Kasus Pemerkosaan
Siswi SMP Ngaku Diperkosa 10 Pria di Bali, Digilir Tiap Hari di Semak-semak, Bengkel, dan Rumah
Seorang siswi yang masih duduk di kelas VII SMP diduga menjadi korban persetubuhan. Pemerkosaan ini dilakukan selama beberapa di lima lokasi berbeda.
TRIBUNJAMBI.COM – Seorang siswi yang masih duduk di kelas VII SMP diduga menjadi korban persetubuhan.
Tragisnya, dugaan pemerkosaan siswi SMP kelas VII ini dilakukan selama beberapa di lima lokasi berbeda.
Kali ini korbannya adalah siswi Buleleng Bali.
Ironisnya, siswi SMP Buleleng Bali ini mengaku telah diperkosa oleh 10 orang secara bergiliran.
Akibatnya, siswi SMP Buleleng Bali ini trauma berat dan mendapat pendampingan dari psikolog.
Baca juga: Kabid Humas Polda Jambi : Kami Minta Maaf Bila Masyarakat Terganggu Demo Mahasiswa
Baca juga: Unjuk Rasa Buruh dan Mahasiswa Tolak UU Ciptaker, Massa Jebol Gerbang Kantor DPRD Karawang
Baca juga: One Coffee di Jambi Ini Hadir Karena Ownernya Enggan Jadi Pegawai, Sehari Omset Pernah Rp 1,5 Juta
Sebelumnya, kasus pemerkosaan juga menimpa siswi SMP Bojonegoro dan siswi SMP Lamongan, Jawa Timur.
Siswi SMP Bojonegoro diperkosa oleh teman prianya yang dikenal melalui facebook.
Sedangkan siswi SMP Lamongan diperkosa selama dua hari oleh polisi gadungan asal Nganjuk.
Simak berita selengkapnya.
Baca juga: UMKM di Kota Jambi Ini Hadirkan Konsep Klasik Abstrak di Outlet Coffee Shopnya di Kebun Handil
Seorang siswi yang masih duduk di kelas VII SMP diduga menjadi korban persetubuhan.
Bahkan siswi asal Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Provinsi Bali itu diduga disetubuhi oleh 10 orang pelaku, di lokasi dan waktu yang berbeda.
Kasus tersebut hingga saat ini masih dalam tahap penyelidikan Unit PPA Polres Buleleng.
Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu Sumarjaya dikonfirmasi pada Senin (19/10) mengatakan, kasus dugaan persetubuhan ini terjadi sejak Minggu (11/10).
Dimana, menurut pengakuan korban, dirinya telah disetubuhi di lima tempat kejadian perkara (TKP) dengan waktu serta pelaku yang berbeda.
Baca juga: UMKM di Kota Jambi Ini Hadirkan Konsep Klasik Abstrak di Outlet Coffee Shopnya di Kebun Handil
TKP pertama terjadi di Lingkungan Penarungan, Kelurahan Penarukan, Kecamatan Buleleng.
TKP ke dua, tiga dan empat, terjadi di Desa Alasangker, Kecamatan Buleleng, Provinsi Bali.
“Kejadian pertama diduga dilakukan oleh beberapa orang. Sementara kejadian ke dua, tiga dan empat ini terjadi di bengkel, semak-semak dan di rumah warga dengan jumlah pelaku masing-masing satu orang.
Jadi total terduga pelaku ada 10 orang dari lima lokasi kejadian.
Para terduga pelaku belum dimintai keterangan, penyidik masih fokus mendatangi sejumlah dugaan TKP itu, dan memeriksa saksi-saksi,” terangnya.
Iptu Sumarjaya juga menyebut, korban saat ini sedang mendapatkan penanganan dari psikolog dan sudah dilakukan visum.
Baca juga: BREAKING NEWS: Mantan Bupati Zulfikar Ahmad Positif Corona, Beredar Surat Riwayat Perjalanan
Namun untuk hasil visumnya sendiri, belum diterima oleh pihak penyidik.
Disinggung terkait kronologi awal hingga korban mendapat perlakuan tak senonoh itu, Iptu Sumarjaya mengaku belum mengetahuinya secara pasti, sebab korban masih dalam kondisi trauma.
Namun berdasarkan pengakuan orangtua korban, pelajar malang itu sempat pergi dari rumah menggunakan sepeda motor, pada Minggu (11/10/2020) dengan alasan ingin bermain dengan temannya.
Belakangan, orangtua korban mengetahui jika sang buah hati telah menjadi korban dugaan pemerkosaan.
Hingga akhirnya kasus itu dilaporkan ke Mapolres Buleleng.
“Terduga pelaku ada yang berusia dibawah 18 tahun, dan ada pula yang sudah dewasa. Ini masih kami kembangkan lagi, untuk mencari tau kebenarannya,” jelas Iptu Sumarjaya.
Sementara terkait barang bukti yang kini telah diamankan, sebut Iptu Sumarjaya hanya berupa pakaian yang digunakan oleh korban saat kasus dugaan pencabulan itu terjadi.
Apakah ada dugaan korban jual diri?
“Belum ada mengarah kesana. Kalau pun benar (jual diri,red) mengingat korban masih di bawah umur, para pelaku tetap dijerat hukum. Sampai saat ini kami belum bisa menggali keterangan lebih lanjut, karena korban masih ditangani oleh pihak psikolog,” jawab Iptu Sumarjaya.
Nasib malang dialami Melati, nama samaran (14), asal Bojonegoro.
Gadis di bawah umur yang masih pelajar SMP tersebut menjadi korban asusila oleh A (20), asal Kedunggampeng, Kecamatan Temayang.
Aksi bejat A tersebut bermula dari perkenalannya dengan korban melalui media sosial Facebook.
Kapolres Bojonegoro, AKBP M Budi Hendrawan mengatakan, terlapor ini setiap harinya selalu memberi janji kepada Melati untuk dijadikan sebagai pacar.
Hingga akhirnya pada Sabtu (26/9/2020) korban diajak ketemu oleh terlapor di lapangan Sidobandung, Kecamatan Balen.
Setelah ketemu, korban diboncengkan pelaku menuju sebuah kos di jalan Untung Suropati, Kelurahan Sumbang, Kecamatan Bojonegoro.
"Di kos tersebut terjadi persetubuhan, kenalnya mereka dari Facebook," ujar Kapolres saat ungkap kasus, Senin (19/10/2020).
Baca juga: Klaim Biaya Perawatan Pasien Covid-19 Tak Kunjung Cair, RS Swasta Terpaksa Pinjam Modal Bank
Perwira menengah itu menjelaskan, setelah mendapat laporan persetubuhan selanjutnya petugas reskrim bergerak untuk melakukan penangkapan terhadap pelaku.
Dari hasil penangkapan, polisi mengamankan sejumlah barang bukti di antaranya, hasil visum dan sejumlah pakaian.
Atas kejadian tersebut, tersangka dijerat undang-undang perlindungan anak ancaman hukuman 15 tahun penjara.
"Pelaku kita tahan diancam hukuman minimal 5 tahun maksimal 15 tahun penjara," tegasnya.
Dua Hari Diperkosa Polisi Gadungan
M Riswanto Hari (28), warga Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur ini lihai membujuk korbannya, siswi SMP di Lamongan.
Dunia maya Facebook menjadi jembatan Riswanto untuk menggaet siswi salah satu sekolah menengah pertama, (14) anak dibawah umur asal Turi Lamongan.
Tak hanya berhasil menggaet, Riswanto juga berhasil merenggut keperawanan putri petani tersebut.
"Sudah ditangkap dan diamankan," kata Kasubag Humas Polres Lamongan, AKP Djoko Bisono kepada TribunJatim.com, Minggu (30/8/2020).
Tersangka yang bekerja sebagai tukang las di wilayah Gresik ini melancarkan bujuk rayu terhadap korbannya dengan mengaku sebagai anggota Polisi yang akan mempersunting S sebagai istrinya.
Pertama kenal, kata Riswanto kepada penyidik, dari dunia maya Facebook. Kemudian keduanya jumpa darat sebanyak lima kali.
Pertemuan pertama, kedua dan ketiga, tersangka sebatas melakukan penjajakan untuk mendalami psikologis korban.
Senjata rayuannya adalah, tersangka meyakinkan korban, kalau dirinya sebagai anggota polisi yang dinas di wilayah Jawa Timur.
Korban S yakin betul kalau Riswanto, laki - laki yang dikenalnya itu sebagai anggota polisi yang akan menjadikannya sebagai istri.
Baca juga: Rangga Azof Bakal Ada Pesaing di Samudra Cinta, Rizky Billar Bakal Tampil di Sinetron SCTV Itu
Tiga kali pertemuan itu, belum dimanfaatkan Riswanto untuk melancarkan ulah kenakalannya. Tersangka hanya meyakinkan korban, kalau dirinya serius untuk membina rumah tangga dengan S.
Percaya diri, Riswanto kembali mengajak pertemuan untuk keempat kalinya. Dan dilanjutkan dengan pertemuan ke lima kali.
Pertemuan keempat, korban diajak ke rumah tersangka dengan alasan hendak diperkenalkan dengan orang tuanya Loceret Nganjuk.
Korban menuruti ajakan tersangka dan berangkatlah ke Nganjuk. Di Nganjuk, korban bukannya dipertemukan dengan orang tua tersangka, namun diajak menginap di rumah salah satu keluarga Riswanto.
Hari keempat malam hari itu, korban diajak berhubungan badan layaknya suami istri. Keesokan harinya, korban belum juga dipulangkan.
Dan hari ke lima, korban kembali diajak berhubungan seperti hari keempat malam itu. Dua hari, Selasa dan Rabu, korban tidak pulang.
Praktis orang tua korban mencari tahu keberadaan putrinya. Orang tua korban pontang - panting mencari putrinya. Dan berhasil menemukan jejak keduanya.
Baca juga: Wulan Guritno Rasakan Manfaat Bersepeda saat Pandemi Virus Corona, Ceritakan Awal Mula Jatuh Cinta
Pencarian dilakukan, orang tua S mencari di rumah orang tua tersangka. Ternyata tidak ditemukan, baik korban maupun tersangka.
Satu diantara anggota keluarga menginformasikan, kalau Riswanto sedang berada di rumah salah satu kerabatnya, masih di wilayah Kecamatan Loceret.
Benar, keduanya ditemukan di rumah tempat mereka menginap tersebut. Korban digelandang pulang.
Korban sempat depresi, terbongkar , ternyata Riswanto bukan anggota polisi. Tersangka adalah bekerja sebagai tukang las di kabupaten tetangga, Gresik.
Usut punya usut, tersangka ini ternyata sudah duda dua kali. Dua kali menikah dan berpisah, kedua mantan istrinya juga orang Lamongan.
Satu diantaranya adalah warga yang masih satu dengan korban yakni, Kecamatan Turi.
Orang tua korban marah, dan melaporkan kejadiannya ke Polres Lamongan. Berbekal laporan dan keterangan korban serta saksi, tersangka berhasil diamankan anggota unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Lamongan. (TribunBali.com/TribunJatim.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Siswi SMP Buleleng Ngaku Disetubuhi 10 Pelaku di Lokasi Berbeda