Berita Merangin
Gas 3 Kg Langka dan Mahal di Merangin, Pertamina Sebut Warga Terlalu Panik, Pangkalan Nakal Disorot
Menyikapi langkanya dan tingginya harga gas LPG 3 Kg saat ini, Pemerintah Kabupaten Merangin memanggil perwakilan Pertamina Jambi.
Penulis: Muzakkir | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO - Menyikapi langkanya dan tingginya harga gas LPG 3 Kg saat ini, Pemerintah Kabupaten Merangin memanggil perwakilan Pertamina Jambi.
Selain Pertamina, mereka juga memanggil perwakilan agen yang menyuplai gas ke pangkalan di Kabupaten Merangin.
Dalam rapat yang dipimpin oleh Plt Sekda Kabupaten Merangin Hendri Maidalef tersebut menyimpulkan beberapa kesepakatan. Di antaranya akan menertibkan pangkalan nakal yang beroperasi di Kabupaten Merangin.
Hendri menyebut jika saat ini memang banyak ditemukan pangkalan nakal, untuk itu, pihaknya bersama Pertamina dan agen akan melakukan penertiban.
Baca juga: Promo Alfamart Terbaru dan Menarik di Bulan November 2020, Ada Diskon Popok Bayi Hingga 40%
Baca juga: Gelang Emas Berbentuk Huruf Dirangkai Sangat Digemari Saat Ini, Harga Mulai Rp 400 Ribuan
Baca juga: Cara Whatsapp Mengatasi Masalah Ukuran File WA yang Terlalu Besar, Ada Fitur Baru yang Bisa Dipakai
Katanya, selama ini pihaknya telah menertibkan dan memberikan sanksi beberapa pangkalan nakal tersebut.
Selain itu, untuk pemerataan gas agar tepat sasaran, pihaknya akan memberlakukan kartu kendali sehingga yang mendapatkan gas itu benar-benar orang yang berhak.
"Yang mendapatkan gas nantinya orang yang menerima PKH, BLT, UMKM dan masyarakat miskin lainnya," kata Hendri, Rabu (4/11/2020).

Saat ini belum semua desa di Kabupaten Merangin memiliki pangkalan gas.
Dan ini merupakan satu penyebab tingginya harga gas, terutama didaerah yang jauh dari pusat Kota Bangko.
Menyikapi itu, mereka juga akan melakukan pemerataan dan berupaya untuk membentuk pangkalan gas disemua desa di Kabupaten Merangin.
"Kita upayakan semua desa punya pangkalan gas," katanya lagi.
Sementara itu, SBM Pertamina Jambi Moh Riza Rahmat Syah menyebut, pihaknya telah mendistribusikan gas ke Merangin sesuai dengan kebutuhan.
Namun demikian, dirinya mengakui jika saat ini ada beberapa pangkalan nakal, namun demikian pangkalan tersebut telah mereka tindak.
"Kami telah turun ke lapangan. Kita berikan sanksi, sanksinya berupa pengurangan alokasi, tidak berikan alokasi bahkan ada yang PHO," ungkap Riza.
Terkait gas yang sering langka di pangkalan dan tak sampai sehari langsung ludes, Riza menyebut salah satu penyebabnya adalah masyarakat yang memborong, sehingga stok gas di pangkalan langsung habis.
"Masyarakat terlalu panik, jadi mereka ada yang ambil sampai tiga sekaligus. Dan ini termasuk pelanggaran," terang Riza.
Jika masyarakat tidak panik, dirinya bisa memastikan jika di pangkalan tersedia gas.
Selain itu, pangkalan nakal juga menjadi penyebabnya.
Terpisah, Ketua LPKNI Kabupaten Merangin Sukarlan menyebut jika rapat yang dilakukan oleh pemerintah tidak relevan dan hanya serimonial belaka.
Dikatakan Sukarlan, selama ini pengawasan gas di Kabupaten Merangin sangat lemah dan itu diduga ada oknum yang bermain di belakangnya.
"Rapat sudah sering dilakukan tapi permasalahan dilapangan tidak selesai juga," kata Sukarlan pesimis.
Jika pemerintah dan Pertamina serius menangani hal ini, pastinya persoalan ini sudah lama selesai, tapi kenyataannya sampai saat ini tidak ada penyelesaian.
"Katanya harga gas di Pangkalan itu sesuai HET. Itu hoaks, rata-rata pangkalan di Merangin menjual gas di atas HET," imbuhnya.
Harga Gas di Merangin Melambung Tinggi Disperindag Rekomendasikan Beberapa Pangkalan Untuk Disanksi
Sebelumnya diberitakan, kelangkaan dan tingginya harga gas LPG 3 kg di Kabupaten Merangin disebabkan oleh adanya pangkalan nakal.
Mereka sengaja mejual gas tersebut kepada pengecer sehingga harga gas di Merangin melambung tinggi.
Saat ini, sebagian masyarakat Kabupaten Merangin mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas 3 kg. Selain langka, harga gas yang normlnya hanya Rp 17 ribu, kini melambung hingga Rp 50 ribu.
Kepala Dinas Koperindag Kabupaten Merangin M Ladani menyebut, baru-baru ini pihaknya turun kelapangan untuk melakukan pemantauan. Dalam pantauan tersebut ditemukan banyak pangkalan nakal.
“Kami temukan dipangkalan tidak ada gas, tapi kami temukan banyak gas dikios. Nah ini kalau tidak pangkalan bermain, tidak mungkin mereka dapat gas,” kata Ladani, Selasa (3/11/2020).
Menurut dia, jika tidak ada pangkalan nakal, kuota gas di Kabupaten Merangin sangat mencukupi, bahkan ada agen yang mengaku kuotanya sudah lebih dari biasanya.
Namun demikian, pihaknya tidak bisa melakukan tindakan tegas terhadap ulah pangkalan nakal tersebut.
Katanya, yang berhak melakukan penindakan adalah dari agennya sendiri atau langsung Pertamina.
“Kita hanya merekomendasikan saja,” katanya lagi.
Mantan kadis PMD ini menyebut jika pihaknya telah menyurati pertamina untuk melakukan penindakan terhadap pangkalan nakal tersebut. Catatan merka, saat ini setidaknya ada enam pangkalan yang dianggap nakal.
“Beberapa pangkalan sudah mendapatkan sanksi. Sanksinya berupa penyetopan distribusi dan pengurangan kuota,” ungkap Ladani.
“Jatah pangkalan yang disanksi itu kita jadikan OP (Operasi Pasar) diwilayah mereka sendiri,” pungkasnya.
(tribunjambi/muzakkir)
Baca juga: Balita 3 Tahun Terkubur Reruntuhan Gempa Bumi di Turki Selama 4 Hari, Masih Hidup, Penyelamatan Haru
Baca juga: Promo Alfamart Terbaru dan Menarik di Bulan November 2020, Ada Diskon Popok Bayi Hingga 40%
Baca juga: Gelang Emas Berbentuk Huruf Dirangkai Sangat Digemari Saat Ini, Harga Mulai Rp 400 Ribuan