Upaya Guru Siswa Tunagrahita saat Pandemi, Haniva Pratami Harus Home Visit
Sebelum pandemi, ia mengakui persiapan mengajar biasanya lebih sering dilakukan dadakan. Namun ketika pandemi ia lebih lama durasi persiapannya.
Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Haniva Pratami Nurapriliani wali kelas 9 di SLB Prof Dr Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Jambi. Ia mengatakan mengajar di saat pandemi butuh persiapan yang lebih.
Sebelum pandemi, ia mengakui persiapan mengajar biasanya lebih sering dilakukan dadakan. Namun ketika pandemi ia lebih lama durasi persiapannya.
Perempuan kelahiran 16 April 1998 ini merupakan guru siswa tunagrahita. Menurut KBBI daring, Tunagrahita merupakan cacat pikiran atau lemah daya tangkap.
"Via WA, tapi nggak bisa kayak anak umum lainnya. Tapi kita harus menyesuaikan dengan siswanya kan. Karena siswa saya huruf vokal dan huruf konsonan saja membedakannya masih suka kebalik-balik," tuturnya.
• 40 Ton Daging Sapi Akan Didatangkan Bulog Jambi
• Ribuan Alat Peraga Kampanye di Merangin Ditertibkan
• Dendang Dawai Sebelas, Komunitas Oud Melestarikan Kesenian Jambi
Kurikulum di SLB Sri Soedewi sistemnya sudah tematik, hampir semua pelajaran diajarkan oleh wali kelas. Ia melanjutkan, untuk menyiasati keterbatasan siswa dalam financial pun, ia harus melakukan home visit.
"Karena orangtua siswa juga terbatas untuk mengakses dari website yang sudah disediakan sekolah. Jadi saya perlu download pdf, screenshot, dan hal lain untuk mempermudah mereka untuk mengakses," katanya.
Lanjutnya, setelah kemudahan akses ia persiapkan baru dikirim ke WhatsApp wali murid.
"Sekolah ini tempat pengalaman pertama saya mengajar. Jadi belum bisa membandingkan antara tunagrahita dengan ketunaan lainnya," kata Niva.
Ia mengaku karena kedua orang tuanya merupakan pendidikan luar biasa. Jadi ia tidak kaget ketika baru bertemu dengan siswa SLB.
"Karena dari kecil orangtua juga sudah bawa aku ke SLB, dan aku terbiasa. Sekarang ini aku lebih memahami karakter siswanya berdasarkan ketunaannya," jelas Niva.
Ia mengatakan guru tunagrahita sebagai guru dari siswa disabilitas mental perlu melatih kesabaran.
Karena daya tangkap yang berbeda, guru perlu lebih sabar mendidik dari pada guru disabilitas lainnya.
Saat diwawancarai reporter Tribun Jambi, Niva terlihat seperti sosok yang halus pembawaannya.
Terbukti juga ketika berbicara dengan rekan ibu Niva yang sedang berbagi tugas kerja dengan ibunya.