Berita Jambi
Heli Water Bombing BPBD Jambi Siram Warga Bakar Arang, Bachyuni: Sudah Selesai Secara Musyawarah
Helikopter water bombing pemadam Karhutla di Provinsi Jambi mengalami insiden salah siram, pada Kamis kemarin (5/11/2020).
Penulis: Zulkipli | Editor: Nani Rachmaini
"Penyebab kebakaran ada dua, faktor cuaca dan faktor ulah manusia," kata dia.
Dengan demikian bisa mengetahui siapa yang melakukan tindak pidana dengan membakar lahan.
“Dengan asap digital ini saya percaya bisa memantau penyebab kebakaran dan langsung bisa mendeteksi dini pencegahan kebakaran, ini bisa kita gunakan secara permanen," jelasnya.
Kemudian, Edy juga menyebutkan asap digital ini juga bisa dijadiakan alat bukti di meja persidangan. Sehingga ini memperkuat bukti.
“Ini juga bisa menjadi acuan dan bukti kuat, karena ini mampu merekam dengan jarak yang jauh,” sebutnya.
Sementara itu, Pjs Gubernur Jambi Restuardy Daud mengatakan untuk mengatasi kebakaran hutan, perlu adanya langkah dalam penanggulangan, perusahaan bidang kehutanan dan perkebunan membuat mapping sebaran penggunaan lahan untuk langkah-langkah tindak lanjut.
Kemudian, memperkuat upaya pengendalian dan aksi pencegahan karhutla di tingkat desa.
“Gerakan ekosistem yang berkelanjutan dengan manajemen air untuk lahan gambut terutama pada daerah yang mengalami penurunan permukaan air secara signifikan serta upaya untuk mengembalikan ke habitat semula menjadi langkah yang baik dalam penanganan Karhutla,” kata dia.
Kemudian, Direktur KKI Warsi, Rudy Syaf mengatakan untuk solusi permanen dalam penanggulangan karhutla tersebut, bisa dilakukan dengan membuat kanal bloking, ini isu utama untuk pencegahan terjadinya kebakaran.
Setidaknya pada lahan gambut harus di bangun kanal sedalam 3 meter.
“Kawasan hutan tak lagi di hitung kayunya, namun kemampuan untuk menyerap karbon."
"Selanjutnya, menjaga ari di lahan gambut dan mengakomodir masyarakat sekitar perhutanan sosial,” kata dia.
(tribunjambi/zulkifli azis)