Ki Seno Meninggal, Kiprah Dalang Yogyakarta yang Sukses Buat Kaum Milenial Begadang Semalam Suntuk
Setelah Didi Kempot yang kondang dengan lagu campur sari, kini Ki Seno Nugroho dikabarkan meninggal dunia.
Ki Seno Meninggal, Kiprah Dalang Yogyakarta yang Sukses Buat Kaum Milenial Begadang Semalam Suntuk
TRIBUNJAMBI.COM - Indonesia kembali kehilangan seniman tradisional Jawa yang dikagumi.
Setelah Didi Kempot yang kondang dengan lagu campur sari, kini Ki Seno Nugroho dikabarkan meninggal dunia.
Dalang yang kondang di kalangan milenial itu meninggal dunia pada Selasa (3/11/2020) malam.
Dalam kiprahnya di kesenian Jawa, sosok Seno mampu mengajak anak muda milenial kembali duduk di alas seadanya untuk menyaksikan pagelaran wayang hingga semalam suntuk.

Bahkan, bagi yang tidak bisa menonton langsung di lokasi, bisa streaming melalui akun YouTube pribadinya " Dalang Seno".
Saat ditemui Kompas.com di Balai Dusun Munggi, Desa Semanu, Kecamatan Semanu, Gunungkidul, Minggu (4/8/2019) malam, Seno sedang duduk di dalam balai dusun, sambil menikmati hidangan yang disediakan panitia.
Saat akan mendekat, seorang penonton membawa kaos PWKS alias Penggemar Wayang Ki Seno Nugroho.
Dari penelusuran di laman Facebook, PWKS memiliki ribuan pengikut, mereka juga terbagi menjadi beberapa koordinator wilayah.
Setelah berbincang sebentar, mereka berfoto dan langsung pergi. Seno masih menunggu waktu pertunjukan dimulai dan menunggu pembukaan acara yang dibuka Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi.
Sekitar pukul 20.15 WIB, para pemain gamelan dan sinden mulai menabuh gamelan. Puluhan orang mulai mendekati panggung.
Baca juga: Siasat Anak Jokowi Lawan Tukang Jahit di Pilkada Solo, Ini Gebrakan Gibran Jika Terpilih Walikota
Setelah jeda pembukaan dan pemberian goro-goro oleh Immawan sebagai tanda dimulainya pertunjukan, ratusan orang mulai memadati sekitar panggung pertunjukan, sebagian di antaranya anak muda.
Seno menceritakan, kesuksesan menggaet anak muda rela duduk berjam-jam karena dia mendalang dengan bahasa yang sederhana.
“Kami membuat (mementaskan) wayang itu diterima semua kalangan. Wayang identik dengan sastra atau bahasa yang sulit itu kita permudah saja, “ kata Seno Nugroho mengawali perbincangan dengan Kompas.com, Minggu malam.
“Cerita wayang yang simpel karena pada kisah wayang itu ada tuntunan, tontonan dan tatanan. Tuntunan tidak usah berbelit-belit, karena anak muda tidak perlu dengan kalimat halus, mengajarkan sesuatu yang sulit dipahami. Intinya semua dipermudah saja,” ucapnya.

Saat pementasan, dirinya mengikuti keinganan penonton untuk lakon yang dimainkan. Meski sebenarnya sudah sering dimainkan, ia tidak mempermasalahkan yang terpenting kepuasan penonton.