Mirip Dengan di Indonesia, Pilpres AS 2020 Diwarnai Klaim Kemenangan hingga Disebut Ada Kecurangan
Pilpres AS juga mendapat sorotan luas di media sosial baik oleh masyarakat, akademisi, pegiat politik, hingga jurnalis karena mirip dengan Indonesia.
TRIBUNJAMBI.COM - Pilpres AS 2020 disebut sangat mirip dengan Pilpres di Indonesia lantaran banyaknya desas-desus yang beredar.
Pilpres AS juga mendapat sorotan luas di media sosial baik oleh masyarakat, akademisi, pegiat politik, hingga jurnalis karena mirip dengan Indonesia.
Salah satunya, jurnalis senior ABC Australia David Lipson.
Melalui akun Twitter-nya yang terverifikasi, David yang merupakan kepala biro AS untuk ABC Australia menyebutkan, saling klaim kemenangan itu mirip dengan kondisi pilpres di Indonesia.
"Feeling like Indonesian politics rn," tulis David.
Baca juga: VIDEO: Danlanal Palembang Amankan Tekstil Ilegal Puluhan Miliar, Kapal Ditahan di Sabak
Baca juga: Chord Kunci Gitar Cinta Dalam Hati - Ungu, Mungkin Ini Memang Jalan Takdirku
David Lipson sendiri pernah berpengalaman sebagai jurnalis yang meliput di Indonesia pada 2018-2019.
Dia pun pernah meliput Pilpres 2019 yang saat itu diikuti oleh Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Twit David Lipson itu lantas ditanggapi oleh Ross Tapsell. Ross merupakan pengajar senior di School of Culture, History and Languange Australian National University (ANU).
Ross Tapsell juga dikenal memiliki konsentrasi studi terhadap kondisi sosial politik di Indonesia.
Dalam kicauannya, Tapsell menyindir bahwa kondisinya tak akan terlalu sama persis dengan Indonesia apabila nantinya calon yang kalah tidak masuk ke kabinet calon yang menang.
"Absolutely. But it's not truly Indonesian politics unless Trump ends up Biden's Secretary of Defense," tulis Ross.
Apa yang dituliskan Ross ini merujuk kepada Prabowo Subianto sebagai capres yang kalah dalam pemilu akhirnya masuk di kabinet Joko Widodo yang memenangi Pemilu 2019.
Twit keduanya sama-sama mendapat respons luas dari netizen di Indonesia. Ada yang sepakat, tetapi banyak pula yang menanggapinya dengan pernyataan bernada humor.
Salah ketik hasil penghitungan suara tak hanya pernah terjadi di Pemilu 2019 di Indonesia, di Pilpres AS juga ditemukan kasus salah ketik.
Baca juga: Apa yang Terjadi di Indonesia Jika Joe Biden Jadi Presiden AS 2020? Lebih Baik dari Donald Trump?
Suara untuk Joe Biden di pilpres AS (pemilihan presiden Amerika Serikat) di Michigan melonjak lebih dari 138.000 pada Rabu pagi (4/11/2020) waktu setempat, yang ternyata karena salah ketik.
"Jadi ketika semua orang tidur dan semuanya pulang, Demokrat di Michigan secara ajaib mendapat 138.339 suara, dan semua 138.339 suara itu secara ajaib jatuh ke Biden?
Itu sama sekali tidak mencurigakan," sindir seorang netizen di Twitter.
Lonjakan angka itu awalnya dituding sebagai kecurangan di pemilu AS, tapi langsung diklarifikasi oleh Caroline Wilson juru tulis Shiawassee County, Michigan tengah.
"Saya menambahkan nol tambahan secara tidak sengaja," sehingga laporannya 153.710 suara untuk Biden, padahal seharusnya 15.371.
"Begitu (kesalahan) ditemukan langsung diperbaiki, mungkin setelah 20 menit, jadi saya terkejut betapa cepatnya ini menyebar," ucap Wilson kepada kantor berita AFP.
Kesalahan itu langsung diperbaiki oleh pejabat negara bagian setempat.
Analis independen mengklaim itu adalah penipuan online di pilpres AS.
Setelah angkanya dikoreksi, Demokrat "kehilangan" 138.339 suara dari kesalahan ketik tersebut, sedangkan suara untuk Trump tidak terpengaruh.
Desas-desus kecurangan pemilu Amerika Serikat lainnya juga muncul di Arizona, dengan klaim bahwa para pemilih dipaksa memakai Sharpie (salah satu merk pulpen), agar tidak terbaca dan suara untuk Trump tidak terhitung.
"Petugas TPS mengambil pulpen dari para pemilih dan menyuruhnya memakai Sharpie. Tintanya Sharpie tembus. Semua yang memilih dengan Sharpie tidak bisa dibaca," tulis sebuah unggahan di Facebook.
Unggahan itu juga disertai video yang menampilkan seorang pria berkata, "Orang-orang datang ke sini untuk memilih Donald Trump, dan suara mereka jadi tidak sah."
Akan tetapi para petugas - termasuk Sekretaris Negara Bagian Arizona, Katie Hobbs - mengatakan bahwa pemakaian Sharpie tidak akan membuat suara tidak sah, dan para pemilih boleh membawa pulpen sendiri.
"PENTING: Jika Anda memilih sendiri, suara Anda akan dihitung, tak peduli apa pun pulpen yang dipakai (termasuk Sharpie)," tulis Hobbs di Twitter.
(*)
SUMBER: Tribun Pekanbaru
Baca juga: Chord Kunci Gitar Aku Percaya Kamu - DMasiv, Yang Ku Tahu Kau Selalu Sejukkan Hatiku
Baca juga: Panik Pegawainya Reaktif Rapid Test, Kantor Dinas Pertanian Merangin Tutup Sementara