Rekam Jejak Benyamin Sueb, Bercita-cita Jadi Pilot Malah Berakhir Jadi Kondektur
Google Doodle menampilkan sosok komedian Benyamin Sueb, mengenang mendiang Benyamin Sueb, aktor ikonik, komedian, penyanyi, penulis lagu, sutradara
Penulis: Suci Rahayu PK | Editor: Suci Rahayu PK
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Google Doodle menampilkan sosok komedian Benyamin Sueb di laman pencariannya.
Dalam penjelasan resminya, Google menyebut Doodle Hari Ini diilustrasikan oleh seniman asal Indonesia, Isa Indra Permana, untuk mengenang mendiang Benyamin Sueb, aktor ikonik, komedian, penyanyi, penulis lagu, sutradara, penulis dan juga seorang produser film.
Bagaimana Benyamin Sueb menghabiskan masa kecilnya hingga akhirnya terkenal sebagai pegiat seni tradisional Betawi?

Jejak Masa Kecil benyamin Sueb
Terdapat sebuah rumah terpencil di tengah permukiman padat di kawasan Utan Panjang, Kemayoran, Jakarta Utara.
Rumah itu nampak biasa, diapit oleh rumah-rumah warga lainnya.
Saking rapatnya rumah-rumah warga, Anda harus melewati gang sempit berukuran satu meter yang tidak tembus sinar matahari.
Banyak kendaraan yang sulit melewati gang ini, sehingga harus berjalan kaki dari Jalan Hj Ung.
• Siapa Benyamin Sueb? Google Mengenang di Doodle Hari Ini, Pernah Dapat Penghargaan dari Presiden SBY
• Kapan Pengumuman Lolos Kartu Prakerja Gelombang 9? Kapan Pendaftaran Gelombang 10?
Rumah itu hanya dapat diakses sebuah pintu kayu di bagian belakang.
Warna hijau tampak mendominasi dinding rumah bagian dalam maupun luar.
Tak ada pula orang yang mendiami rumah itu ketika Kompas.com berkunjung pada Kamis (27/2/2020).
Di dalamnya masih ada sisa-sisa jejak kegiatan warga setempat.
Terdapat dua meja pingpong yang di dalamnya.
Papan tulis dengan coretan tertempel di dinding yang usang.

Padahal, rumah tersebut adalah tempat kelahiran salah satu seniman legendaris Betawi, Benyamin Sueb.
"Rumah ini biasa digunakan untuk pertemuan dan acara keagamaan oleh warga sekitar. Sebelum ditembok, rumah ini malah jadi tempat untuk pernikahan dan panggung musik," ujar Wahyudi, Ketua RT setempat yang juga keponakan Benyamin.
Wahyudi berujar, Benyamin tinggal di rumah itu sejak lahir hingga tahun 1979 bersama istrinya, Noni.
Lalu, Benyamin dan keluarga pindah dan menetap di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Wahyudi berkata, seniman kelahiran 5 Maret 1939 ini dikenal sebagai seniman multitalenta yang telah menghasilkan karya musik yang melegenda.
Ia menambahkan, bakat Benyamin Sueb sudah terlihat sejak kecil.
• Gisel Mendadak Histeris Pergoki Gading Marten Lakukan Hal Terlarang Ini di Kamar: Sumpah, Aku Stres!
• Sinopsis Still 17 Episode 11, Seo Ri Hanya Ingin Keluarganya Mengetahui Keberadaannya
"Dulu saya diceritain sama keluarga, Benyamin ini emang udah berbakat main musik sejak kecil. Benyamin kecil dahulu suka nyanyi, nah bakatnya itu udah diketahui sama ibunya," tambah Wahyudi.
Selain itu, Benyamin kecil juga terkenal sosok yang aktif dan kreatif.
Benyamin kecil suka memukul panci dan baskom sambil bernyanyi berkeliling kampung. Wahyudi menambahkan, sosok Benyamin kecil suka sekali berjoget-joget di atas meja sambil bernyanyi.
Tak hanya itu saja, Benyamin juga terkenal aktif menyanyi dan bermusik ketika masih bersekolah.
Pada tahun 1952 sampai 1955, Benyamin remaja melanjutkan sekolah di SMP Perguruan Sosial Indonesia (Pepsi) di Cikini.
Setelah lulus, ia meneruskan ke SMA Perguruan Taman Siswa Kemayoran.
“Waktu SMA juga pernah dia buat band sama temen-temennya dan dia emang cukup terkenal dengan bakat musiknya itu,” ujar Wahyudi.
Benyamin juga pernah menjadi kondektur bus di kawasan Kemayoran untuk mendapat uang jajan tambahan.
Benyamin Sueb juga terkenal sebagai sosok yang rendah hati dan memiliki jiwa sosial yang tinggi serta senang hidup bermasyarakat.
Wahyudi mengungkapkan, meskipun sudah terkenal dan sudah pindah rumah, tak jarang Benyamin sering datang ke rumah lamanya di Kemayoran dan nongkrong bersama warga sekitar.
“Meskipun dia sudah terkenal, Benyamin masih suka main ke Kemayoran untuk sekadar silaturami atau bertemu warga,” ujar Wahyudi Benyamin Sueb tak hanya sekadar nama.
Dia adalah sosok yang berkharisma tinggi dan multi-talenta yang mampu membuat masyarakat Indonesia serta mancanegara mengenal Betawi dari segudang karyanya.
Selama karirnya, Benyamin telah menghasilkan lebih dari 75 album musik dan 53 judul film.
Sosoknya tersebut menjadikan Benyamin tak hanya disukai oleh masyarakat Betawi saja, tetapi juga masyarakat mancanegara.
"Banyak orang bule dari Belanda dan Australia yang datang ke sini karena penasaran dengan sosok Benyamin. Mereka suka sama musik dan penampilan Benyamin yang jenaka” tambah Wahyudi.
• Irjen Napoleon Bonaparte Gugat Penetapan Tersangka Dirinya ke PN Jaksel, Ini Alasannya
• Perlakuan Kasar Nia Ramadhani Pada Ardi Bakrie Saat Cekcok hingga Lakukan Ini: Lo Pindah Kamar Aja!
Cita-cita Jadi Pilot Berujung Jadi Kondektur
Kendati telah menekuni dunia seni sejak kecil, Benyamin pernah punya cita-cita ‘normal’ seperti anak kebanyakan.
Beranjak dewasa, ia mencoba mendaftar jadi pilot. Sayang, niat tersebut urung dilakukan lantaran terganjal restu ibunda.
Ia akhirnya menekuni pekerjaan sebagai pedagang roti dorong.
Hingga pada 1959, ia ditawari bekerja di perusahaan bus PPD, dan langsung diterima. Benyamin merasa itu satu-satunya kesempatan, meski tugasnya hanya kondektur, dengan trayek Lapangan Banteng-Pasar Rumput.
Tapi itu tak lama. Benyamin Sueb kemudian berhenti karena menemui praktik korupsi.
Menurutnya, rekannya yang bertugas sebagai sopir kerap mencatut uang dari ongkos penumpang.
Setelah itu, Benyamin Sueb menjajal berbagai bidang.
Ia pernah mengikuti Kursus Lembaga Pembinaan Perusahaan dan Pembinaan Ketatalaksanaan (1960), Latihan Dasar Kemiliteran Kodam V Jaya (1960), Kursus Administrasi Negara (1964), bekerja di Bagian Amunisi Peralatan AD (1959-1960), Bagian Musik Kodam V Jaya (1957-1969), bahkan jadi Kepala Bagian Perusahaan Daerah Kriya Jaya (1960-1969).
Terjun ke Dunia Hiburan
Baru pada 1970, Benyamin Sueb bergabung dengan Naga Mustika, grup musik yang berdomisili di sekitar Cengkareng.
Itulah yang mengantarkan namanya jadi salah satu penyanyi terkenal.
Selain Benyamin, kelompok musik ini juga merekrut Ida Royani untuk berduet dengan Benyamin.
Dalam perkembangannya, duet Benyamin dan Ida Royani menjadi kolaborasi penyanyi paling populer pada zamannya di Indonesia.
Mereka menghasilkan hit seperti Hujan Gerimis.
• Praktis Dibuat di Rumah, Resep Cara Membuat Bika Ambon yang Kenyal dan Lezat
Lewat popularitas di dunia musik, Benyamin pun mulai mendapat kesempatan bermain film.
Ia terlibat di film-film seperti Banteng Betawi (1971), Biang Kerok (1972), dan Intan Berduri (1972) yang membuatnya mendapat Piala Citra sebagai Pemeran Utama Terbaik. Di tahun yang sama, Si Doel Anak Betawi yang disutradarai Sjumanjaya semakin memopulerkannya.
Torehan Benyamin di dunia hiburan bukan itu saja. Di perayaan hari kelahirannya ke-51 pada 5 Maret 1990, Benyamin mendirikan Radio FM bernama Bens Radio.
Itu menjadi salah satu peninggalannya sebelum wafat lima tahun kemudian.
Hingga kini, radio itu masih ada. (Berbagai Sumber)