Tragedi G30S PKI

Fakta Film G30S/PKI yang Pernah Jadi Film Wajib Tonton Masa Orde Baru Murni Sejarah atau Propaganda?

Seperti diketahui tanggal 30 September dan awal Oktober pada periode kepemimpinan presiden Soeharto, peristiwa pahit bagi Bangsa Indonesia dengan

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Poster Film Penumpasan G30S/PKI 

TRIBUNJAMBI.COM - Jelang 30 September, film G30S/PKI jadi tontonan wajib pada era Orde Baru.

Sosok legendaris dalam film G30S/PKI menjadi film wajib diputar di seluruh bioskop, stasiun televisi tanah air, hingga bioskop dadakan di pelosok-pelosok daerah.

Tayang serentak dan berlangsung bertahun-tahun membuat sebagian orang penasaran terhadap adanya pro dan kontra penayangan film G30S/PKI.

Sampul Film Pengkhianatan G 30 S PKI .
Sampul Film Pengkhianatan G 30 S PKI . (Istimewa)

Seperti diketahui tanggal 30 September dan awal Oktober pada periode kepemimpinan presiden Soeharto, peristiwa pahit bagi Bangsa Indonesia dengan dibunuhnya 7 pahlawan revolusi

Berikut ini rangkuman beberapa fakta film G30S/PKI yang pada akhirnya tak wajib ditayangkan lagi, berikut ulasannya :

Benarkah Jenderal Gatot Nurmantyo Dicopot dari Jabatan Panglima TNI Karena Ajak Nonbar G30S PKI?

Letkol Untung Syamsuri Tokoh Penting Dibalik Tragedi G30S PKI, Benarkah Orang Kepercayaan Soeharto?

1. Film Tahun 1984

Film produksi Perum Produksi Film Negara (PPFN) tahun 1984 ini disutradari dan ditulis oleh Arifin C Noer.

Kala itu, ia menghabiskan waktu dua tahun untuk memproduksi film yang menghabiskan anggaran Rp 800 juta tersebut.

Setelah selesai, film berdurasi 3 jam itu lalu ditayangkan dan diputar di setiap pelosok daerah di Indoensia.

Salah satu adegan dalam film G30S/PKI
Salah satu adegan dalam film G30S/PKI (Kompas.com/Bidik layar Youtube)

2. Diputar Selama 13 Tahun

Secara terus menerus, film G30S/PKI diputar terus menerus menjelang peringatan Hari Kesaktian Pancasila.

Hal ini berlangsung selama 13 tahun, masa pemerintahan Presiden Soeharto.

3. Berhenti Tayang

Peristiwa reformasi pun mengubah kembali arah sejarah Bangsa Indonesia.

Selang empat bulan setelah setelah jatuhnya Presiden Soeharto, Departemen Penerangan memutuskan tidak lagi memutar film ini.

Sumber: Surya
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved