Jokowi Takut Karhutla Duet Maut dengan Covid-19, Siti Nurbaya Akui Sering Diejek Singapura
Presiden Joko Widodo mewanti-wanti jangan sampai karhutla duet maut dengan Covid-19.
Jokowi Takut Karhutla Duet Maut dengan Covid-19, Siti Nurbaya Sebut Singapura Sering Ngejek
TRIBUNJAMBI.COM - Presiden Joko Widodo mewanti-wanti jangan sampai karhutla duet maut dengan Covid-19.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan Prsiden Jokowi memintanya untuk terus memantau dan mengantisipasi terjadinya Karhutla.
"Pak Presiden sendiri juga selalu mengingatkan dan kadang-kadang menelepon secara khusus."
"'Ini beresin, antisipasi, jaga. Ini (pandemi) Covid-19."
"Saya enggak mau kebakaran itu duet maut antara Karhutla dan Covid-19," ungkap Siti Nurbaya dalam webinar Denpasar 12 'Waspada Bencana Nasional di Tengah Pandemi', Rabu (21/10/2020).
Meski begitu, Siti Nurbaya mengaku Karhutla hingga saat ini masih terjadi, meski tidak masif.
Dirinya mengaku sedang membenahi penanganan karhutla.
Siti Nurbaya mengatakan, saat ini hotspot atau titik panas karhutla di Indonesia hanya berkisar 8 sampai 9 persen.
"Karena sekarang karhutla juga masih ada walaupun sedikit, sedikit itu masih ada dan kita lagi benahi," ungkap Siti Nurbaya.

Menurut Siti Nurbaya, sinergitas antara Kementerian LHK dengan kementerian dan lembaga lain juga sudah terbentuk.
Kementerian LHK bekerja sama dengan BNPB, BMKG, dan Kementerian PUPR, menanggulangi karhutla.
"Yang paling penting adalah sebetulnya sinergi."
"Sinergi itu untuk bisa kita permanently, selesaikan jadi ada ilmu pengetahuan."
"Ada kendali operasional secara sinergis, ada kesadaran kita untuk tata kelola landscape," papar Siti Nurbaya.
Baca juga: Mata Najwa Tadi Malam Seru, Rocky Gerung Debat Sengit dengan Irma Suryani Soal Pemerintahan Jokowi
Siti Nurbaya juga mengungkapkan tekanan yang diterima Indonesia dari dunia internasional, akibat karhutla.
Siti Nurbaya mengatakan, tekanan terbesar terjadi pada 2015, pada awal-awal dirinya menjadi Menteri LHK.
"Terasa juga di internasional saya gara-gara 2015 asap itu."
"Tekanan internasional kepada Indonesia gila-gilaan dan diejek terus, dikata-katain terus," ungkapnya.
Menurut Siti Nurbaya, negara yang paling sering mengkritik karhutla di Indonesia adalah Singapura.
"Apalagi Singapura negara kecil, tapi sok tahu banget, selalu mengejek," beber Siti Nurbaya.
Siti Nurbaya mengungkapkan, tekanan tersebut mereda pada 2017, setelah karhutla di Indonesia mengalami penurunan hingga 165 ribu hektare lahan yang terbakar.
Menurutnya, pemerintah telah menemukan pola dalam karhutla yang bisa ditemukan cara mengantisipasinya.
Saat ini dirinya mengaku Indonesia lebih siap dalam menghadapi karhutla.

"Jadi pola ini bisa kita ikuti ternyata. Jadi itu pada dimensi nilai-nilainya yang menjaga kita."
"Kalau ditanya apakah sudah siap, kelihatannya jauh lebih siap."
"Mungkin beberapa kali lipat lebih siap dibandingkan tahun 2015," ucap Siti Nurbaya.
Kunci penanganan karhutla, menurut Siti Nurbaya terletak pada sinergi antar-lembaga.
Partisipasi masyarakat dalam penanganan karhutla juga menjadi kunci.
"Yang paling penting dan unggul buat Indonesia itu adalah partisipasi publik. Itu kayaknya nggak ada lawan," cetus Siti Nurbaya.
Siti Nurbaya lantas membeberkan upaya pemerintah mencegah kebakaran hutan.
Baca juga: Blak-blakan Mardani Ali Sera Sebut Jokowi Berubah, Bandingkan Saat Jadi Wali Kota Solo dan Presiden
Siti bercerita pengalamannya berupaya mencegah kebakaran hutan di Indonesia, saat momen penting pelantikan Presiden serta ketika pidato kenegaraan pada 17 Agustus.
"Ketika kebakaran hutan itu misalnya terjadi di saat pelantikan Presiden."
"Mbak Rerie mungkin ingat tahun lalu, saya mati-matian ngejagain untuk tidak terjadi atau kebakaran hutan kemarin waktu pidato Agustusan," beber Siti.
Padahal, Siti mengungkapkan, pada 11 hingga 13 Agustus, wilayah Kalimantan Barat mengeluarkan asap yang sangat tinggi.
Saat itu, dirinya bersama bersama Panglima TNI berupaya agar kebakaran hutan tidak terjadi di momen pidato kenegaraan Presiden Jokowi.
Baca juga: INFO Terkini Demo UU Cipta Kerja di Jakarta, Ribuan Buruh Akan Geruduk Istana Presiden
"Saya mati-matian ngejagainnya, karena pada tanggal 11,12,13 Agustus tuh Kalimantan Barat gila-gilaan asapnya."
"Kita mati-matian bersama Panglima TNI, supaya pada tanggal pidato Presiden itu tidak terjadi kebakarannya," tutur Siti.
Menurut Siti, Kementerian LHK berupaya mengurangi titik kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia.
Siti mengakui saat pertama kali menjadi Menteri LHK, luas area lahan yang terbakar masih cukup tinggi.
Pada 2015, luas area lahan yang terbakar mencapai 2.611.411 hektare pada 2015.
Hingga akhirnya Siti memutuskan untuk melakukan reformasi dalam penanganan kebakaran hutan di Indonesia.
"Bahwa pilihannya tidak ada kecuali melakukan reformasi di beberapa dimensi, termasuk tataran nilai," ucap Siti.
Saat itu, Siti mengungkapkan pemerintah mencoba mengubah konsep dari tanggap darurat ke siaga darurat.
Pemerintah juga fokus kepada pencegahan dengan tidak hanya melihat soal api saja, tapi juga soal landskap dari gambut. (Fahdi Fahlevi)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Jokowi Tak Ingin Karhutla Duet Maut dengan Covid-19, Menteri LHK Ungkap Singapura Selalu Mengejek.