Eddie Van Halen Ternyata Memiliki Darah Indonesia, Sang Ibu Lahir Di Rangkasbitung
ddie Van Halen meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker tenggorokan selama bertahun-tahun.
Seperti diketahui, Eddie Van Halen dikenal dengan teknik gitar tapping dua tangannya.
Berbekal semangat bermusik yang tinggi, band dengan beranggotakan Alex, Eddie, Michael Anthony, dan David Lee Roth ini akhirnya sedikit demi sedikit mencicipi kesuksesan.
Kesuksesan itu dimulai sejak tahun 1978 setelah Van Halen secara konsisten bermain di bar, klub, dan hotel.
Adalah Warner Bros label pertama yang menawari kontrak untuk membuat debut album Van Halen.
Album debut dengan singel "Running With the Devil" tersebut meledak di pasaran dan menguasai tangga lagu berbagai belahan dunia.
Lagu-lagu hits seperti "Jump" dan "Why Can't This Be Love" selanjutnya menjadi lagu-lagu wajib untuk para penggemar Van Halen.
Digerogoti Kanker
Eddie Van Halen meninggal dunia pada Selasa (6/10/2020) pagi.
Gitaris legendaris yang menjadi motor Van Halen sebagai band, itu menghembuskan napas terakhir pada usia 65 tahun, setelah bertahun-tahun menderita kanker tenggorokan.
Kematian Eddie Van Halen diumumkan oleh putranya Wolf Van Halen.
“Saya tidak percaya harus menulis ini. Pagi ini ayah saya, Edward Lodewijk Van Halen, telah kalah dalam perjuangan panjang dan sulit melawan kanker,” tulis Wolf di akun Twitter-nya, @WolfVanHalen.
“Dia ayah terbaik bagi saya. Setiap waktu saya bersamanya di atas dan di luar panggung adalah hadiah,” lanjut Wolf.
“Saya sangat sedih dan rasanya tidak mungkin pulih dari kehilangan ini. Saya menyayangimu Ayah,” pungkas Wolf.
Sebuah sumber yang dikutip People, kondisi Eddie Van Halen merosot tajam dalam tiga hari terakhir.
Sementara itu TMZ melaporkan, kanker yang diidap Eddie Van Halen telah menyebar ke otak.
Menurut TMZ, pria berdarah Indonesia itu mengembuskan napas terakhir di rumahnya di Santa Monica.
Pada saat-saat terakhirnya dia didampingi Janie istrinya, Wolf, dan Alex Van Halen kakaknya.