Percakapan Penyusup Saat Demo Tolak UU Cipta Kerja Terbongkar, Dijanjikan Dapat Uang

Bermula ketika Pangdam Jaya Mayjend Dudung Abdurachman bercerita tentang sejumlah orang yang diamankan terkait demo.

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
Tribun Medan/Danil Siregar
Petugas kepolisian berpakaian preman mengamankan pengunjuk rasa saat aksi menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja atau Omnibus Law di depan Gedung DPRD Sumut, Medan, Kamis (8/10/2020). Aksi demontrasi dari berbagai lembaga di Medan tersebut berujung bentrok dengan aparat kepolisian. 

TRIBUNJAMBI.COM - Belakangan terungkap isi percakapan penyusup dan penggerak demo.

Bermula ketika Pangdam Jaya Mayjend Dudung Abdurachman bercerita tentang sejumlah orang yang diamankan terkait demo.

Orang-orang tersebut mengaku disuruh dan dijanjikan sejumlah uang oleh orang lain setelah mengikuti demo tolak UU Cipta Kerja.

"Beberapa kita tangkap bersama pihak kepolisian, mereka ini tidak paham sama sekali tujuannya untuk apa," ucap Dudung dikutip dalam video yang diunggah akun Instagram suhartono323, Sabtu (10/10/2020).

Baca juga: Kapolda Jambi Instruksikan Jajarannya Agar Tidak Terpancing Saat Demo Aksi Tolak UU Cipta Kerja

Baca juga: Download Lagu Sholawat Nabi dari Nissa Sabyan Full Album, Ada Video Religi Habib Syech Terbaru

Baca juga: Chord Gitar Lagu Titip Rindu Buat Ayah Ebiet G Ade, Di Matamu Masih Tersimpan

"Bahkan, mereka itu ada yang datang dari Subang. Saya tanya siapa yang menggerakkan, 'ada pak saya dirusuh ke sini' jawab dia."

"Dia tidak bawa uang, bahkan ada yang bawa cuma Rp 10 ribu. Saya tanyakan, setelah demo mereka pulang pakai apa?" imbuh Dudung.  

Berdasarkan hasil pemeriksaan handphone orang-orang yang diduga penyusup dalam aksi demo ini, ada hal mengejutkan lainnya.

Selain mengaku digerakkan, mereka juga dijanjikan akan mendapatkan uang setelah melakukan aksinya.

"Dari hasil HP yang kita periksa, mereka dijanjikan setelah demo dapat uang bahkan penggeraknya tidak datang ke Jakarta. Dia berhenti di Pamanukan," urai Dudung.

Ia menyakini, pendemo yang berbuat anarki saat menolak UU Cipta Kerja bukanlah golongan mahasiswa dan buruh, melainkan pihak lain tak bertanggung jawab.

"Saya punya keyakinan kalau mahasiswa dengan buruh punya misi aksi damai, rata-rata mereka terpelajar lah, paham dengan aksinya yang ingin disampaikan."

"Saya yakin dan saya lihat yang melakukan pelemparan kepada polisi itu bukan dari mahasiswa, kalau mereka mahasiswa pasti pakai jaket almamater," beber Dudung.

Cerita Kebersamaan TNI dengan Pendemo

Dudung juga membagikan momen kebersamaan anggota TNI bersama peserta aksi demo tolak UU Cipta Kerja.

Kebersamaan pertama yang Dudung bagikan saat TNI bersama mahasiswa bergotong royong memindahkan tameng-tameng dari truk satu ke kendaraan lainnya.

Ini dilakukan supaya truk tersebut dapat digunakan memulangkan mahasiswa ke asal daerahnya.

"Jadi setelah diimbau oleh Bapak Gubernur, para mahasiswa kesulitan untuk pulang ke daerah Pamulang malam itu."

"Kebetulan ada kendaraan marinir yang stan by di situ dan akhirnya diminta tolong mengangkut mahasiswa yang ingin kembali ke Pamulang."

"Kebetulan di dalam truk ada tameng-tameng untuk mengatasi huru-hara. Sehingga tameng-tameng diturunkan oleh anggota dan mahasiswa membantu menurunkan dan dipindahkan ke kendaraan lainnya."

"Bukan berarti kemudian memberikan tameng ke mahasiswa, tentu tidak. Tameng itu dipindahkan secara gotong royong."

"Karena truk itu akan digunakan membawa pulang mahasiswa ke Pamulang," urai Dudung.

Dudung menegaskan pihaknya mendukung penuh tugas kepolisian dalam menjaga aksi demo UU Cipta Kerja supaya berjalan damai.

Ia juga tidak ingin TNI ditunding mencari muka dalam menjalankan tugasnya.

"Itu saya sampaikan kepada media, kami dari TNI mendung penuh tugas-tugas kepolisian. Tidak ada kita mencari popularitas dan lain sebagainya," imbuhnya.

Cerita TNI Hadang Mahasiswa Menuju ke Monas

Dudung dalam kesempatan tersebut juga menceritakan momen saat jajarannya menghadang para mahasiswa yang ingin merapat ke kawasan Monas dan Istana Negara guna menggelar aksi dami menolak UU Cipta Kerja.

Ketika itu anggota TNI tidak memperbolehkan para mahasiswa yang terdiri dari sejumlah perguruan tinggi untuk menuju lokasi tersebut.

"Namun ada permintaan yang tidak saya penuhi mereka untuk ke istana. Saya bilang kalau mau aksi damai silahkan dan mereka mau orasi kita fasilitasi," ungkap Dudung.

Pria kelahiran 16 November 1965, meneruskan ceritanya.

Aksi damai mahasiswa tersebut berlanjut hingga kumandang adzan magrib tiba.

"Mereka sholat dan meminta saya sebagai imam yang kita laksanakan."

"Saya yakin mahasiswa dan buruh betul-betul akan melakukan aksi damai tidak ada yang melakukan aksi anarkis. Dan berjalan dengan baik," kata Dudung.

Cerita kebersamaan TNI dengan peserta demo tolak UU Cipta Kerja tidak berhenti di sini.

Setelah puas menyampaikan aspirasinya para mahasiswa meminta anggota TNI untuk diamankan menuju ke titik kumpul semula.

Permintaan tersebut kemudian diiyakan oleh pihak TNI.

"Setelah itu dari mahasiswa bilang, 'Pak saya kesulitan untuk kembali karena di sana ada pasukan, khawatir sudah gelap jangan sampai nanti ada persepsi berbeda."

Baca juga: Obat Sakit Prostat - Buah Berwarna Merah atau Pink hingga Teh Hijau

Baca juga: Sinopsis Pinocchio Episode 8, Jae Myeong Berhalusinasi Melihat Bocah Mirip Adiknya

Baca juga: Daftar Organisasi Mahasiswa di Jambi yang Turun Aksi Tolak UU Omnibuslaw Hari Ini

"Akhirnya kita antar para mahasiswa dengan kawalan kiri 15 dan kanan 15 orang. Kita antara sampai titik kumpulnya mereka. Sehingga mereka aman sampai tujuan," ujar Dudung.

Sumber : Tribunjakarta.com  https://jakarta.tribunnews.com/2020/10/12/terbongkar-percakapan-penyusup-dan-penggerak-demo-uu-cipta-kerja-pangdam-jaya-jelaskan-ini?page=all.


Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved