Aksi Menolak UU Cipta Kerja

Mengharukan, Aksi Pelajar Demo UU Cipta Kerja Dijemput Ibunya, Sampai Cium Kaki & Tangisan Pecah

"Saya udah kasi tahu dia, jangan mudah terpengaruh, jangan mau diajak-ajak kalau berbahaya saya juga bakal lebih ngawasin dia kemana-mana harus pamit,

Editor: Nani Rachmaini
Tribun Jakarta
Suasana penjemputan pelajar yang diamankan usai mengikuti aksi unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja di Mapolres Metro Bekasi Kota, Jumat, (9/10/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR) 

TRIBUNJAMBI.COM - Sisi unik dari masifnya aksi demonstrasi menolak UU Cipta Kerja mulai bermunculan.

Diketahui, UU Cipta Kerja yang belum lama ini disahkan oleh DPR, memicu kontroversi dan aksi penolakan di berbagai daerah.

Penolakan dan aksi massa bahkan sampai ricuh, dan anarkis.

Sejumlah fasilitas umum dibakar hingga ribuan orang diamankan polisi, Kamis, (8/10/2020).

Kabar kericuhan di Jakarta berseliweran di portal berita dan media sosial, apalagi massa peserta aksi bukan hanya dari kalangan buruh dan mahasiswa, terdapat gerakan pelajar yang ikut menyuarakan aspirasinya.

Bukan hanya buruh dan mahasiswa, pelajar ikut turun ke jalan bergabung dalam gelombang demonstrasi.

Orangtua mereka dilanda khawatir. Hal ini yang dirasakan Ervina, orangtua asal Kota Bekasi.
Orangtua jemput anak [0343
Suasana penjemputan pelajar yang diamankan usai mengikuti aksi unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja di Mapolres Metro Bekasi Kota, Jumat, (9/10/2020).

Ervina merupakan ibunda dari pelajar berinisial AF, satu dari ratusan orang yang diamankan Polres Metro Bekasi Kota saat demonstrasi berlangsung di wilayah setempat.

Kamis kemarin, (8/10), bisa jadi merupakan hari yang panjang baginya, putranya yang masih duduk di bangku SMK pergi tanpa pamit sejak pagi hari.

"Biasanya dia di rumah, paling main gitar di kamar, lah ini enggak ada saya nyariin karena perginya enggak pamit," kata Ervina saat dijumpai di Mapolres Bekasi Kota, Jumat, (9/10/2020).

Informasi unjuk rasa yang berseliweran di televisi dan media digital membuat dia makin khawatir dengan keberadaan putranya.

Kepanikan kian membuncah ketika putranya tak kunjung bisa dihubungi, ia berulang kali menelfon namun tak ada jawaban dari AF.

"Ditelepon enggak diangkat, saya tanya teman-temannya yang di rumah pada enggak tahu, teman-temannya juga enggak tahu dihubungi," terang dia.

Massa aksi buruh berkumpul di sekitar kawasan Pemkot Bekasi dan Flyover Summarecon Bekasi, mereka tertahan setelah hendak menuju Jakarta, Kamis, (8/10/2020).
Massa aksi buruh berkumpul di sekitar kawasan Pemkot Bekasi dan Flyover Summarecon Bekasi, mereka tertahan setelah hendak menuju Jakarta, Kamis, (8/10/2020). (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Malam kian larut, sang putra belum juga menunjukka tanda-tanda akan pulang membuat suasana hati Ervina makin tak karuan.

Ia mengaku tak bisa tidur memikirkan sang putra, apalagi kabar aksi demonstrasi di Jakarta pecah menjadi kerusuhan.

"Khawatir sampai enggak bisa tidur mikirin, kalau dia ke sana (Jakarta), kan lagi rusuh juga takut anak saya jadi korban," terang dia.

Hingga pagi hari, dering pesan singkat masuk ke ponselnya berisi kabar yang ia nanti sejak kemarin.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved