Berita Selebritis
Misteri Garis Keturunan Ariel Tatum, Keluarganya Bukan Orang Biasa dan Punya Banyak Pengaruh
Aktris cantik ini sebenarnya bukan dari keluarga biasa-biasa. Dia terlahir dari keturunan orang terkenal, dari keluarga besarnya.
Buah jatuh tak Jauh dari pohonnya
Sosok Ariel Tatum menurun dari leluhurnya. Ternyata, paras cantiknya dan kemampuan dalam dunia seni peran ini diturunkan dari keluarga besarnya.
Ia dilahirkan dari orang tua pasangan Rico Valentino Murry dan Tatum Mathilda.
Murry, personel grup musik legendaris Koes Plus, merupakan kakek Ariel Tatum.

Hal pertama terbukti. Perempuan yang pada 2005 membintangi film layar lebar bergenre drama musikal keluarga berjudul Ariel dan Raja Langit, itu cucu legenda musik Indonesia Murry "Koes Plus".
Pemukul drum di Koes Plus itu memiliki anak, yang merupakan bapak dari Ariel Tatum. Namanya Rico Valentino Murry.
Murry yang meninggal pada 1 Februari 2014, merupakan satu-satunya anggota Koes Plus yang bertahan paling lama bukan dari keluarga Koeswoyo.
Darah seni ibu
Sementara itu, darah seni Ariel Tatum juga diturunkan dari pihak ibunya, Tatum Mathilda.
Tatum Mathilda merupakan pemain film di era tahun 1970-1980-an. Terbukti, dia bukan dari keluarga biasa kan, orangtuanya pekerja seni.

Nenek juga aktris
Sementara itu, nenek Ariel Tatum dari pihak ibunya, bernama Joice Erna.
Kalau dilacak, Joice merupakan aktris zaman lawas.
Dia pemain film dengan salah satu prestasi yang pernah diraihnya pemenang Aktris Terbaik FFI tahun 1978, melalui film Suci Sang Primadona.
• Gisella Anastasia Buat Pengakuan Mengejutkan, Sebut Masih Sayang Gading Marten Meski Sudah Bercerai
Joice Erna selain menurunkan kemampuan beraktinig juga mewariskan paras cantik.
Joice juga dikenal membintangi puluhan judul film lainnya bergenre drama percintaan dan maupun drama horor.

Film yang pernah diperankan Joice Erna, di antaranya Arie Hanggara (1985), Penyesalan Seumur Hidup (1986), Yang Perkasa (1986), Opera Jakarta (1986), Nenek Lampir (1987), Pernikahan Dini (1987), Wewe Gombel (1988), Putri Kuntilanak (1988), Musnahkan Imu Santet (1989), Pembalasan Setan Karang Bolong (1989), Putihnya Duka, Kelabunya Bahagia (1989), dan Kisah Cinta Nyi Blorong (1989).