata Helmi, Minggu (22/11).
Kata Helmi, dengan tugas yang berat tersebut, pemkab memberikan perhatian khusus dengan pemberian insentif lebih tinggi dari pada guru kontrak pada umumnya.
“Di Sarolangun ini guru SAD itu ada lebih kurang 17 orang, satu diantaranya dari kalangan SAD. Kalau dari masyarakat biasa ada yang sudah sarjana, ada juga tamatan SMA, cuma para guru SAD ini sudah dilatih khusus, melalukan training terkait hal lazimnya suku anak dalam," pungkasnya.