Ekonomi Jambi Alami Perlambatan Sejak 2015, Percepatan Realisasi APBN dan APBD Menjadi Kunci
Sejak 2015- 2019 pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi selalu tumbuh di bawah lima persen, dan selalu di bawah ekonomi nasional.
Penulis: Vira Ramadhani | Editor: Nani Rachmaini
“Selama periode Agustus 2020 cashflow di Provinsi Jambi tercatat sebesar Rp 247 miliar terjadi kenaikan Rp 173 miliar atau 234 persen dibanding periode yang sama pada 2019,” pungkasnya.
Dampak Pandemi Bagi Perekonomian Provinsi Jambi, Dampak Langsung dan Dampak Lanjutan
Pandemi Covid-19 berdampak pada seluruh perekonomian dunia, Indonesia dan juga Provinsi Jambi saat ini.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Suti Masniari Nasution mengatakan, dampak pandemi bagi perekonomian Provinsi Jambi ada dua yaitu dampak langsung dan dampak lanjutan.
Dampak langsung yaitu pada sektor wisata, perhotelan karena adanya pembatasan pegerakan.
Industri yang berdampak secara jangka pendek yaitu perhotelan, restoran, objek wisata dan transportasi.
Kondisi ini tentunya menyebabkan terjadinya pengurangan tenaga kerja baik yang bersifat permanen, PHK ataupun dirumahkan sesuai kebijakan perusahaan.
“Dengan adanya PHK dan tenaga kerja yang dirumahkan, maka akan menurunkan pendapatan. sehingga menurunkan daya beli, daya beli yang lemah akan menahan sektor konsumsi rumah tangga, yang merupakan salah satu sektor penyokong perekonomian Jambi dari sisi PDRB Penggunaan,” ujarnya melalui meeting zoom, Senin (12/10/2020).
Dan untuk dampak jangka panjang yang tidak langsung, berdampak pada sektor komoditas global, seiring dengan lambatnya minyak dan gas dan batubara serta raw material seperti CPO, karet, dan sebagainya.
“Melemahnya harga-harga komoditas global ini akan berdampak pada sektor utama Provinsi Jambi dari sisi lapangan usaha seperti pertanian, perkebunan serta pertambangan yang sangat bergantung pada perkembangan harga komoditas global,” ungkapnya.
Suti menambahkan dari sisi penggunaan, pelemahan harga komoditas global ini akan memberikan tekanan terhadap kinerja ekspor, sehingga mempengaruhi pendapatan perusahaan dan pendapatan masyarakat.
“Melemahnya harga komoditas utama daerah Jambi, tentunya akan mengurangi margin keuntungan dan mengurangi intensif untuk menambah produksi di masa yang akan datang,”
Hal ini juga tentunya mempengaruhi investasi di Provinsi Jambi.
Sektor-sektor utama yang mengalami tekanan akibat pengaruh covid-19, akan menyebabkan investor menahan investasinya.
“Investor menahan investasinya, karena tingginya ketidakpastian dan permintaan yang masih belum kuat atau belum stabil,” ujarnya