Human Interest Story

Ketika Kaum Ibu Turun Tangan Jadi Kuli, Potret Perempuan Tangguh di Tanjabbar

Perkembangan zaman dengan situasi ekonomi saat ini membuat sejumlah orang berputar otak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Fifi Suryani
TRIBUN JAMBI/SAMSUL BAHRI
Singkirkan gengsi, kaum ibu lakoni pekerjaan laki-laki mengangkut pasir dan kerikil, Minggu (1/11) untuk membantu tambahan belanja keluarga di Kecamatan Bram Itam Tanjabbar. 

TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL - Perkembangan zaman dengan situasi ekonomi saat ini membuat sejumlah orang berputar otak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Hal ini lah yang dilakukan oleh Aisyah bersama dengan ibu-ibu yang ada di RT 7 Desa Jati Emas, Kecamatan Bram Itam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Pekerjaan bertani ternyata tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama keluarganya.

Biasanya selain bertani, Aisyah bersama ibu lainnya mengupas buah pinang.

Namun karena buah pinang sedang tidak menghasilkan banyak buah, maka mereka tidak mendapat pekerjaan untuk mengupas buah pinang.

Kali ini, Aisyah dengan ibu-ibu lainnya memanfaatkan satu pekerjaan jalan yang membutuhkan kuli untuk memasukkan pasir ke dalam karung dan membawanya ke areal pekerjaan jalan yang masuk ke dalam lorong dari jalan utama.

Pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh laki-laki itu kini diambilalih oleh ibu-ibu ini.

"Ya mau dak mau lah. Sambilan ngisi waktu sore. Biasanya ngupas pinang. Tapi ini lagi kosong, ada kerja ini ya ini lah, apalagi lagi corona ini, ekonomi turun nian," ungkap Aisyah beberapa waktu lalu.

Upah Rp1.000 untuk satu karung yang diisi setengah tersebut yang didapatkan oleh Asiyah. Pekerjaan tersebut dilakukan oleh Aisyah dan ibu-ibu lainnya di mulai dari pukul 13.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Dari jam itu, setidaknya untuk satu orang bisa mengisi karung tersebut sebanyak 50 karung.

"Perkarung yang diisi setengah ini di upah Rp1.000. Dari siang lah, sampai sore. Jadi pagi kita ke kebun dulu, kalau siang sampai sore baru ambil upah ini. Baru pertama kali, karena ini kan tidak setiap hari, pas ada pekerjaan jalan aja," ungkapnya.

Lebih lanjut disampaikan Aisyah yang memiliki satu orang anak ini, tidak hanya pasir. Dirinya bersama dengan ibu-ibu lainnya juga mengambil upah kerikil. Namun untuk kerikil ini, diisi dengan penuh dan upah yang di dapat perkarung sebesar Rp1500.

"Ya di syukuri aja. Yang penting kerjaan halal. Jadi lah untuk tambahan bantu-bantu suami belanja," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved