Berita Sarolangun
Musim Pancaroba Rawan Banjir & Longsor, BPBD Sarolangun Masih Fokus Karhutla
Kabupaten Sarolangun sudah memasuki musim pancaroba, rawan mengalami bencana alam yakni banjir dan tanah longsor.
Penulis: Rifani Halim | Editor: Nani Rachmaini
Masuki Pancaroba, BPBD Sarolangun Masih Fokus Karhutla
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kabupaten Sarolangun sudah memasuki musim pancaroba, rawan mengalami bencana alam yakni banjir dan tanah longsor.
Kepala BPBD Kabupaten Sarolangun Trianto, menyebutkan bahwa saat ini, untuk banjir dan longsor di Kabupaten Sarolangun belum ada.
Sehingga untuk saat ini pihaknya masih berfokus pada waspada Karhutla.
"Potensi bencana alam seperti banjir dan longsor lebih dominan di Kecamatan Batang Asai, CNG dan Limun," katanya Senin (5/10/2020).
Ia juga menambahkan untuk daerah yang berpotensi terjadi banjir yaitu di sepanjang DAS Tembesi.
Danrem 042/Gapu akan Bentuk Tim Diskusi dengan KLH Bahas Karhutla
JAMBI - Untuk mengantisipasi terjadinya Karhutla di tahun-tahun mendatang, Danrem 042/Gapu, Brigjen TNI M Zulkifli segera membentut tim diskusi, bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.
"Kita diminta oleh kepala staf angkatan darat, bersama KLHK, untuk membentuk tim untuk diskusi dengan KLHK bahas karhutla," kata Danrem 042/Gapu, Brigjen TNI M Zulkifli, Senin (5/10/2020), saat ditemui seusai perayaan HUT TNI.
Hasil diskusi tersebut, kata Danrem, diharapkan dapat mengatasi karhutla di Provinsi Jambi di masa mendatang.
"Jadi kita harapkan dua sampai tiga tahun ke depan tidak ada lagi karhutla. Sudah bisa kita tangani," katanya.
(Tribunjambi/Hendro Herlambang).
Satgas Karhutla dan Prediksi BMKG Puncak Kemarau Minggu ke-2 Oktober
MUARA SABAK - Memasuki peralihan musim penghujan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) pemerintah dan pihak terkait mulai tarik Satgas Karhutla dari pos.
Pasca semakin tingginya curah hujan yang intens terjadi beberapa pekan terakhir, secara tidak langsung membantu petugas pengamanan karhutla dalam bertugas.
Semakin kondusifnya cuaca dan nihilnya pantauan hotspot beberapa pekan terakhir, akhirnya pemerintah dan satuan yang bertugas dalam pos patroli karhutla dibubarkan meski surat keputusan gubernur terkait siaga darurat masih berjalan hingga 31 Oktober mendatang.
Seperti satuan tugas yang tergabung dalam TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD dan Masyarakat Peduli Api di pos Manggala Agni Kecamatan Berbak telah lebih dahulu dibubarkan mengingat kondisi wilayah semakin kondusif.
Dikatakan Danru II Manggala Agni Berbak, Septian, saat ini pos pengamanan patroli karhutla di Manggala Agni sudah tidak ada lagi (dibubarkan).
Namun untuk status karhutla sendiri hingga saat ini masih diperpanjang, alasan pembubaran tersebut mengingat situasi saat ini sudah semakin kondusif. Akan tetapi kapanpun personil siap diturunkan (petugas piket) jika terpantau adanya hotspot di lapangan.
"Saat ini untuk semua personil sudah ditarik ke instansi masing masing, kalau tidak salah sejak tanggal pertengahan september lalu," ujarnya, Kamis (1/10).
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Tanjabtim menuturkan, untuk semua personil yang sebelumnya bertugas di pos-pos karhutla di kecamatan saat ini sudah ditarik semua.
Tercatat sejak 28 September lalu, surat siaga darurat karhutla sudah berakhir ditambah kondisi lapangan semakin membaik. Sehingga keputusan untuk menarik sementara anggota di lapangan terpaksa dilakukan.
"Kita akan kembali melakukan ralat bersama tim satgas, Dandim, Kapolres, sekda untuk mencari solusi apakah diperpanjang atau tidak. Berdasarkan surat dari BMKG pada minggu ke dua Oktober merupakan puncak kemarau," jelasnya.
"Kita tidak bisa memutuskan sendiri harus melalui tim. Kemungkinan Senin nanti," tambahnya.
Pihak provinsi sendiri telah memperpanjang status siaga ini hingga 31 Oktober mendatang. Lagi-lagi pihaknya harus menyesuaikan anggaran yang ada untuk mengikuti edaran tersebut.
"Intinya kita masih akan melakukan rapat dululah, untuk sementara anggota di lapangan kita tarik dulu," pungkasnya.
(tribunjambi/abdullah usman)