Partai Masyumi Hidup Lagi, Sekarang Isinya Massa 212 dan eks PBB, Kecewa Tak Ditampung PKS
Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia atau disingkat menjadi Masyumi bangkit lagi. Acara deklarasi disiarkan secara virtual di aplikasi Zoom.
Partai Masyumi Hidup Lagi, Sekarang Isinya Massa 212 dan eks PBB, Kecewa Tak Ditampung PKS
TRIBUNJAMBI.COM - Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia atau disingkat menjadi Masyumi bangkit lagi.
Melansir wikipedia, pada tahun 1960 Partai Masyumi dilarang oleh Presiden Soekarno karena diduga mendukung pemberontakan PRRI.
Partai Masyumi resmi kembali aktif pascadideklarasikan di aula Masjid Furqon, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (7/11/2020).
Acara deklarasi disiarkan secara virtual di aplikasi Zoom.
Dalam kesempatan itu, Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII) A. Cholil Ridwan yang memimpin jalannya deklarasi bercerita mengapa Partai Masyumi kembali bangkit.
Baca juga: Ayo Cek Rekening, BLT Subsidi Gaji Rp 600.000 Gelombang 2 Sudah Ditransfer
Awalnya, Cholil menyinggung kemenangan Jokowi pada Pilpres 2019 silam yang didukung oleh ormas Nahdlatul Ulama (NU).
Menurutnya Ma'ruf Amin sangat berjasa besar dalam kemenangan Jokowi karena membawa NU mendukung Jokowi.
"75 tahun kita merdeka, ada organisasi NU yang anggotanya puluhan juta, ormas Muhammadiyah anggotanya jutaan, sampai-sampai kalau ada apa-apa, yang diundang hanya Muhammadiyah dan NU. Dulu yang diundang juga Dewan Dakwah. Ketahuan Dewan Dakwah bukan ormas," ujar Cholil, Sabtu (7/11/2020).
"Tapi apa makna dua ormas besar ini, bila sedang berhadapan dengan masalah, Pak Ma'ruf Amin memberikan jasa yang sangat besar pada kemenangan Jokowi. Atas nama ormas NU, jika massa puluhan juta ormas NU mendukung Jokowi menjadikan Jokowi menang mengalahkan Prabowo, capres dari ulama dan umat Islam," imbuhnya.

Namun ketika Jokowi sudah menjabat sebagai presiden kembali, Cholil mempertanyakan posisi Menteri Agama serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang tak diisi oleh perwakilan NU dan perwakilan Muhammadiyah.
Posisi tersebut justru diisi oleh Fachrul Razi pada Menteri Agama, dan Nadiem Makarim pada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Keduanya dianggap tak memiliki afiliasi baik kepada NU ataupun Muhammadiyah.
Menurutnya, ada kebiasaan bahwa kursi Menteri Agama akan diberikan kepada perwakilan NU, sementara kursi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan diberikan kepada perwakilan Muhammadiyah.
Baca juga: Jadwal Seleksi CPNS 2021, Ada 11.580 Formasi Kosong CPNS 2019 Bakal Dialihkan Tahun Depan