Ria, Penjahit Pakaian di Arizona, Bertahan Hidup Saat Pandemi, Mencoba Jual Eskrim Hingga Rak Bunga
Selama masa pandemi, tidak diperbolehkannya kegiatan melaksanakan secara bebas seperti sebelumnya.
Penulis: Ade Setyawati | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Bertahan di tengah pandemi tidaklah mudah. Seperti yang dirasakan oleh Ria ibu dua anak ini.
Ria pemilik tempat jahit yang bernama Penjahit Bunda yang berlokasi di simpang empat Masjid Arizona, ia menjual apapun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Selama masa pandemi, tidak diperbolehkannya kegiatan melaksanakan secara bebas seperti sebelumnya.
Seperti acara pernikahan, hajatan maupun yang mengundang keramaian. Itu membuat berdampak dengan jahitan pakaiannya.
• Masih Ingat Wanda Hamidah? Sosok Ganteng di Samping Artis Lama Menjanda Ini Jadi Sorotan
• Dewan Minta Bupati Muaro Jambi Segera Definitifkan Kepala Dinas Pendidikan
• VIDEO Ini Daftar Harta Kekayaan Saraswati Keponakan Prabowo Calon Wakil Wali Kota Tangsel
"Jahitan sangat sepi karena pandemi, orang yang datang hanya untuk permak pakaian dan itu saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehar-hari, apa lagi untuk kebutuhan lainnya," jelas Ria, Minggu (27/9/2020).
Karena jahitan pakaian sepi, yang datang hanya orang yang ingin mempermak pakaian dan penghasilan dari itu saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Karena tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan, saya mencoba membuat masker dan menjualnya, awalnya sangat ramai tetapi mulai kesini mulai sepi dan dari uang tabungan yang di dapat selama ini, saya putarkan beli tempat es krim dan mencoba jualan es krim juga, kemudian kita juga mencoba menjual rak tempat bunga," ucapnya.
Tidak hanya jahitan yang sepi akibat pandemi, suaminya yang biasanya bekerja di perusahaan yang menerima proyek jalan juga tidak mendapat penghasilan karena proyek sepi, dari sini mereka mencoba membuat rak tempat bunga untuk menambah penghasilan.
"Akibat proyek sepi akibat pandemi, suami juga tidak ada penghasilan, dan kebetulan tanaman Aglonema dan Kaktus lagi ramai, dari sini lah kita punya ide untuk mencoba membuat rak bunga dan mencoba menjualnya juga," tambahnya.
Apapun mereka lakukan untuk bertahan hidup di tengah pandemi, meskipun ditengah kondisi perekonomian yang saat ini masih tidak stabil.
"Apa saja kita lakukan untuk bertahan hidup di tengah pandemi tentunya dalam hal positif, belum lagi untuk biaya sekolah anak, menyisihkan uang untuk bayar kontrakan ruko, mau cari kerjaan diluar juga masih sangat sulit sekali, belum ada yang stabil," tutupnya.