Kisah Anggota Kopassus
Kisah Anggota Kopassus Bertempur dan Binasakan Teman Sendiri yang Membelot
Sejarah mencatat, bagaimana TNI berapa kali harus menghadapi ujian melawan teman sendiri yang sudah tak satu pemikiran menjaga kedaulatan bangsa.
TRIBUNJAMBI.COM - Bila saat ini nama besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) sudah sampai mendunia di kancah militer dunia.
Ternyata bila menelisik di zaman dahulu, TNI bukan hanya telah mengalahkan musuh dari negara lain atau pemberontakan di negara sendiri.
Melainkan dalam tubuh korps mereka, bentuk pengkhianatan pernah terjadi yang berlanjut dengan saling bunuh dan serang sesama anggota.
Baca juga: Kisah Anggota Kopassus Merayap Selamatkan Anak Kecil Saat Terjadi Kontak Senjata dengan GAM
Baca juga: Kisah Anggota Kopassus, Mantan Preman Terminal Daftar Jadi Anggota TNI, Sempat Tidak Diterima
Baca juga: Sersan Badri Menyamar Selama Setahun, Tak Ngaku Intel Kopassus Meski Ditampar dan Dipalak
Cerita tentang pengkhianatan menjadi bagian perjuangan prajurit TNI dalam mengamankan Indonesia.
Sejarah mencatat, bagaimana TNI berapa kali harus menghadapi ujian melawan teman sendiri yang sudah tak satu pemikiran menjaga kedaulatan bangsa.
Seperti cerita kelam 1958, dimana Prajurit TNI sampai harus membinasakan teman sendiri.
Saat itu, Letnan I Udara Penerbang Nurasid Wahyu, pilot Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia, diperbantukan dalam peperangan (satuan Wing Garuda) untuk mengangkut pasukan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) sekarang dikenal Kopassus dari Jakarta menuju Ambon.
Semua pasukan RPKAD selanjutnya akan didaratkan ke Sulawesi menggunakan kapal perang untuk menumpas Permesta (Perjuangan Rakyat Semesta).
Selain C-47 yang diterbangkan Letnan Nurasid, juga dikerahkan satu C-47 lainnya yang diterbangkan oleh Kapten Udara Penerbang Dick Suharsono yang juga Komandan Skuadron III.
Kedua C-47 yang dikenal sebagai truk udara dan merupakan pesawat angkut militer favorit pasukan Sekutu pada PD II, itu terisi penuh pasukan RPKAD.
Cerita Kelam 1958, Ketika Pasukan RPKAD Terpaksa Bertempur & Binasakan Teman Sendiri yang Membelot
Pesawat bertolak dari pangkalan udara Morotai. Sebelum berangkat, semua awak C-47 mendapat pengarahan terlebih dahulu mengenai ancaman yang akan dihadapi para penerbang.
Ancaman muncul
Jika dalam penerbangan ternyata menghadapi ancaman dari pesawat-pesawat tempur AUREV, kedua C-47 disarankan untuk menghindar karena sebagai pesawat transport kedua C-47 tidak bersenjata.
Sedangkan jika menghadapi cuaca buruk, para penerbang dipersilakan menilai keadaan dan dalam kondidi darurat bisa mendarat di pangkalan udara terdekat.