VIDEO: Sosok Biksu Radikal yang Dijuluki 'Buddhist bin Laden' karena Pernyataannya Tentang Rohingya
Sosok seorang biksu menjadi sorotan setelah diduga mengeluarkan pernyataan bernada kebencian kepada umat Islam di dunia.
TRIBUNJAMBI.COM - Sosok seorang biksu menjadi sorotan setelah diduga mengeluarkan pernyataan bernada kebencian kepada umat Islam di dunia.
Ia adalah seorang biksu di Myanmar, bernama Ashin Wirathu.
Dugaan ujaran kebencian yang dinyatakan oleh biksu tersebut, terutama ditujukan pada umat Islam khususnya etnis Rohingya di Myanmar.
Kini Ashin sudah menyerahkan diri.
Baca juga: Kontroversi Pertanyaan Seks Bebas Dikalangan Pelajar Boleh Asalkan Pakai Kondom Oleh Anggota DPD RI
Baca juga: Daftar Harga HP Iphone Terbaru 4 November 2020 Lengkap dari Seri Iphone 7 hingga Teranyar Iphone 12
Baca juga: Dukung Netralitas ASN, BERKAH Hanya Gunakan Tenaga Profesional, Ini Kata CERAH dan MANTAP
Ashin Wirathu yang kesohor dengan kalimat-kalimat kebenciannya terhadap Islam, sempat dinobatkan sebagai Buddhist bin Laden.
Ashin Wirathu mendapat julukan itu dari majalah Time karena perannya dalam menyebarkan kebencian agama di negara mayoritas Buddha itu.
Ia dilaporkan menyerahkan diri setelah 18 bulan kabur.
Analis menyatakan, keputusan si pemuka agama yang menyerah satu pekan jelang pemilu merupakan manuver untuk "memengaruhi" pemilihan.
Wirathu menjadi buronan setelah pihak berwenang merilis daftar penangkapan terhadap biksu radikal itu pada Maret tahun lalu.
Ashin Wirathu menjadi perhatian karena retorika nasional anti-Islam, di mana dia mengkhususkannya kepada etnis minoritas Rohingya.
Tetapi, tindakannya itu bertentangan dengan pemerintahan Aung San Suu Kyi, yang berujung kepada upaya penangkapan terhadap Wirathu.
Setelah 18 bulan kabur, sebuah video memperlihatkan si biksu berbicara di depan pendukungnya di Yangon, di mana dia mengenakan masker.
"Pemerintah sudah memaksa saya dalam situasi seperti ini," kata dia seraya meminta pendukungnya tak memilih Liga Nasional Demokrasi (NLD) yang dia sebut "iblis".
"Saya akan menyerahkan diri ke kantor polisi dan menuruti apa yang mereka perintahkan," kata dia sebelum kemudian naik taksi.
Direktur Kementerian Agama Pemerintahan Regional Yangon Sein Maw membenarkan penangkapan "Buddhist bin Laden" itu, dikutip AFP Senin (2/11/2020).
Wirathu terancam dipenjara selama tiga tahun atas dakwaan "menyuarakan kebencian atau penghinaan", atau "tidak puas kepada pemerintah".
Pada 2017, otoritas Buddha tertinggi Myanmar melarang Wirathu untuk berdakwah selama satu tahun karena sikapnya yang menebar kebencian.
Setelah larangannya berakhir, dia kembali masuk ke dalam pergerakan yang menuding pemerintah korup dan terlibat dalam upaya gagal reformasi konstitusi.
Analis di Yangon David Mathieson menerangkan, aparat sebenarnya bisa saja menjatuhkaN hukuman penjara jika mereka mencobanya.
Namun, mereka khawatir tindakan semacam itu hanya akan membuat si pemuka agama radikal itu menerima dukungan yang luar biasa.
"Dia ingin menjadi martir.
Jadi, mengapa pihak berwenang mau repot-repot memberikannya oksigen yang dibutuhkannya?" tanya Mathieson
Sementara peneliti International Crisis Group Rchard Horsey berujar, keputusan Ashin Wirathu menyerahkan diri sepekan jelang pemilu bukanlah kebetulan.
Partai NLD pimpinan Suu Kyi diprediksi bakal kembali berkuasa di pemilu 8 November, meski terdapat ketidakpuasan di kalangan etnis minoritas.
Horsey menuturkan, kuat dugaan si "Buddhist bin Laden" berharap bisa menggambarkan NLD sebagai musuh umat Buddha dengan penyerahan dirinya Senin lalu.
Kecil kemungkinan, lanjut Horsey, pesan yang dibawa oleh Wirathu bisa menjangkau kalangan di luar kelompok garis keras.
SUMBER: TRIBUNNEWS JUDUL: Biksu-radikal-myanmar-buddhist-bin-laden-menyerah-sebar-kebencian-tentang-islam-etnis-rohingya
(TRIBUNNEWS/HERUDIN)

 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											