Investasi

Ini Kata Analis Soal Saham Tambang Nikel, INCO dan ANTM Dijagokan

Menurut Sukarno Alatas kebutuhan bahan baku baterai listrik bakal meningkatkan permintaan nikel, sehingga prospek emiten nikel akan menarik ke depan

Editor: Fitri Amalia
RE
06032016_NIKEL 

TRIBUNJAMBI.COM - Menurut beberapa analis emiten penambangan nikel memiliki prospek yang menarik seiring dengan berkembangnya industri mobil listrik.

Berdasarkan catatan Kontan, hingga Juli 2020 total neraca sumber daya bijih nikel Indonesia mencapai 11,88 miliar ton.

Sedangkan total sumber daya logam nikel sebesar 174 juta ton.

Adapun, neraca cadangan bijih nikel hingga Juli 2020 tercatat sebesar 4,34 miliar ton dan total cadangan logam nikel sebesar 68 juta ton.

Data tersebut dikumpulkan dari 328 lokasi di Indonesia.

Baca juga:  IMIP Dominasi Pasar Nikel Dalam Negeri, Geser Posisi Antam dan INCO

Baca juga: Masa Pandemi, Ombudsman RI Kartu Kuning Pelayanan Publik, Perlu Adanya Penyederhanaan

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menyebut, meningkatnya permintaan terhadap nikel karena pengembangan industri mobil listrik dapat menjadikan nikel sebagai komoditas andalan Indonesia.

Hanya saja, Chris melihat cadangan nikel di Indonesia perlu adanya eksplorasi lanjutan lantaran saat ini cenderung cukup kecil jika dibandingkan dengan produksinya.

Lebih lanjut ia bilang, adanya penambangan nikel lebih luas di Indonesia juga akan berdampak positif bagi penduduk di sekitar tambang, hal ini karena biasanya wilayah yang dekat dengan tambang memberikan pengaruh cukup baik bagi ekonomi di area tersebut.

"Namun, perlu diperhatikan dari sisi pembuangan limbah tambangnya dan menerapkan good mining practice yang baik," katanya, Selasa (13/10).

Dengan harga nikel yang kembali meningkat, bahkan menembus US$ 15.000 per metrik ton dapat mengerek kinerja perusahaan nikel.

Baca juga: UU Cipta Kerja Disebut Hotman Paris Untungkan Buruh: Majikan Bakal Buru-buru Bayarkan Uang Pesangon

Baca juga: Usai Baca Isi UU Cipta Kerja, Hotman Paris Bagikan Kabar Baik Untuk Buruh dan Pekerja, Apa Itu?

Sehingga ia memprediksi emiten penambang nikel akan mencetak kinerja yang cukup baik sampai tutup tahun ini.

Guna meningkatkan kinerja, sambungnya, perusahaan juga bisa mencari potensi kontrak baru untuk penjualan nikel serta melakukan eksplorasi untuk mencari cadangan anyar.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas juga menyampaikan hal yang sama.

Ia berpendapat adanya kebutuhan bahan baku baterai listrik bakal meningkatkan permintaan nikel, sehingga prospek emiten nikel akan menarik ke depannya.

"Harga nikel global juga dalam tren kenaikan, ini menjadi sentimen positif untuk kinerja emiten. Penurunan harga minyak juga menjadi sentimen positif karena efisiensi cost produksi," kata Sukarno.

Sukarno menjagokan saham INCO lantaran dari sisi kinerja juga diprediksi akan lebih baik ketimbang tahun lalu.

NIKEL PASIR
NIKEL PASIR (kontan)

Berdasar catatan Kontan, penjualan INCO di semester I-2020 tercatat sebesar US$ 360,37 juta atau meningkat bila dibandingkan semester I-2019 yang sebesar US$ 292,25 juta.

Sukarno menuturkan, INCO bisa memaksimalkan produksi selagi harga minyak belum terlalu pulih.

Ia merekomendasikan pelaku pasar untuk dapat mengoleksi saham INCO dengan target harga Rp 4.000 dan target harga berikutnya di Rp 4.300.

Selain INCO, bagi Chris saham ANTM juga menarik untuk jadi pilihan lantaran saat ini memproduksi nikel dengan porsi yang cukup besar.

"Dan memang saat ini INCO dan ANTM lebih berfokus pada komoditas nikel serta memiliki cadangan nikel yang cukup besar," imbuhnya.

Chris memasang target harga Rp 1.100 untuk ANTM dan INCO dengan target harga Rp 4.600.

Pada akhir perdagangan hari ini, saham INCO terkoreksi 2,79% ke harga Rp 3.830 per saham dan saham ANTM juga melemah 1,92% ke harga Rp 765 per saham.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Berprospek menarik, begini rekomendasi analis untuk saham-saham tambang nikel"

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved