Kisah Anggota Kopassus, Terpaksa Membinasakan Teman Karena Berani Berkhianat

Melainkan dalam tubuh korps mereka, bentuk pengkhianatan pernah terjadi yang berlanjut dengan saling bunuh dan serang sesama anggota.

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
Angkasa
Dibekali teknik bunuh senyap, kisah tim halilintar Kopassus bungkam para pemberontak hanya bersenjatakan pisau 

TRIBUNJAMBI.COM - Ternyata jika menelisik di zaman dahulu, TNI bukan hanya telah mengalahkan musuh dari negara lain atau pemberontakan di negara sendiri.

 Cerita tentang pengkhianatan menjadi bagian perjuangan prajurit TNI dalam mengamankan Indonesia.

Mengapa Nunung Srimulat Bisa Positif Corona? Begini Nasib Andre dan Sule Kemudian

Terungkap Gisel Blak-blakan Masih Sayang Gading Marten, Mama Gempi : As Family, Sayang Banget

Viral, Hari Ini Terjadi Fenomena Equinox, Apa Itu Equinox, dan Sebab Terjadinya

Sejarah mencatat, bagaimana TNI berapa kali harus menghadapi ujian melawan teman sendiri yang sudah tak satu pemikiran menjaga kedaulatan bangsa.

Seperti cerita kelam 1958, dimana Prajurit TNI sampai harus membinasakan teman sendiri.

Saat itu, Letnan I Udara Penerbang Nurasid Wahyu, pilot Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia, diperbantukan dalam peperangan (satuan Wing Garuda) untuk mengangkut pasukan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) sekarang dikenal Kopassus dari Jakarta menuju Ambon.

Semua pasukan RPKAD selanjutnya akan didaratkan ke Sulawesi menggunakan kapal perang untuk menumpas Permesta (Perjuangan Rakyat Semesta).

 

Selain C-47 yang diterbangkan Letnan Nurasid, juga dikerahkan satu C-47 lainnya yang diterbangkan oleh Kapten Udara Penerbang Dick Suharsono yang juga Komandan Skuadron III.

Kedua C-47 yang dikenal sebagai truk udara dan merupakan pesawat angkut militer favorit pasukan Sekutu pada PD II, itu terisi penuh pasukan RPKAD.

Cerita Kelam 1958, Ketika Pasukan RPKAD Terpaksa Bertempur & Binasakan Teman Sendiri yang Membelot

Pesawat bertolak dari pangkalan udara Morotai. Sebelum berangkat, semua awak C-47 mendapat pengarahan terlebih dahulu mengenai ancaman yang akan dihadapi para penerbang.

 

Ancaman muncul

Jika dalam penerbangan ternyata menghadapi ancaman dari pesawat-pesawat tempur AUREV, kedua C-47 disarankan untuk menghindar karena sebagai pesawat transport kedua C-47 tidak bersenjata.

Sedangkan jika menghadapi cuaca buruk, para penerbang dipersilakan menilai keadaan dan dalam kondidi darurat bisa mendarat di pangkalan udara terdekat.

Demi menjaga kerahasiaan, kedua C- 47 AURI berangkat dari Pangkalan Udara Morotoi pada sore hari sehingga akan tiba di Lapangan Udara Pattimura saat malam.

tribunnews

Kedatangan pasukan RPKAD di Ambon pada malam hari itu memang disengaja, mengingat simpatisan Permesta juga berada di Ambon.

Sebaliknya, pasukan RPKAD yang mendarat di Ambon, oleh pasukan lokal yang masih pro pemerintah RI, juga bisa dianggap pasukan Permesta.

Jadi, pendaratan pasukan RPKAD bersenjata lengkap dan siap tempur itu tetap mengandung risiko diserang.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved