Kebakaran di Tanjabtim
Warga Trauma dengan Musim Kemarau, Pemadaman Kebakaran di Kawasan Pesisir Banyak Terkendala
Bencana kebakaran masih menjadi momok bagi masyarakat Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), terutama yang berada di kawasan pesisir.
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Bencana kebakaran masih menjadi momok bagi masyarakat Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), terutama yang berada di kawasan pesisir. Beberapa faktor menjadi kendala petugas Damkar dalam pemadaman.
Akibatnya, dari beberapa kejadian kebakaran yang terjadi di kawasan pesisir tidak sedikit memakan kerugian.
Kondisi wilayah, penduduk dan keadaan bahan bangunan yang berbahan kayu dan papan menjadi faktor utama.
Dikatakan Ali (50) satu dari warga pesisir yang berada di Kecamatan Mendahara, mengatakan, hidup di atas permukaan air (pesisir) dengan berkelompok seperti yang mereka rasakan saat ini cukup berisiko jika terjadi kebakaran.
“Tidak dipungkiri kekhawatiran dan rasa cemas tentu ada melintas di benak kita terutama bahaya kebakaran,dengan kondisi seperti ini,” ujarnya.
Berkaca dari kejadian kebakaran hebat di Desa Pangkal Duri Kecamatan Mendahara beberapa waktu lalu yang berjarak beberapa kilo dari rumahnya masih terus menghantui.
Pasalnya, selain bermukim dan menetap dirinya bersama keluarga juga menjalankan usaha jual beli minyak.
“ Meski hanya menjual minyak solar namun usaha yang kami jalani ini cukup berisiko, pasalnya selain bahaya jika sudah terjadi kebakaran sangat sulit untuk dapat dipadamkan dengan cepat,” ujarnya.
Terpisah Kasat Pol PP dan Damkar Kabupaten Tanjabtim, Hendri melalui Kabid Damkar, M Nasier mengatakan kasus kebakaran rumah dan pemukiman memang menjadi permasalahan tersendiri saat ini.
Ada beberapa indikator dan permasalahan yang dicatat menjadi penyebab kendala dan kurang efektifnya dalam melakukan pemadaman di lapangan.
Diantaranya selain faktor geografis, infrastruktur juga sarana pendukung lapangan yang masih jauh dari cukup.
Pihaknya telah melakukan beberapa upaya diantaranya mengajukan pengadaan mesin pemadam di setiap desa melalui Dinas PMD. Terutama untuk desa yang masuk kategori kawasan pesisir, untuk penggunaan mesin apung jumlahnya tergantung besar desa tersebut.
Meskipun begitu, pengadaan mesin apung tersebut bukan langkah taktis untuk mengantisipasi kebakaran. jika tidak didukung dengan SDM yang menguasai serta perawatan yang rutin dilakukan.
“Kalau nanti mesin sudah ada di setiap desa bukan berarti sudah aman. Jika tidak ada SDM yang mengetahui dan memahami penggunaan alat tersebut,” jelasnya.
Hal tersebut karena kurangnya perawatan dan perhatian terhadap hal tersebut. Sehingga diperlukannya SDM khusus dan juga perhatian lebih mengingat alat tersebut akan digunakan saat saat urgen sehingga jaminan keefektifannya harus selalu dipastikan.
Selain itu ada pula beberapa terobosan untuk antisipasi kebakaran. Diantaranya memiliki tiga program bertahap, diantaranya khusus perkantoran gedung pemerintah, perusahaan dan rumah usaha.
Kebakaran di Tanjabtim, Tiga Rumah Terbakar di Mendahara Api Diduga Berasal dari Rumah Kosong |
![]() |
---|
5 Rumah Semi Permanen Terbakar di Nipah Panjang Tanjabtim |
![]() |
---|
18 Orang Korban Kebakaran Kota Raja Tanjabtim Diungsikan, Barang Selamat di Amankan Dekat TKP |
![]() |
---|
Empat Rumah Warga Terbakar di Kota Raja Tanjabtim, Kerugian Capai Rp 800 Jutaan |
![]() |
---|
Kebakaran Hanguskan Empat Rumah di Kota Raja Tanjabtim Jambi, Tidak Ada Korban Jiwa |
![]() |
---|