Wikijambi

WIKIJAMBI: Sosok Suci Wulandari, Mahasiswi yang Bikin Komunitas Jambi Greeneration

Perempuan kelahiran 1997 itu bilang, masyarakat mulai memisahkan sampah dari rumah, sebelum mereka buang. Sampah organik dan nonorganik dipisah.

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Nani Rachmaini
Istimewa
Suci Wulandari, dari komunitas Jambi Greeneration, komunitas yang peduli terhadap lingkungan, khususnya sampah. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Suci Wulandari, perempuan asal Jambi awalnya enggak begitu pengin masuk ke jurusan Teknik Lingkungan.

Dia justru lebih minat dengan jurusan Ilmu Komunitasi atau yang berkaitan dengan broadcasting. Tapi siapa sangka, dari jurusan yang disarankan orang tuanya, membawa dia untuk aktif buat menjaga lingkungan.

Dia sampai mengajak kawan-kawannya membentuk komunitas Jambi Greeneration. Kok bisa? Bagaimana ceritanya?

Suci menceritakan pengalamannya waktu exchange student, pas kuliah S1 di Universitas Andalas, Padang. Dia berkesempatan buat belajar di Jepang. Nah, pas di sana itulah, dia lihat perbedaan yang jauh banget.

Kesadaran masyarakat buat menjaga lingkungan di sana sudah tinggi, bahkan dari sampah rumah tangga. Mereka di sana, sudah diatur, mulai dari sampah apa yang boleh dibuang sampai jam berapa aja itu sampah boleh dibuang.

Baca juga: Dana DAK Sarolangun Sudah Standby, Kepala Sekolah Segera Selesaikan Administrasi

Baca juga: Aktifitas PETI di Limun Masih Berlangsung, Ini Hasil Pantauan Tribun Jambi

Baca juga: Sinyal Reshuffle Kabinet Jokowi Usai Pencopotan 2 Kapolda, Presiden: Tidak Baik Akan Saya Ganti

Perempuan kelahiran 1997 itu bilang, masyarakat mulai memisahkan sampah dari rumah, sebelum mereka buang. Sampah organik dan nonorganik dipisah.

Bukan cuma itu ternyata, jadwal penjemputan sampahnya juga beda. Misal, sampah organik dijemput petugas sampah hari Senin, yang nonorganik hari Rabu. Beda-beda harinya.

"Jadi, ya, mereka harus pikir-pikir lagi kalau mau menghasilkan sampah," kata cewek kelahiran 15 Januari itu.
Selain hari yang beda, jam penjemputan sampah pun sudah diatur. Misal nih, kalau itu sampah dijemput pukul 07.00 waktu setempat, ya si pemilik sampah kudu letakkan sampahnya sebelum pukul 07.00. Kalau lewat, ya mesti sabar tunggu jadwal selanjutnya, deh.

Suci Wulandari, dari komunitas Jambi Greeneration, komunitas yang peduli terhadap lingkungan, khususnya sampah.
Suci Wulandari, dari komunitas Jambi Greeneration, komunitas yang peduli terhadap lingkungan, khususnya sampah. (Istimewa)

Apa yang dibilang Suci, ternyata pernah kejadian. Waktu itu dia ketiduran dan lupa jadwal penjemputan sampahnya, jadi dia kagak letakkan itu sampah ke tempatnya buat dijemput petugas. Ya, lewat.

"Pernah, kejadiannya dua kali," kata perempuan yang juga akrab disapa Uce.

Tapi dari sana, Uce mulai belajar buat lebih disiplin.

Kata Suci, disiplin masyarakat di negeri Sakura itu tinggi banget. Selain tepat waktu dalam buang sampah, mereka juga mesti keluar biaya, sehingga sebisa mungkin mereka menerapkan gaya hidup minim sampah. Ada wadah khusus yang mereka pakai untuk tempat sampah.

Nah, pas sudah lulus S1, Uce balik ke Jambi. Waktu itulah dia mulai terpikir untuk membentuk komunitas.
Ceritanya dia gabut banget waktu itu. Terus scroll-scroll instagram dan media sosial lainnya. Teringat deh, gaya hidup minim sampah yang pernah dia terapkan waktu di Jepang.

Dia mulai hubungi beberapa teman, ajak buat gabung. Ternyata, respons mereka baik. Mereka mulai kumpul dan sepakati nama komunitas hingga kegiatannya apa aja.

Walhasil, pada 12 Desember 2018, terbentuklah komunitas itu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved