Angka Kasus DBD di Tanjabbar Menurun, Waspada Hujan Tinggi di September

Angka Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tanjung Jabung Barat diprediksi mengalami penurunan.

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUN JAMBI/HERI PRIHARTONO
Ilustrasi. Pasien DBD yang tengah dirawat 

Angka Kasus DBD di Tanjabbar Menurun, Waspada Hujan Tinggi di September

Laporan Wartawan Tribun Jambi Samsul Bahri

TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL - Angka Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tanjung Jabung Barat diprediksi mengalami penurunan.

Hal ini tampak dari angka kasus yang semakin menurun. Ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Arida Santi Oren melalui Ermadayanti, Kasi Penyakit Menular di Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjabbar.

Ermadayanti menyebutkan bahwa di awal Oktober hingga hari ini, Selasa (20/10) terdapat tiga kasus DBD.

Hal ini menurun dibandingkan dengan rekapan untuk September dengan angka 7 kasus.

"Alhamdulilah untuk kasus DBD kita mengalami penurunan dan kita harap memang angkanya terus menurun."

"Di September itu ada tujuh kasus sementara di Oktober sampai hari ini ada tiga kasus," sebutnya.

Lebih lanjut diterangkan oleh Ermadayanti, bahwa untuk kasus DBD selain menyerang orang dewasa, dari 10 kasus di bulan September dan Oktober terdapat tiga kasus DBD yang dialami oleh anak-anak.

Untuk September terdapat dua anak-anak dan Oktober satu anak-anak.

"Kasus anak-anak di bulan September ada umur 7 tahun dan 8 tahun, bulan Oktober kasus anak umur 10 tahun," ungkapnya.

Meskipun angka kasus DBD mengalami penurunan, Ermadayanti tetap mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan.

Terlebih lagi, intensitas tinggi diprediksi akan terjadi bulan ini hingga Desember.

"Intensitas hujan yang tinggi dimungkinkan untuk berkembangnya nyamuk penyebab DBD."

"Jadi memang masyarakat diimbau untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan, terapkan pola 3 M, Menguras, Membersihkan dan Menimbun," pungkasnya.

Disisi lain, Dirut RSUD Daud Arif Kuala Tungkal menyebutkan bahwa untuk ruang perawatan DBD di RS Daud Arif terbilang cukup.

Menurutnya perawatan untuk pasien DBD menjalani perawatan di ruang perawatan biasa.

"Untuk DBD rawatannya seperti biasa."

"Kalau untuk ruangan, inshaallah masih tercukupi," tutup Dirut RSUD Daud Arif, Elfis Syahril.

(tribunjambi/samsul bahri)

Ketua IDI Jambi: Harus Aware Melihat Tren DBD di Tengah Covid-19

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan hal yang rutin terjadi terutama terjadi saat musim penghujan.

Deri Mulyadi, Ketua IDI Jambi menyampaikan antisipasi dan kewaspadaan harus lebih ditingkatkan saat Covid-19 mewabah.

"Biasanya di Dinas Kesehatan, di pengendalian dan pemberantasan penyakit (P2P) baik kabupaten, kota maupun provinsi, sudah ada teknis untuk penanganannya."

"Seperti pencegahannya, penanganannya ke masyarakat, itu program rutin dan memang sudah terprogram dengan baik."

"Saya pikir itu tinggal dijalankan lagi," tutur Deri, Selasa (20/10/2020).

Ia melanjutkan pemerintah untuk lebih mengingatkan lagi terhadap masyarakat mengenai tren DBD.

Karena saat ini dua hal yang harus diperhatikan, DBD dan Covid-19.

"Kita kan sedang wabah pandemi Covid-19 campur lagi secara musiman akan terjadi juga masalah DBD yang bisa melonjak kasusnya," sebut Deri. 

"Ini harus saya sampaikan juga, kemaren sudah ada kejadian."

"Sebenarnya yang harus kita pahami ini kan Covid-19 merupakan the grid initiator (pemrakarsa jaringan)."

"Jadi dia bentuk gejala klinisnya bisa menyerupai bentuk yang lain-lain," ujarnya.

Deri menyampaikan sudah ada di Jambi pasien yang menderita DBD disertai positif Covid-19.

"Ada pasien yang saat ia datang dengan DBD, ujung-ujungnya dia corona, dan meninggal," ungkap Deri.

Deri mengajak seluruh masyarakat termasuk juga pemerintah harus peduli dengan DBD di tengah fokusnya seluruh pihak terhadap Covid-19.

"Walaupun DBD ini musiman, justru harus lebih aware lagi."

"Karena dia the grid initiator yaitu bisa menyerupai bentuk yang lain."

"Seperti tadi pasien DBD, bisa saja dia suatu Covid-19, gitu," lanjut Deri.

Selain itu dalam kondisi imunitas yang menurun saat DBD, ataupun segala bentuk komplikasinya, tidak menutup kemungkinan dengan sekarang sudah terpaparnya di mana-mana. 

"Malah bisa memperburuk keadaan. Bisa seperti itu jadinya," pungkas Deri.

(TribunJambi/Rara Khushshoh Azzahro)

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved