Tragedi G30S PKI
Di Malam Tragedi G30S PKI, Bu Tien Gelisah dan Bawa Tommy ke RS, Apa yang Dilakukan Soeharto?
Istri Soeharto, Ibu Tien Soeharto, menceritakan pengalamannya saat pemberontakan G30S/PKI itu terjadi. Ibu Tien, istri Seoharto sengaja berkumpul
Sementara suasana di RSPAD terlihat agak berbeda dari hari biasanya.
Tak lama kemudian Ibu Tien baru mengetahui kalau semalam telah terjadi penculikan terhadap jenderal-jenderal yang dilakukan pasukan Cakrabirawa.
"Mendengar berita ini saya jadi gelisah dan ingin pulang ke rumah dengan segera.
"Saya pamit pada dokter kepala rumah sakit, tapi beliau berkeberatan jika tidak ada izin dari Pak Harto.
"Saya bilang tidak usah menunggu perintah. Pokoknya saya mau pulang," kenang Ibu Tien.
Hingga 1 Oktober sore, Soeharto belum memberikan kabar kepada istrinya apa yang sesungguhnya terjadi di Jakarta.
Sementara detik demi detik, pikiran Ibu Tien semakin gelisah.
"Maka saya nekad saja untuk pulang karena saya gelisah dan tidak betah lebih lama di rumah sakit.
"Saya pikir, nanti kalau terjadi hal-hal yang lebih gawat anak-anak di rumah, saya di RS, nanti saya tidak bisa berbuat apa-apa."
Hari itu juga, Ibu Tien membawa Tommy pulang ke rumahnya diantar Probosutedjo dan ajudan Soeharto bernama Wahyudi.
Mengatisipasi keselamatan istri Pangkostrad, Probosutedjo meminta izin kepada Bu Tien untuk membawa senjata.
"Saya minta permisi pada ibu apakah boleh senjata-senjata yang ada di rumah, kita bagi pada Ibnu Hardjanto dan Ibnu Hardjojo. Ibu setuju. Saya sendiri pegang dua jenis senjata," kenang Probosutedjo.
Sesampainya di rumah, Bu Tien tak melihat suami tercintanya. Kabarnya, Soeharto masih berada di markas Kostrad.
Sementara Soeharto sendiri hanya memberikan amanat untuk disampaikan kepada istrinya, agar segera mengungsikan anak-anaknya ke rumah ajudannya di Kebayoran Baru.
Mendapat amanah itu, Bu Tien semakin penasaran. Ia tanya kepada ajudan senior Pangkostrad Bob Sudijo yang ikut mempersiapkan pengungsian.