Berita Jambi

Kasus DBD di Jambi 1.896 Kasus, 13 Orang Meninggal, Masyarakat Diimbau Waspada Musim Hujan Ini

Memasuki musim hujan pada November hingga beberapa bulan mendatang, Dinas Kesehatan Provinsi Jambi mengimbau masyarakat untuk semakin waspada

Penulis: Zulkipli | Editor: Nani Rachmaini
Tribunjambi/Zulkifli
Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Raflizar 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Memasuki musim hujan pada November hingga beberapa bulan mendatang, Dinas Kesehatan Provinsi Jambi mengimbau masyarakat untuk semakin waspada terhadap nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) dan beberapa penyakit lainnya.

Dikhawatirkan pada saat musim ini nyamuk gampang berkembang dibanding musim kemarau.

Bukan tanpa alasan, tercatat sudah 13 kasus meninggal dunia di Provinsi Jambi akibat DBD hingga Oktober ini.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Raflizar mengimbau masyarakat untuk senantiasa menjalankan hidup bersih dan sehat.

Baca juga: Buaya Raksasa Mati Setelah Ditangkap Warga, Ternyata Sering Mengejar Perahu Nelayan, Ini Penyebabnya

Baca juga: KPHP Limau Sering Dapat Laporan Peti di Lubuk Bedorong Masih Beroperasi

Baca juga: Masih Kurang Sadar Mengunakan Masker, Plt Bupati Sarolangun: Kita akan Intens Razia

"Untuk DBD ini diharapkan lakukan gerakan 3M, seperti menguras air tergenang, mengubur kaleng, dan menutup," sampai Raflizar di Kantor Gubernur Jambi, Selasa (27/10/2020).

Dinas Kesehatan mencatat terjadi 13 kasus kematian akibat DBD hingga Oktober 2020.

Demam karena DBD
Ilustrasi. Demam karena DBD (ist)

Daerah terbanyak kasus meninggal ada di Kota Jambi 8 orang.

Disusul Muaro Jambi 3 orang, dan masing-masing satu kasus lainnya di Kabupaten Tanjab Barat dan Tanjab Timur (Tanjabtim).

"Angka meninggal terbanyak hingga kini terjadi pada Februari ada sebanyak 6 kasus meninggal, dan terbanyak kedua pada April, selebihnya hanya 1 kasus meninggal," akunya.

Kasus meninggal ini terakhir terjadi pada September lalu di Tanjabtim.

"Untuk data terakhir pada bulan Oktober ini baru empat yang datanya sudah masuk, yakni Tanjabbar, Tanjabtim, Bungo dan Kota Sungai Penuh."

"Pada data tersebut ada 14 kasus dan tak ada kasus meninggal," jelasnya.

Sementara untuk angka pasien DBD sejauh ini, ada sebanyak 1.896 pasien.

Tiga teratas diisi Kota Jambi, Muaro Jambi, dan Tanjab Barat.

Secara berurutan angka untuk daerah ini yakni 691, 246 dan 227.

"Kita harapkan masyarakat benar-benar menerapkan hidup sehat terutam di daerah epidemi seperti Kota Jambi dan Muaro Jambi," pungkasnya.

Kasus DBD di Provinsi Jambi sepanjang tahun 2020

1. Kota Jambi : 691 Kasus, (8 Meninggal)
2. Muaro Jambi : 246 (3 Meninggal)
3.Tanjabbar : 227 (1 meninggal)
4. Tanjabtim : 143 (1 Meninggal)
5. Batanghari : 167 (0)
6.Bungo :120 (0)
7.Tebo : 101(0)
8.merangin 65(0)
9. SUNGAIPENUH 63 (0)
10.Sarolangun :44 (0)
11.Kerinci : 29 (0)

Total : 1.896 (13 meninggal)

 (tribunjambi/zulkifli azis)

Ketua IDI Jambi: Harus Aware Melihat Tren DBD di Tengah Covid-19

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan hal yang rutin terjadi terutama terjadi saat musim penghujan.

Deri Mulyadi, Ketua IDI Jambi menyampaikan antisipasi dan kewaspadaan harus lebih ditingkatkan saat Covid-19 mewabah.

"Biasanya di Dinas Kesehatan, di pengendalian dan pemberantasan penyakit (P2P) baik kabupaten, kota maupun provinsi, sudah ada teknis untuk penanganannya."

"Seperti pencegahannya, penanganannya ke masyarakat, itu program rutin dan memang sudah terprogram dengan baik."

"Saya pikir itu tinggal dijalankan lagi," tutur Deri, Selasa (20/10/2020).

Ia melanjutkan pemerintah untuk lebih mengingatkan lagi terhadap masyarakat mengenai tren DBD.

Karena saat ini dua hal yang harus diperhatikan, DBD dan Covid-19.

"Kita kan sedang wabah pandemi Covid-19 campur lagi secara musiman akan terjadi juga masalah DBD yang bisa melonjak kasusnya," sebut Deri. 

"Ini harus saya sampaikan juga, kemaren sudah ada kejadian."

"Sebenarnya yang harus kita pahami ini kan Covid-19 merupakan the grid initiator (pemrakarsa jaringan)."

"Jadi dia bentuk gejala klinisnya bisa menyerupai bentuk yang lain-lain," ujarnya.

Deri menyampaikan sudah ada di Jambi pasien yang menderita DBD disertai positif Covid-19.

"Ada pasien yang saat ia datang dengan DBD, ujung-ujungnya dia corona, dan meninggal," ungkap Deri.

Deri mengajak seluruh masyarakat termasuk juga pemerintah harus peduli dengan DBD di tengah fokusnya seluruh pihak terhadap Covid-19.

"Walaupun DBD ini musiman, justru harus lebih aware lagi."

"Karena dia the grid initiator yaitu bisa menyerupai bentuk yang lain."

"Seperti tadi pasien DBD, bisa saja dia suatu Covid-19, gitu," lanjut Deri.

Selain itu dalam kondisi imunitas yang menurun saat DBD, ataupun segala bentuk komplikasinya, tidak menutup kemungkinan dengan sekarang sudah terpaparnya di mana-mana. 

"Malah bisa memperburuk keadaan. Bisa seperti itu jadinya," pungkas Deri.

(tribunjambi/rara khushshoh)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved