Cerita Lucu Saat Kopassus Melaksanakan latihan, Setan Tak Ditakuti Malah Sosok Ini yang Disegani

Namun dibalik itu semua, ada kisah menarik dan lucu dari kepolosan prajurit kebanggan ini.

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
ist
anggota Kopassus 

TRIBUNJAMBI.COM - Kemampuan tempur prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Indonesia memang tak diragukan lagi.

Namun dibalik itu semua, ada kisah menarik dan lucu dari kepolosan prajurit kebanggan ini.

Tribunjambi.com mengutip cerita lucu ini dari garudamiliter.blogspot yang diposting 23 April 2015 lalu.

Viral Ojol Ini Nangis Diberi Segepok Uang, Rezeki tak Terduga, Ya Allah, sampai Nyaris Berlutut

Rizki DA Akui Rumah Tangga Dengan Nadya Mustika Bermasalah, Sang Istri Sudah Lepas Cincin Nikah

FOTO-FOTO: Penggemar Miris, Betapa Kurus Chadwick Boseman, Digerogoti Kanker Parah di Akhir Hayat

 Enaknya Landing

Cerita ini berkisah tentang naik pesawat dan landing atau mendarat.

Ada seorang prajurit yang begitu bahagia saat bisa merasakan pesawat landing.

Kisah ini dituturkan Pelda Sumardi alias Mardi Rambo.

Dia seorang prajurit Kopassus yang memiliki kemampuan zeni demolisi.

tribunnews
Anggota Paskhas melakukan terjun payung (Paskhas TNI)

Mardi Rambo ini sudah 14 kali diturunkan di medan operasi.

Sebuah rekor karena biasanya rata-rata prajurit Kopassus merasakan turun empat kali di medan operasi.

Nah, suatu hari Pelda Sumardi ditugaskan ke Bosnia yang saat itu sedang mengalami konflik berdarah.

Buat orang lain, ditugaskan ke Bosnia ibarat mimpi buruk.

Namun buat Pelda Sumardi ibarat mendapat durian runtuh.

 

"Sueeneng sekali ke Bosnia. Pesawat itu take off kemudian landing. Ternyata landing itu wueenaak sekali," kata Pelda Sumardi.

Apa istimewanya landing?

Bukankah pesawat yang take off pasti landing?

Tunggu dulu, itu hanya berlaku untuk orang sipil.

Rupanya selama ini Pelda Sumardi hanya merasakan pesawat lepas landas.

Begitu pesawat di udara, dia selalu 'dibuang' alias diterjunkan dengan pesawat.

Pantas saja, pengalamannya 14 kali turun ke medan operasi.

Karena itu Mardi Rambo bahagia karena merasakan pesawat landing untuk pertama kali.

 

Gagal, tidur di kandang sapi

Di medan tugas, prajurit Kopassus harus berhasil. Jika tidak berprestasi, mereka akan ditarik pulang dan dilatih lagi.

Bahkan jika gagal lagi ada bonus spesial untuk mereka.

Pelda Suwito, salah seorang prajurit Kopassus yang berpengalaman menceritakan bagaimana kerasnya dulu para pelatih mendidik mereka.

tribunnews
Ilustrasi: Geladi bersih HUT Ke-70 Tentara Nasional Indonesia di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, Sabtu (3/10/2015).(KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO) (KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO)

"Pengalaman saya jika tugas perang Timor Timur dan tidak berhasil mendapatkan senjata musuh, sudah pasti tidurnya di kandang sapi!" kata Pelda Suwito.

Saat itu di Grup 2 Kopassus di Kartasura, banyak sapi.

Prajurit yang gagal akan ditidurkan bersama sapi.

"Dilatih lagi tiga bulan, diberangkatkan lagi enam bulan. Kalo gagal lagi, tidur sama sapi lagi," kata Pelda Suwito.

Pohon habis gara-gara lempar pisau

Lempar pisau dan kampak menjadi salah satu kemampuan yang wajib dimiliki prajurit Kopassus.

Nah soal ini ada mahaguru lempar pisau yang sangat ditakuti di Pusdikpassus Batujajar, Kapten Encun.

Tiada hari tanpa berlatih. Bahkan waktu istirahat pun dipakai Encun untuk latihan melempar pisau.

Maka para prajurit Kopassus pun bergurau.

"Gara-gara Encun latihan, pohon randu di Pusdikpassus tidak ada yang utuh. Semua habis dibabat untuk latihan lempar pisau," canda mereka.

Kapten Encun memang prajurit istimewa.

Dia mengawali karirnya sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kopassus bagian dapur.

Kini dia adalah pelatih spesialisasi tembak runduk alias sniper dan daki serbu.

Encun juga sudah menjadi pelatih Komando legendaris sejak tahun 1984.

tribunnews
Ilustrasi Kopassus ()

Tak takut setan, lebih takut pelatih

Salah satu episode paling mengerikan yang harus dialami setiap prajurit Kopassus adalah pendidikan Komando.

Fisik dan mental mereka digojlok habis sampai level nol.

Materi latihan meliputi gunung, hutan, rawa dan laut.

Rasa lelah, lapar, stres ditambah para pelatih yang menggilas mereka tanpa ampun.

Karena itu para prajurit Kopassus mengaku tak sempat merasa takut pada setan jika harus melewati medan gelap gulita di tengah malam.

Mereka lebih takut pada para pelatih yang tak kenal ampun.

"Kami tidak takut setan, lebih takut pelatih," ini jadi semacam semboyan mereka.

Pelaku Diduga 100 Orang, Penyebab Penyerangan & Pembakaran Polsek Caracas, Kronologi, Sudah 2 Kali

Ahok BTP Sempat Disemprot Fifi Lety Soal Puput Nastiti Devi, Sampai Bawa Ibu dan Status Ajudan Vero

Hotman Paris Bagikan Foto Jaksa Pinangki Makan di Resto Termahal di New York, Saya Kalah

Namun tentu tak ada niat buruk dari para pelatih ini selain mendidik para prajurit agar menjadi pasukan komando tangguh berotot kawat dan mental sekeras batu.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved