Kisah Kopassus, Siapkan 17 Peti Mati Saat Menjalankan Misi Pembebasan Sandera, Akhirnya Hanya Terisi

Rupanya perkiraan Benny yang menjadi kepala operasi pengiriman Kopassus itu meleset Letnan Satu Anumerta Achmad Kirang gugur saat operasi pembebasan

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
Instagram @ noer_mancunk_ramadistro
Ilustrasi Prajurit Kopassus 

Begitu tangga turun, Achmad Kirang selaku Penyergap-1, diikuti Penyergap-2 Pembantu Letnan Dua Pontas Lumban Tobing, bergerak cepat menaiki anak tangga pesawat untuk menyerbu masuk.

Ketika Achmad Kirang muncul di dalam kabin pesawat, pembajak yang belakangan diketahui bernama Mahrizal melepaskan tembakan pistol ke arahnya.

Kirang terkena tembakan pistol pada bagian perut di atas kemaluan. Bagian itu tidak terlindungi rompi anti peluru.

Prajurit Kopassandha yang penuh pengalaman tempur dan Pemegang Sabuk Hitam Karateka Dan-I itu langsung jatuh tersungkur.

Rompi anti peluru yang dikenakan Kirang bukan yang versi militer, sehingga hanya melindungi bagian badan sampai ke pinggang.

Tak berhenti menembak Kirang, Mahrizal juga menghamburkan peluru untuk Pontas.

Akibatnya, penyergap-2 yang menyusul dibelakang Capa Kirang juga terkena tembakan di dada. Tetapi tembakan itu hanya mengenai rompi anti peluru yang dikenakan.

Pontas hanya mengalami memar di balik rompi anti pelurunya.

Kemudian, Pontas membalas tembakan pembajak yang berada di dekat pramugari itu menggunakan tembakan semi-otomatik H&K MP5 SD-2.

Tembakan itu langsung melumpuhkan teroris.

Teroris itu tersungkur bersandar pada bahu pramugari yang membeku ketakutan di sampingnya.

Dalam waktu singkat, pasukan lain yang berada di luar pesawat melakukan evakuasi medik terhadap Kirang yang masih sadar, namun mengalami luka-luka tembak menuju Dearah Persiapan 1.

Pesan Sintong

Dalam briefing terakhir kepada Capa Kirang, Sintong memerintahkan, “Kirang, setelah ketiga pintu terbuka, kamu masuk terakhir. Kalau pembajak ke situ, kamu ndak usah tergesa-gesa.”

Menurut evaluasi Sintong, Kirang terlalu cepat berlari menaiki tangga. Hal itu disebabkan sifat prajurit Komando yang penuh pengalaman tempur itu, sangat agresif.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved