eSports Dapat Meningkatkan Kemampuan Kognitif Para Pemainnya
Bermain game biasanya digunakan sebagai rekreasi, dilakukan di waktu luang sedang eSports itu profesi yang dapat menghasilkan uang dengan bermain game
Penulis: Nurlailis | Editor: Andreas Eko Prasetyo
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Olahraga elektronik atau umumnya disebut eSports, merupakan suatu istilah untuk kompetisi permainan video pemain jamak (multiplayer), umumnya antara para pemain profesional.
eSports memang berangkat dari dunia gaming. Namun ternyata, keduanya tidak bisa disamakan.
Bermain game biasanya digunakan sebagai rekreasi, dilakukan di waktu luang sedang eSports itu profesi yang dapat menghasilkan uang dengan bermain game.
• Free Fire X Money Heist Bakal Segera Hadir, Event Banyak Hadiah, Game Mode Baru Plant Bermuda
• 10 Tahun Menanti, Zaskia Sungkar Akhirnya Hamil Anak Pertama
• Ranty Maria Diisukan Cinlok Sama Verrell Bramasta, Begini Respon Putri saat Bertemu Venna Melinda
Turnamen seperti The International Dota 2 Championships, League of Legends World Championship, Battle.net World Championship Series, Evolution Championship Series, Intel Extreme Masters, menampilkan siaran langsung serta hadiah tunai pada para pemainnya.
Aliran permainan video yang biasanya dihubungkan dengan olahraga elektronik adalah aliran strategi waktu-nyata, perkelahian, tembak-menembak orang-pertama, dan arena pertarungan daring multipemain.
Dosen Kepelatihan Olahraga Universitas Jambi, Endarman Saputra, M.Sc mengatakan bermain game dapat meningkatkan kemampuan kognitif para pemainnya.
“Berdasarkan penelitian disebutkan bahwa bermain game dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak, termasuk spatial navigation, persepsi, daya ingat, sampai pemikiran kritis. Hal ini penting dalam pendidikan dan pengembangan karir anak, karena penelitian telah membuktikan bahwa kemampuan spatial seseorang akan mempengaruhi pencapaiannya di bidang sains, teknologi, engineering, dan matematika,” jelasnya.
Tiga kemampuan kognitif yang akan meningkat jika bermain action game, pertama adalah persepsi, bagaimana seseorang memahami keadaan sekitar berdasarkan rangsangan yang diterima oleh panca indera.
Kedua adalah spatial cognition, yaitu kemampuan untuk menavigasi dalam lingkungan 3D.
• VIDEO Syuting Film The Batman Dihentikan Sementara, Robert Pattinson Positif Covid-19
• VIDEO Detik-detik Empat Wisatawan Pantai Parangtritis Yogya Terseret Ombak, 1 Orang Hilang
• Harga Ayam Potong Naik Lagi di Pasar Angso Duo Jambi, Kini Rp28 Ribu/Kg
Ketiga adalah top down attention, kemampuan untuk mengacuhkan distraksi yang ada dan tetap fokus pada satu tujuan yang telah ditetapkan. (Associate Professor C. Shawn Green, Department of Psychology, University of Wisconsin-Madison, USA).
Bagaimana dengan dampak negatif? Tentu saja ada hal-hal negatif, namun menurut Endarman Saputra sejauh orang tua dapat mengontrol aktivitas anak dan remaja dalam bermain game baik online maupun offline, maka efek negatif dapat diminimalisir.

Salah satu tim eSport di Jambi NZR G-Arsy terbentuk pada Februari 2020 lalu. Tim ini sudah mengikuti turnamen tingkat nasional dan Sumatera.
Pengelola Tim, Andreka mengatakan meskipun baru diresmikan namun para pemain sudah lama mendalami game yang biasa dipertandingkan.
“Ada rumah khusus untuk latihan bersama. Biasanya latihan teknik dan pertandingan persahabatan dengan tim luar Jambi,” ungkapnya.
Salah satu anggota tim, Meji Saputra mengatakan sudah sejak 2018 bermain game dari sekadar hobi hingga menghasilkan.