Ingat Thomas Cup 1984? Ini Jejak Sejarah PB Djarum yang Tak Terlupakan Sampai Sekarang
Puluhan pebulu tangkis legendaris Indonesia lahir dari 'rahim' PB Djarum. Tentu ingat peristiwa yang terjadi di Thomas Cup 1984?
GOR Jati difungsikan sebagai pusat pelatihan bagi sejumlah atlet PB Djarum yang dikriteriakan untuk pemain tunggal putra dan putri. Sedangkan, atlet yang dikategorikan untuk permainan ganda, mendapat pelatihan di PB Djarum Jakarta.
Lokasi GOR Jati di bilangan Jati, Kudus, mengemban misi PB Djarum pembangunannya menghabiskan dana Rp 30 miliar.
Bagaimana bentuknya.
Luas lahan GOR Jati yaitu 43.207 meter persegi.

Tempat ini memiliki standard internasional, bahkan disebut-sebut sebagai pusat pelatihan bulu tangkis yang terbaik di Asia.
Menariknya, kompleks GOR Jati memiliki luas 29.450 m2 terdiri dari gedung olahraga, seluas 4.925 m2 dengan 16 lapangan terbagi dalam 12 lapangan beralaskan kayu sisanya beralaskan vinil (karet sintetis) yang dilengkapi tribun penonton di kanan kirinya, serta bangunan penunjang lainnya seperti ruang pertemuan, ruang perkantoran, ruang makan, ruang fitness, ruang computer, ruang audio visual, dan ruang perpustakaan.
• Ada Apa, Tsamara Amany Tiba-tiba Bela Keponakan Prabowo, Geram Paha Rahayu Saraswati Disoal
Selain itu juga terdapat asrama atlet seluas 1.834 m2 memiliki 40 kamar terpisah untuk putra dan putri dengan kapasitas dua orang untuk setiap kamar berikut fasilitas tempat tidur dan meja belajar. Rumah pelatih yang didirikan pada lahan seluas 312 m2 juga menjadi satu komplek di GOR Jati III.
Bagaimana, menarik kan?
Perjalanan PB Djarum
1969: Karyawan Djarum mulai berlatih secara rutin di brak Bitingan Lama.
1970: Brak menjadi tempat latihan masyarakat di luar karyawan Djarum.
1972: Prestasi nasional pertama diraih Liem Swie King meraih Juara Tunggal Putra Junior di Piala Munadi.
1974: PB Djarum Kudus diresmikan, diketuai Setyo Margono.
1976: PB Djarum Semarang diresmikan. Liem Swie King mencapai All England Final, namun dikalahkan oleh Rudy Hartono.
1978: Liem Swie King menjadi pemain PB Djarum pertama yang menjuarai Tunggal Putra All England. Liem Swie King tercatat menjadi Juara Tunggal Putra asal Indonesia ketiga.
1979: Liem Swie King mengulangi sukses tahun sebelumnya dengan menjadi Juara All England lagi.
1981: Liem Swie King menjadi juara All England untuk ketiga kalinya. Kartono / Heryanto menjadi Juara Ganda Putra All England.
1982: Sarana bulu tangkis terpadu dibuka di Kaliputu - Kudus.
1984: Indonesia kembali merebut Thomas Cup. Tujuh dari delapan anggota tim Thomas berasal dari PB Djarum. Kartono / Heryanto kembali menjadi Juara Ganda Putra All England.
1985: PB Djarum Jakarta diresmikan.
1986: PB Djarum Surabaya diresmikan.
1989: Atas dukungan Christian Hadinata pusat pelatihan di Jakarta diputuskan sebagai tempat pelatihan Pemain Ganda (Putra, Putri, dan Campuran). Runner-up Kejuaraan Dunia melalui Tunggal Putra kita Ardy B. Wiranata.
1990: Terjadi unifikasi, PB Djarum Kudus dengan PB Djarum Jakarta, menjadi PB Djarum.
1991: Juara I All England melalui Tunggal Putra Ardy B. Wiranata. Ardy adalah orang Indonesia ke-4 yang mampu menjadi Juara Tunggal Putra All England.
1992: Alan Budikusuma meraih medali Emas Olimpiade. Eddy Hartono / Gunawan menjadi Juara Ganda Putra All England.
1993: Juara I All England Tunggal Putra melalui Haryanto Arbi, Piala Dunia melalui Tunggal Putra Alan Budikusuma.
1994: Juara I All England Tunggal Putra melalui Haryanto Arbi. Gunawan / Bambang Suprianto menjadi Juara Ganda Putra All England.
1995: Juara I Kejuaraan Dunia Tunggal Putra diraih oleh Haryanto Arbi.
1996: Perunggu Olimpiade Atlanta dimenangkan oleh Ganda Putra Antonius / Denny Kantono.
1997: Sigit Budiarto / Chandra Wijaya menjadi Juara Dunia.
2000: Perak Olimpiade Ganda Campuran melalui Trikus Haryanto / Minarti Timur.
2003: Sigit Budiarto / Candra Wijaya menjuarai All England.
2004: PB Djarum mulai pembangunan GOR bulu tangkis bertaraf internasional di jalan Jati - Kudus. Di atas lahan 43.207 m2. Perunggu Olimpiade Athena dipersembahkan oleh Eng Hian / Flandy Limpele.
2006: GOR Jati diresmikan

Itulah perjalanan PB Djarum sejak 1960-an hingga akhirnya audisi umum pencarian bibit-bibit ditutup pada 2020 nanti.
Salam bulu tangkis Indonesia.
Kita tunggu gelaran Thomas Cup dan Uber Cup, apakah mampu dibawa pulang tim Indonesia. ( tribunjambi.com )
• Bukan Tanpa Sebab, Ini Alasan Atta Halilintar Panggil Sang Kekasih Aurel Hermansyah Mpok Nur
• Daftar Nama 32 Danjen Kopassus Sejak 1952 sampai 2020, Ingat Misi Rahasia yang Tak Pernah Diungkap
• Mia Audina Memilih Jalan Sendiri, Awalnya Digadang-gadang Jadi Pengganti Susi Susanti