Gajah Mati di Taman Rimba
Terkuak! Ini Penyebab Matinya Yanti, Gajah Taman Rimba Jambi, Mulai Mulut Berbuih hingga Susah Makan
Lalu pada bangkai tubuh Yanti dilakukan otopsi lalu dimutilasi dan dibawa ke suatu tempat yang sepi untuk dikubur.
Penulis: Zulkipli | Editor: Andreas Eko Prasetyo
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kematian satu koleksi hewan di Kebun Binantang Jambi, atau Taman Rimba Jambi menjadi sorotan masyarakat di jambi.
Ya, kali ini seekor gajah koleksi kebun binatang Taman Rimba Jambi mati pada Kamis kemarin (8/10/2020).
Gajah mati itu berjenis kelamin betina dan bernama Yanti.
Tribunjambi.com kembali akan menguak penyebab Yanti, gajah betina koleksi Taman Rimba Jambi itu mati.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi Rahmad Saleh membeberkan kronologi matinya hewan berusia kurang lebih 38 tersebut.
• Mulut Gajah Yanti Berbusa, Diduga Teracun, Ini Kronologi Matinya Gajah Taman Rimba Jambi
• Bukan Jantung, Hasil Otopsi Kematian Gajah Yanti di Taman Rimba, Dugaan Teracun
• Misterius! Bangkai Gajah Taman Rimbo Dipotong-potong, BKSDA Investigasi Kematian

Pada hari senin 5 Oktober 2020 seperti biasa gajah (Yanti) digembalakan sekitar areal Kebun Binatang bagian depan dan sore harinya kembali ke kandang dalam kondisi baik/tidak memperlihatkan gejala lain yang mencurigakan (diawasi Mahout).
Lalu kemudian keesokan harinya (Selasa 6 Oktober 2020) sekitar pukul 12.30 Wib mahout mengamati ada gejala yang tidak biasanya, yaitu ketidakmampuan untuk memasukan makanan ke dalam mulutnya.
"Kemudian mahout berkoordinasi dengan tim medis, dari pengamatan terlihat ada pembengakakan di pangkal belalai," kata Rahmad.
Lanjutnya, tim (medis, Mahout dan keeper) terus melakukan observasi dimana gajah yanti belum mampu mangangkat makananannya sendiri sehingga dilakukan pertolongan (menyuapi makanan) dan pada sore hari sekitar pukul 18.00 Wib, gajah Yanti mulai berbaring namun masih dapat berdiri seperti biasa.
Lalu, pada malam harinya tim (medis, Mahout dan keeper ) terus melakukan observasi.
Dan sekitar jam 22.30 Wib gajah Yanti terbaring dan tidak mampu berdiri hanya bisa menggerakkan kakinya.
Kemudian tim medis melakukan tindakan medis dengan pemberian terapi cairan (infus) serta pemberian obat-obatan.
Rabu 7 Oktober 2020 pukul 02.00 WIB pagi, hasil obervasi tim (medis, Mahout dan keeper) kondisi gajah Yanti semakin melemah, hal ini ditandai dengan upaya pergerakan kaki semakin berkurang.
Selanjutnya tim melakukan upaya pemberian pakan yang sudah diblender melalui selang.
• Element Bike Tawarkan Sepeda Lipat yang Harganya Ramah di Kantong
• Kondisi Terkini Rachel Maryam Usai Rahim Diangkat, Dirawat 4 Hari di ICU dan Kehilangan Banyak Darah
• Bakmi Ayam Khas Bangka di Cempaka Putih, Kebun Jeruk, Simpang Koni, Halal, Mulai Rp12 Ribuan
Terapi cairan/infus dan obat-obatan tetap dilaksanakan dan kemudian tim medis melaksanakan pengambilan sampel laboratorium (darah) sebagai upaya peneguhan diagnosa penyakit.
Sekitar pukul 18.00 Wib hasil pemeriksaan darah pertama keluar dengan hasil hemoglobin rendah, dan pukul 20.00 Wib hasil pemeriksaan darah kedua dengan hasil, keratin kinase tinggi.
Pada hari Kamis tanggal 8 Oktober 2020, sekitar pukul 08.00 WIB perkembangan kondisi kesehatan gajah Yanti semakin menurun, yang ditandai dengan ketidakmampuan menelan makanan, gigi mulai merapat, dagu dan rahang kaku (logjaw) dan kesadaran melemah.
Sekitar pukul 09.45 Wib kondisi gajah yanti semakin menurun terjadi dehidrasi akut sehingga tim medis melakukan tindakan pemberian cairan melalui anus (rectum) sebanyak 19 liter.

"Lalu sekitar pukul 10.15 WIB gajah Yanti mati," jelasnya.
Lalu pada bangkai tubuh Yanti dilakukan otopsi lalu dimutilasi dan dibawa ke suatu tempat yang sepi untuk dikubur.
Sebulan sebelumnya Yanti sempat mengalami gejala sakit pada 11 Agustus 2020 lalu.
Gajah selesai digembala di lapangan depan kebun binatang, setelah itu ketika pulang ke kandang, gajah mengeluarkan buih dari rongga mulut disertai kondisi gajah yang tidak mau makan dan terlihat lemas.
Pada pukul 19.00 WIB gajah diberikan pakan pepaya, semangka, pisang dan air kelapa sebanyak kurang lebih 10 liter.
Pada pukul 21.00 WIB diberikan terapi cairan.
Pada pukul 21.35 WIB gajah sudah mengeluarkan urin dan feses secara normal, terapi selesai pada pukul 04.05 WIB pada hari Rabu tanggal 12 Agustus 2020.
Dan gajah sudah terlihat normal dan semakin membaik.
"Kondisi gajah Yanti dilihat dari body condition score baik dengan nilai 3,2 (range nilai 1 - 5)."
"Perilaku normal dan kesejahteraan bagus."
"Tampak sehat tidak gejala sakit atau keluhan apapun."
"Sampai dengan hari selasa tanggal 6 Oktober 2020," sebut Rahmad.
(tribunjambi/zulkifli azis)
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM: